Sabtu, 02 Januari 2010

Phase-Phase dalam mengumpulkan Arloji Antik: Phase 1

Kegemaran saya dalam mengumpulkan jam tangan antik bermula pada tahun 1997. Saat itu saya diberi sebuah jam merk Titus antik dalam keadaan masih bagus. Saat itu saya heran sekaligus takjub, karena jam itu jarum detiknya tidak berdetak tapi bergulir dengan halus. Ketakjuban saya bertambah setelah saya buka case back jam itu ternyata tidak ada batre-nya seperti jam lain, melainkan sekumpulan parts yang bergerak mekanik secara teratur. Bagi saya, pergerakan mekanis parts itu begitu menyenagkan untuk dilihat dan dikagumi. Apalagi setelah saya tahu bahwa jam itu dibeli pakdhe saya pada tahun 1951 seharga Rp.50. Sejak saat itu kegandrungan terhadap jam-jam antik semakin tinggi dan berubah menjadi sebuah hobi yang menggairahkan.
Posting kali ini saya ingin menceritakan sebuah pengalaman dari diri saya mengenai hobi ini. Karena saya lihat ada beberapa rekan yang kelihatannya memiliki fase-fase yang sama dengan yang saya alami. Posting ini hanyalah pendapat pribadi dan saya yakin banyak dari anda yang memiliki pendapat dan pengalaman berbeda dengan yang saya alami.
Fase 1: Eforia perburuan dan mengumpulkan jam antik

Memang 'kegilaan' akan jam antik semakin tinggi karena jam antik bukan lagi dipandang sebagai penunjuk waktu, tapi bisa juga sebagai bukti sejarah dari masa lalu, perkembangan desain dan teknologi,ostalgia terhadap suatu masa dan salah satu penanda suatu perubahan peradaban. Karena itu saat awal mengoleksi sampai sekarang masalah akurasi bukanlah merupakan prioritas utama saya dalam memilih jam antik untuk dimiliki. Kalau dapat jam antik yang akurasinya masih bagus ya syukur kalau nggak (tapi masih wajar) ya ok-ok saja. Mungkin dulu prinsip saya adalah AAS (Asal Antik Sikaattt!).

Merek-merek awal yang sering saya temui, dapatkan dan miliki adalah dari merek Titoni dan Titus. Kayaknya merek jam ini adalah merek 'sejuta umat' karena sejak dulu sampai sekarang masih saja banyak dan mudah dijumpai. Alangkah gembiranya dulu saat mendapatkan sebuah jam Titus atau Titoni yang masih dalam keadaan jalan apalagi produksi tahun 50-60an. Dengan harga yang sangat terjangkau (untuk ukuran pegawai baru) dan desainnya menarik. Entah berapa banyak jam-jam dari kedua merek ini yang keluar masuk dalam koleksi saya dulu.



Kegemaran dan semangat mencari dan mengumpulkan jam antik yang masih tinggi membuat saya sering sekali keluar masuk pasar di kota manapun saya ditugaskan saat tugas kantor. kalau teman kantor lain biasnya tanya dimana tempat makan yang enak saat bertugas di sebuah kota, saya malah tanya "mas, dimana letak pasar besar ya?". Karena memang seringkali jam-jam antik itu saya dapatkan di pasar-pasar besar di kota-kota, karena saat itu saya tidak tahu tempat lain (toko atau kolektor) yang memiliki jam-jam tersebut. Perubahan lain yang saya tidak sadari adalah selalu melihat ke pergelangan tangan orang lain untuk bisa melihat jam apa yang mereka pakai. kalau jam yang dipakai jam baru, maka mata langsung berpindah. Tapi kalau yang dipakai adalah jam antik dan kebetulan kita tidak pernah lihat, maka mata kita akan seringkali tanpa sadar melihat ke tangan tersebut. Dalam sebuah meeting dengan klien, saya melihat terus ke tangan salah seorang peserta meeting karena saya senang dan kagum dengan jam yang dia pakai. Jam nya sederhana, dial warna hitam, pasti antik, dan penampilannya sangat enak untuk dilihat. Mungkin karena merasa dilihat terus, maka pada saat break dan kebetulan kami berbincang, dia langsung bilang "Ini Rolex date 1500 mas, dikasih dari bapak saya yang beliau beli tahun 1968..". Waduh pantessss bagus!. Sebagai pegawai baru yang baru belajar mengoleksi jam antik, merek Rolex sepertinya sudah merupakan merek yang tak terjangkau (saat itu sih memang ya nggak bisa terjangkau oleh saya..), karena itu saya hanya bisa mengagumi dari jauh saja.
Merek lain yang juga sering saya jumpai adalah MIDO. Ini juga salah satu dari jam 'sejuta umat' yang sampai sekarang pun masih banyak dijumpai. Saya ingat sekali saat mendapatkan jam Mido Chronometer pertama saya, bangganya luar biasa. Bagi saya, merupakan pencapaian yang sudah luar biasa mendapatkan sebuah Mido chronometer yang masih bagus lengkap dengan rantainya yang saya beli dari sebuah tempat service jam di Pasar Beringhardjo Yogya. Jam itu kemana-mana saya pakai dan saya jelaskan kepada siapapun yang tanya (dan yang tidak tanya) mengenai jam itu. Kemudian setelah agak lama mungkin bosan, akhirya saya beralih untuk mencari MIDO multifort yang lebih antik lagi. Dan pernah memiliki sampai beberapa buah. 3 buah contohnya ada di gambar di bawah.

Jam antik unik yang pernah saya miliki dan saya bangakan adalah 2 buah jam rusia yang saya dapatkan dari seorang rekan penggemar jam antik juga. Saya banga dengan jam ini karena desain dialnya beda daripada jam lain. Yang pertama bergambar 'palu arit', bintang merah dan tulisan 'The Party is Over' dan jam kedua gambar kepala-nya Gorbachev. Jam ini sempat agak lama saya simpan dalam koper sampai akhirnya berpindah tangan untuk dirawat oleh sesama penggemar jam antik. jam rusia ini adalah sebuah contoh jam antik yang merupakan 'saksi sejarah' dalam sebuah perubahan jaman. Merupakan sebuah jam yang berisi propaganda dari pmerintah Uni Soviet.

Karena prinsip saya dalam mengoleksi waktu itu masih Asal Antik Sikat, maka jam-jam dalam koleksi saya terdiri dari banyak merek baik merak Jepang, Amerika, Rusia maupun Swiss. Jenisnya pun macam-macam, dari dress watch sampai sport. Saya ingat sekali saat jumlah jam yang saya simpan sudah mencapai angka 15, istri saya mulai buka suara. "Jam banyak banget kok nggak ada yang bagus sih? mbok ya dijual2in aja ganti yang bagusan dikit!". Tapi karena kecintaan saya pada jam antik begitu tinggi, maka ucapan itu tidak saya hiraukan dan koleksi saya semakin bertambah dan bertambah terus....herannya, istri malah tidak pernah ngomel lagi. Mungkin capek ya karena diomelin juga nggak mempan sih.. :-).


BERSAMBUNG...

Rabu, 30 Desember 2009

2009 Year End Gift from My Wife!: G Shock DW6900 MS

Tanggal 30 Desember 2009, saat menjemput istri saya pulang dari kantor, dia memberikan tas plastik ini kepada saya. "hadiah akhir tahun.." katanya. Kalau lihat tas plastiknya saya sudah yakin ini pasti G Shock karena dia tahu kalau saya juga penggemar G shock. Dan ternyata benar! malah lebih dari ekspektasi saya sebelumnya..!


Entah kenapa saya merasa antusias dengan jam G shock walaupun untuk memakainya sangat jarang sekali, mungkin bisa sekali dalam beberapa bulan. Kesukaan saya terhadap G shock ditularkan oleh rekan sesama penggemar jam yang rumahnya dekat dengan rumah saya. Memang tidak semua jenis G shock saya koleksi, tapi tipe-tipe khusus atau yang unik saja. Seperti halnya yang satu ini: DW6900 MS (military inspired Series). Saya suka tipe MS ini karena penampilannya yang totally black matte (kecuali LCD), warna hitamnya doff dan bukan mengkilat. Casio memberikan warna ini untuk menguatkan kesan military look jam secara keseluruhan. Sebelumnya saya sudah memiliki seri DW5600 MS (klasik) dan Frogman Rusty in Black, namun karena saya lihat tipe Frogman sama sekali tidak nyaman saya pakai (saya juga belum PD pake jam segede Gaban gitu), akhirnya saya jual ke seorang rekan.

DW 6900MS ini mulai dipasarkan secara international pada 4 Februari 2009. Pada awalnya tipe ini dinamakan "Military Concept", kemudian berubah menjadi "G Force: Military Inspired" dan akhirnya berubah lagi menjadi "Military Inspired Series" dan disingkat dengan MS. Tipe DW 5600MS dan DW 6900MS mengadopsi finishing MBRE atau "Matte Black Red Eye" untuk desain dialnya, sedangkan LCD dibuat dengan finishing "stealthty negative display" dengan backdrop warna hitam dan bentuk angka digital yang terang. Kalau dilihat pada siang hari wajah G shock ini terlihat sangat hitam dan mungkin ini akan merepotkan kalau kita hendak melihat jam digitalnya.

Elemen desain pada wajah LCD menggunakan warna merah, padahal apabila lampu LCD dinyalakan warna yang terlihat adalah warna biru dan hijau. Eelemen warna merah ini ternyata pas dengan warna dominan yang black matte.


Semua komponen jam kecuali case back, berwarna hitam. Tang buckle jam ini juga berwarna hitam namun tidak matte melainkan glossy (mengkilat). Salah satu ciri khas G shock Military Series adalah pencantuman angka pada strapnya yang menggunakan model angka yang sering digunakan pada militer, Untuk DW6900 MS ini angka yang tercantum adalah 1289. Sampai saat menulis ini, saya tidak tahu apa makna angka yang berbeda pada strap seri Military Series.

Beberapa rekan yang membaca posting saya mengenai DW5600 MS menanyakan dimana bisa membeli jam G shock tipe ini karena banyak toko casio di jakarta didatangi untuk bisa membeli G Shock MS tapi jawabannya selalu tidak ada atau habis. Saya juga heran kenapa tipe ini tida semudah tipe lain yang populer seperti Master G dll. G shock DW5600 MS saya malah dapatkan di sebuah toko jam di Yogya, saya cari di agen Casio, kaskus dan toko-toko jam di Melawai dan pasar baru tetap saja tidak ada.



Sabtu, 26 Desember 2009

Kencan bersama Agen M...

Biasanya setiap akhir tahun atau awal tahun beberapa rekan sesama penggemar jam antik berkumpul untuk saling tukar info, bahas jam dan update koleksi terbaru. Tahun ini, karena kesibukan dan waktu yang mendesak akhirnya hanya saya dan Agen M yang bisa ketemu di sebuah rumah makan di Casablanca. Seperti biasa saya selalu lebih dulu datang dan karena bengong, saya foto-foto saja sendiri. Foto diatas sengaja saya tampilkan karena ada beberapa email dan sms yang ingin tahu wajah ngganteng saya itu kayak apa sih, karena kalao foto yang keliatan cuma tangannya aja atau foto dari samping. (hmm kayaknya saya perlu ganti kamera nih karena pake kamera ini saya jadi kelihatan gemukan...).

Dari beberapa jam yang saya bawa, saya coba 2 buah jam untuk saya foto di lantai 2 restoran itu yang cahaya mataharinya cukup banyak. Yang pertama adalah Rolex GMT 1675 Nipple dial yang saya letakkan diatas tissue. Kondisi dial bagus sekali dan kombinasi warna bezel juga sangat serasi dengan warna coklat dial.

Yang kedua adalah Panerai Radiomir PAM 210. Merupakan tipe basic dari seri Radiomir dengan diameter casing 45mm. Yang sangat saya sukai dari jam ini adalah desainnya yang sederhana dan klasik, terutama finishing dial yang bertumpuk (sandwich dial) dan warna dial yang hitam doff (tidak mengkilat). Kelihatan lebih elegan dan klasik saat dipadukan dengan strap croco hitam juga. Mak nyos!
Setelah lama menunggu dan perut kembung karena kebanyakan minum es, akhirnya sang teman kencan muncul juga. Ternyata dia baru saja selesai meeting penting di tempat lain. Apa yang dia bawa ke tempat meeting selain dokumen meeting?..walah-walah..ternyata sekian belas jam antik yang ditaruh rapi dalam sebuah kantong khusus. Setelah basa-basi yang nggak penting (kami berdua juga menyadari ketidak-pentingan basa basi itu), agen M mengeluarkan kantong sakti dari tasnya dan dijembreng (maaf bahasa Indonesia-nya 'jembreng' nggak ketemu yang pas) di atas meja.
Foto dibawah adalah gambar dari helicopter view mengenai kondisi meja yang kami pesan siang itu. Ada sekitar 23 buah jam (termasuk yang kami pakai) yang kami bahas siang itu yang merupakan hasil akuisi terbaru sejak terakhir ketemu.

Yang pertama ini sebenarnya bukanlah 'pendatang baru' karena sudah beberapa kali saya lihat dan age M bawa setiap ketemu. Mungkin karena ke-dua jam ini merupakan jam kesayangan dia makanya dibawa terus. ebuah Rolex Date 1500 yang termasuk dalam generasi pertama dan kedua Omega constellation Calendar. Kedua jam ini dalam kondisi yang sangat baik dan original.

Agen M termasuk orang yang beruntung dalam kepemilikan Seiko Bullhead karena selalu dapat terus dan kondisinya juga seringkali bagus-bagus. Sudah beberapa kali juga saya mendapat limpahan jam seperti ini dari dia, dan masih juga dapat lagi dan lagi...
Kondisi kedua bullhead ini sangat bagus terutama yang hitam!

Lagi-lagi jam kebanggan Agen M dan layak kalau dibanggakan karena kondisinya yang buagus banget. Ini salah satu Rolex GMT 1675 terbaik yang pernah saya temui. Indeks-nya sudah menguning bertambah seksi secara penampilan keseluruhan. Kondisi lugs masih tebal dan belum pernah kena mesin poles. Di case back masih terdapat sticker kertas 1675 yang masih jelas terlihat.
Siang itu kebetulan saya dan Agen M membawa jam yang sama: Rolex GMT 1675 nipple dial. Perbedaan hanya pada bezel gmt yang berbeda warna. Keduanya dari tahun yang sama 1972 dan kondisi yang sama bagusnya juga. Bagi saya pribadi, gmt nipple dial ini lebih cantik kalau dipadukan dengan tali kulit darpada dengan rantai kombinasinya. Karena dengan tali kulit jadi lebih low profile dan kalem.

Foto di bawah adalah jajaran jam dengan material gold capped dan steel kecuali 2 Rolex GMT yang di pinggir. Dari ki-ka: Hamilton, Omega bumper cal.351, Omega cal.503 rose gold, Rolex 1550, Omega connie cal.751 dan 2 Rolex 1675.

Rolex gold capped dibawah adalah dari varian rolex date dengan basic desain seri 1500. Yang unik dari jam ini adalah warna dial yang semu ke abu-abuan dan setelah dikombinasikan dengan material gold ternyata tampil menarik dan unik. Sangat jarang saya menemui kombinasi warna seperti ini pada sebuah ja Rolex.

Kedua Omega Connie di bawah memiliki movement yang sama yaitu Cal.751. Caliber ini merupakan caliber yang sering diikutkan dalam uji chronometer dan banyak digunakan untuk tipe Constellation. Connie gold capped di sebelah kiri merupakan tipe C-Shape karena desainnya mirip huruf C yang dihadapkan. Desain ini dibuat oleh Gerald Genta khusus untuk Omega. banyak digunakan oleh Omega pada tahun 70-an. Desain sebelah kanan sering disebut sebagai Modern Connie. Desain yang lebih besar dan gemuk serta detail tambahan berupa bezel white gold bergerigi dan penggunaan jarum berwarna hitam. Ini adalah Connie modern terbaik yang pernah saya lihat karena serat casing masih jelas terlihat, mika yang masih original dengan jendela day-date yang lebar dan kondisi keseluruhan yang nyaris perfect!

Dalam sebuah milis jam antik, agen M pernah menampilkan caseback sebuah Grand Seiko antik. Nah, siang itu ternyata jam itu dibawa. Cuantikkknya pol! mungkin karena saya penggemar berat seiko antik karena itu saya suka sekali dengan desain dan warna Grand Seiko ini. Memiliki movement manual winding 4520 high-beat 36,000 bph, salah satu movement terbaik Grand Seiko. Diameter casing juga lebih besar dari seiko biasa, gold capped dan warna dial yang sudah mulai berubah merata, antik tapi sekaligus cantik! karena masih dalam status 'rahasia' maka saya tampilkan separuh mukanya saja. Grand Seiko antik sangat sulit didapat di sini karena memang jam ini mungkin dulunya tidak pernah dijual diluar Jepang. Nilainya di ebay semakin lama semakin tinggi.

Saya selalu geli melihat foto dibawah. Saya coba bandingkan dimensi sebuah Radiomir dan Omega antik. Kalau dianalogikan radiomir itu seperti anak obesitas yang kelebihan berat badan dan omega itu seperti seorang tua yang kalem dan berwibawa. Warna dial sama-sama hitam doff. Radimor keluaran tahun 2006 sedangkan Omega dari awal tahun 60-an. Kalau terbiasa mengenakan Panerai, tentu akan aneh sekali saat pakai omega yang diameternya hanya 35mm. Tapi saya akui Omega dengan cal.565 ini sangat kuat aura klasiknya..

Hari itu kencan berakhir menjelang jam 4 sore karena saya harus menjemput istri dan Agen M harus berkunjung ke rumah saudaranya. kemungkinan akan dilanjutkan pada kencan-kencan berikut dengan member yang lainnya juga.

Rabu, 23 Desember 2009

OMEGA Seamaster Rose Gold Capped

Entah sudah berapa bulan saya tidak pernah lagi menjumpai omega antik dalam kondisi yang bagus (menurut standar saya), entah memang kondisi bagus itu sulit dijumpai atau karena semakin banyak penikmat dan pemburu jam antik sehingga jam-jam omega (dan merek lainnya) semakin sulit untuk bisa didapat. jadi informasi sekecil apapun mengenai keberadaan omega yang baik dan bersih akan selalu di follow up. Seperti halnya pada suatu siang minggu lalu. Sebenarnya informasi keberadaan omega ini sudah saya terima beberapa hari sebelumnya namun karena masih berada diluar kota, akhirnya saya minta teman saya tersebut untuk menyimpannya untuk saya.

Omega ini adalah Seamaster date yang menggunakan automatic movement Cal.503. Yang membuat saya deg-degan adalah Omega ini ternyata memiliki dial hitam dan finishing rose gold capped yang masih dalam kondisi sangat baik. Bagi saya, kombinasi warna rose gold dan hitam sungguh indah, mewah sekaligus elegan.

Semua komponen dan tulisan pada dial berwarna rose gold, dari mulai indeks batang, logo, jarum (jam, menit dan detik) serta tulisan semua berwarna sama. Tidak seperti seri 503 lain yang saya miliki, bentuk jarum jam ini berbeda. Bentuknya lebih formil dan sederhana. Jarum jam ini juga terbuat dari rose gold dan biasanya memang digunakan hanya pada tipe-tipe jam solid gold atau gold capped sejak tahun awal 60-an. Untuk yang berwarna silver mulai banyak digunakan pada tipe-tipe de-ville dan constellation pada tahun 70-an. Bentuk jarum jam yang lazim bagi Omega 503 terutama generasi-generasi awal adalah dauphine hands atau jarum berbentuk tombak.

Salah satu ciri khas jam Omega dengan heavy lugs (lugs yang berdesain gemuk) dari tahun 50-60an adalah bentuk crown yang tidak bulat sempurna tapi berlekuk-lekuk. Ada yang bilang crown ini namanya kenop model belimbing. Bentuknya agak besar dan tebal, sesuai dengan desain lugs yang gemuk. Crown ini juga berlapiskan rose gold dan dalam kondisi yang sempurna. Mika jam masih original Omega dan logo Omega yang berada di tengah-tengah mika masih bisa dilihat dengan jelas tanpa bantuan kaca pembesar. Kondisi mika secara umum masih bagus dan belum terlihat goresan yang dalam.

Caseback masih terlihat bagus dan logo sea-monster masih terlihat tegas sebagai bukti belum terkena polesan mesin yang bisa membuat embossed logo menjadi tipis. Movement dalam keadaan baik, namun ada berkas-berkas kotor yang belum sempat dibersihkan seperti terlihat pada bandul rotor.

Diameter jam ini tidaklah besar hanya sekitar 35mm tidak termasuk crown. Karena itu mungkin tidak cocok dipakai oleh orang yang berlengan besar. Omega ini terlihat begitu klasik dan menarik terutama setelah lapisan rose goldnya di bersihkan dengan menggunakan bedak Fanbo, yang dapat membuat kilau emas menjadi lebih cerah. Jarang sekali saya menemui jam Omega dengan dial hitam dan kombinasi rose gold. Seorang rekan pernah memiliki jam yang mirip dengan tipe Constellation. Sungguh cantik connie dengan rose gold dan dial hitam dan menurut saya very are! karena itu tidak heran teman saya tersebut menyesal telah menjualnya ke orang lain dan kini dia rela membeli kembali jam cantik itu dengan harga 2 kali lipat!