Jumat, 21 Agustus 2009

OMEGA Flightmaster Manual Wind Cal.911

Omega Flightmaster (FM) sejatinya dibuat untuk para penerbang karena itu dinamakan Flight master. Namun pada banyak bukti sejarah berupa foto, ternyata jam ini juga banyak digunakan oleh para profesional lain. Gambar diatas adalah Alexei Leonov, salah seorang kosmonot Rusia, terlihat mengenakan Omega Flightmaster (FM) selama training sebagai salah satu awak dalam program kerjasama Amerika dan Rusia ASTP (Apollo-Soyuz Test Project). Belum bisa dipastikan apakah Omega FM tersebut juga dikenakan saat berada di ruang angkasa karena saat foto lain diambil dalam kabin pesawat, dia terlihat mengenakan Omega speedy pro sebagai jam resmi NASA.

Omega FM diyakini sebagai salah satu jenis Omega yang tinggi nilai kolektibilitasnya, bersama dengan Omega Speedy Pro Pre Moon dan Seamaster diver 300m vintage. Karena itu nilai jualnyapun selalu tinggi. Omega ini merupakan salah satu varian dari seri Speedmaster yang termasuk dalam tipe Pilot yang dibuat mulai tahun 1969 sampai awal tahun 70-an. Tipe ini adalah varian terakhir yang dibuat oleh Omega yang mendesain jam mekanikal khusus untuk pilot.
Omega FM mengeluarkan 2 versi dengan penggunaan 2 kaliber movement yang berbeda. Generasi pertama menggunakan penunjuk am pm pada sub register. Omega FM yang saya miliki sering disebut sebagai generasi kedua dengan nomor ref. 145.036

Movement dari FM ini sama dengan seri speedmaster pro Cal.861. Perbedaan hanya pada penambahan fungsi GMT yang ditunjukkan dengan jarum berwarna biru. Jarum GMT ini dapat digerakkan secara independen dengan menggunakan crown yang terletak di posisi angka 10. Pada bagian dalam terdapat inner bezel yang menunjukkan pemaigian waktu dalam satuan 60 menit yang dapat berputar. Untuk menggerakkan inner bezel menggunakan crown yang terdapat di posisi angka 8.30.
Omega membuat perbedaan warna pada crown untuk menunjukkan fungsi sekaligus memudahkan bagi para pemakai untuk mengetahui fungsinya. Crwon untuk pemutar jarum GMT diwarnai sesuai dengan warna jarum GMT yaitu biru, sedangkan warna untuk pemutar inner bezel berwarna hitam, sesuai dengan warna inner bezel. Sedangkan untuk kenop chronograph dibuat 2 warna yaitu kuning dan orange. Jarang sekali omega FM yang masih utuh semua warna yang terdapat ada crown dan kenop. Biasanya sudah hilang karena faktor usia atau diganti dengan kenop atau crown tipe baru.



Casing FM ini dibuat seperti model kerucut terpotong atau seperti bentuk gunung terpotong dan bentuk ini biasanya disebut sebagai 'volcano case'. Caseback terdapat grafir bentuk pesawat terbang. Rantai yang dipakai memiliki lebar lugs 22mm dan tidak banyak jenis Omega yang menggunakan rantai dengan lebar lugs seperti ini. Dalam beberapa brosur Omega lama tidak semua FM menggunakan rantai, juga terdapat Omega FM yang menggunakan tali kulit.

Bagi saya sendiri jam ini merupakan salah satu 'jam impian' kaena selama ini saya hanya bisa melihat melalui gambar di internet. Salah satu hal yang saya sukai dari FM ini adalah kondisi dialnya yang masih tuh dan mulus. Dial bagian tengah berwarna abu-abu tua cenderung ke arah coklat. Jarum warna orange sudah mulai sedikit pupus dan berubah warna kearah kekuningan. Diameter jam ini cukup besar yaitu 42,6mm tanpa crown dan tinggi sekitar 52,25mm. Tebal jam 15,6mm dengan berat 139 gram. Dengan dimensi dan berat seperti ini mungkin akan tidak terasa nyaman bagi orang yang kurus atau pergelangan tangannya kecil.

Sabtu, 08 Agustus 2009

ROLEX Submariner 16610 Ca.2008

Salah satu 'my dream watch' adalah Rolex Submariner Date. Entah kenapa, setiap kali ada orang yang pakai Rolex ini saya selalu ingin lihat terus karena memang klasik sekali desainnya sekaligus gagah. Karena harganya yang tinggi (terutama yang vintage) akhirnya keinginan itu baru bisa terlaksana beberapa hari lalu.

Sebelumnya saya memang sudah memiliki sebuah Rolex Submariner No date (14060M) produksi tahun 2003 dan saya juga suka sekali dengan jam itu. Tapi, tetap tujuan utama saya adalah memiliki sebuah Rolex Submariner Date. Saya tahu salah seorang sobat saya memiliki jam ini saat mengunjunginya beberapa bulan lalu. Rolex Submariner yang dia miliki keluaran tahun 2008 dan tidak pernah dipakai sejak beli! dan hanya ditaruh saja dalam box-nya. "Seneng aja liatnya!", begitu jawabnya saat saya tanya kenapa beli tapi tidak dipakai.

Suatu kali saya memberanikan diri untuk kemungkinan saya meminang jam itu untuk saya miliki dan jawabannya sungguh menyenangkan. "Boleh saja pak. Bilang saja kapan bapak mau dan nanti jamnya saya bawa..". Wah, sip tenan! sekarang tinggal bagaimana untuk mengumpulkan 'amunisi' agar secepatnya bisa membawa jam ini pulang. Dengan terpaksa saya merelakan Rolex Submariner No date saya jual agar bisa untuk menambah dana pembelian jam impian saya ini. Kemudian karena ternyata masih kurang (karena saya mengambil jam Rolex lain juga..), dengan beat hati beberapa koleksi kesayangan berpindah pemilik.

Akhirnya, minggu lalu jam ini berhasil saya bawa pulang! kondisi jam seperti baru bahkan segala segel plastik dan barcode masih menempel pada jam ini. Walapun sayang, tapi karena jam ini mau saya pakai ya terpaksa segala segel itu saya buka..dan whollaa! bagus bangett!...

Karena Rolex ini merupakan produksi terbaru, maka ada perbedaan pada inner ring-nya. Pada iner ring terdapat rulisan ROLEX yang melingkar. Tanda ini tidak terdapat pada Rolex sebelumnya. casing jam terbuat dari baja 904L yang sangat tahan terhadap korosi. Jenis baja ini banyak digunakan pada industri kimia yang memiliki standar tinggi terhadap pengaruh zat kimia termasuk juga korosi. Dengan diameter 40mm, jam ini terasa sangat idel besarnya bagi sebuah jam sport. Tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil. Pas!

Pada caseback masih terdapat segel sticker plastik dari Rolex. Untuk jam-jam keluaran baru, olex tidak lagi menggunakan segel hologram berwarna hijau yang ditempel pada caseback dan diganti dengan segel plastik transparan. Pada claps masih juga menempel segel plastik berwarna merah. Gambar dibawah adalah perbandingan antara 2 buah jam Submariner non date dan date. Kedua jam tersebut keluaran tahun yang saa yaitu 2008. Sama gagah-nya!

Target berikutnya...hmmm..mungkin Rolex Explorer dial putih! nabung lagiii...

Jumat, 07 Agustus 2009

ROLEX 1675 GMT Master Ca.1979

Sudah lama sebenarnya saya punya keinginan untuk setidaknya memiliki satu saja Rolex sport vintage. Tapi karena harga saat itu untuk sebuah Rolex sport vintage jauh dari jangkauan kantong, maka keinginan selalu tertunda. Di saat yang tidak disangka salah seorang teman baik saya yang memiliki sebuah kios jam memberikan saya jam ini: Rolex GMT 1675 produksi tahun 1979. Saat saya lihat saya kira itu adalah GMT keluaran tahun 80-an karena kondisinya masih sangat bagus.

Teman saya bilang bahwa Rolex ini kondisinya memang masih sangat bagus dengan kondisi rantai masih utuh belum terpotong. Kondisi dial dengan finishing matte black dengan indeks dot berwarna putih, masih sangat bagus begitu juga dengan jarum jam, menit dan detik. Rolex ini sering disebut sebagai Rolex Pepsi karena warna bezel yang terdiri dari 2 warna yaitu merah dan biru. Warna biru untuk menunjukkan waktu malam dan dini hari, sedangkan warna merah menunjukkan waktu pagi, siang dan sore hari.

Kondisi bezel masih sangat baik dan warnanya belumlah pudar, kemungkinan bezel ini sudah diganti pada saat jam ini di service di RSC (Rolex Service Centre). Casing terutama bagian dalam dan caseback belum ada tanda-tanda keropos seperti yang biasa dialami oleh jam-jam vintage. Ini juga salah satu bukti kalau si pemilik awal merawat dengan baik jam ini.

Tipe Rolex GMT master terutama yang vintage banyak diburu oleh penggemar jam antik sebagai salah satu jenis jam yang kolektibel. Bahkan GMT master generasi sebelumnya dengan bentuk crown guard meruncing (pointed crown guard) harga-nya bisa jauh melampaui harga GMT master keluaran baru. Karena itu salah seorang rekan saya bilang sebaiknya kalau mau menyimpan Rolex sport vintage yang value-nya akan baik di masa depan, salah satunya adalah menyimpan Rolex jenis ini (1675). Kecenderungan harga-harga Rolex GMT vintage di pasar lar negeri sudah mulai menaik lagi setelah sempat turun karena efek dari krisis global.

Jam ini memang menjadi salah satu Cult Desain pada dunia horology karena itu desainnya bisa menjadi klasik dan tidak hilang ditelan jaman. Herannya, tipe GMT master vintage yang lebih disenangi apabila kondisinya sudah terlihat menua dengan perubahan warna pada bezel dan dial. Kaca mika pada jam ini juga membuat aura jam menjadi lebi klasik dan 'hangat'.




Rabu, 05 Agustus 2009

Why IIII instead of IV?

Sebuah pertanyaan yang menarik dan memang patut ditanyakan karena dirasakan tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku umum. Penggunaan bentuk IIII banyak diadopsi (bahkan mungkin semua) produsen jam dunia. Kenapa IIII? bukankah angka 4 biasanya ditunjukkan dengan bentuk IV?
Sebuah cerita mengisahkan seorang Clockmaker membuat jam khusus untuk seorang Raja Perancis saat itu yaitu Louis XIV. Saat ditunjukkan jam buatannya tersebut, sang Raja menolak dan meminta agar angka 4 dibuat dalam bentuk IIII dan bukannya IV seperti yang dibuat oleh Clockmaker itu. Walaupun sudah dijelaskan kebenarannya, sang raja tetap bersikeras agar bentuk diganti dengan IIII. Akhirnya Clockmaker menyetujui dan sejak saat itu hampir semua jam menerapkan bentuk IIII daripada IV untuk penunjuk jam 4.

Itu mungkin hanyalah sekedar cerita, namun memang kenyataannya sampai saat ini hampir semua jam di dunia menggunakan bentuk IIII sebagai penunjuk angka 4. Penjelasan lebih logis adalah berdasarkan dari sisi estetika. Sebuah jam dengan penunjuk angka Romawi akan terdiri dari bentuk I, V dan X yang tersebar. Apabila angka 4 dibuat dengan bentuk IV, akan terjadi 'ketidak-seimbangan' dari sisi estetika antara bagian kiri dial dan kanan dial. Bentuk VIII pada sisi kiri berhadapan dengan bentuk IV pada sisi kanan. Bentuk VIII dirasakan 'lebih berat' daripada bentuk IV, dan agar terjadi keseimbangan maka bentuk IV diganti dengan IIII.
Alasan lain penggunaan IIII dipilih daripada bentuk IV adalah dari sisi pemaknaan. Dalam Bahasa latin penggunaan bentuk IV tidak digunakan karena simbol IV merujuk pada salah satu Dewa orang Romawi yaitu Jupiter yang sering disingkat sebagai JU. Huruf J pada Bahasa Latin ditunjukkan dengan bentuk I sedangkan huruf U ditunjukkan dengan bentuk V, karena itu IV sama dengan makna JU yang berarti Jupiter. Karena itu sangat dihindari penulisan IV di tempat-tempat umum yang dianggap 'tidak terhormat'.
Apapun alasannya, kalau dilihat memang terasa lebih 'pas' menggunakan bentuk IIII daripada IV. Atau karena saya selalu lihat pakem seperti ini ya makanya saya bilang lebih 'pas'?