Minggu, 06 Mei 2012

Bersyukurlah Indonesia Miskin

“Bersyukurlah kita hidup di Indonesia yang miskin!”

Berbeda dengan negara di Amerika Utara, Eropa, Jepang, Australia. Kita sebagai negara yang miskin, sebagian besar rakyat kita berpenghasilan rendah, hidup pas-pasan, berpendidikan pas-pasan. Hanya segelintir rakyat Indonesia yang bisa memperoleh gelar sarjana. Dari statistisk yang ada di DIKNAS Dari 6 juta anak yang masuk SD setiap tahun, hanya 600.000-an yang akan memperoleh gelar sarjana. 

Konsekuensinya memang cukup seru. Kita sebagai bangsa harus berfikir keras untuk dapat membuat 200 juta bangsa ini menjadi pandai. Mencari solusi supaya bisa banyak orang pandai dalam waktu singkat, dengan biaya yang murah. Internet & telekomunikasi mungkin bisa menjadi solusinya. Tapi kita harus berfikir keras memberikan solusi akses telekomunikasi & Internet yang murah. 

Terus terang, kebanyakan solusi yang di tawarkan oleh negara maju untuk memberikan akses murah sebetulnya tidak cocok untuk Indonesia.  Menggunakan logika sederhana saja,

“Solusi orang miskin pasti beda dengan solusi orang kaya”

Orang kaya cenderung, apa-apa beli, apa-apa membayar orang, apa-apa harus bagus. Orang miskin biasanya mempunyai karakter yang sangat berbeda. Orang miskin akan cenderung membuat apa-apa sendiri, kalau bisa dengan alat-alat yang sederhana. Kita mau tidak mau harus berinovasi, harus kreatif dalam mencari solusi yang kita butuhkan. Yang sering kita tidak sadar, (jika berhasil) keberhasilan Indonesia dalam memberikan akses telekomunikasi & Internet murah sebetulnya bisa menjadi contoh bagi banyak negara berkembang lain di dunia.

“Bersyukurlah kita hidup di Indonesia yang miskin!”

Indonesia mungkin “miskin”, tapi bukan berarti Indonesia tidak pandai, tidak mampu, ketinggalan jaman. Dari data-data yang ada, walaupun katanya Indonesia miskin, saat ini ada

100+ juta pengguna handphone
30+ juta pengguna internet
2+ juta blogger
Ranking ke dua pengguna facebook di dunia
Pembuat trending topik di twitter.
Negara dengan RT/RW_net terbesar di dunia.
Negara yang menggunakan twitter untuk mobilisasi ribuan relawan bencana alam #jalinmerapi.
Dll.

Dahsyat sekali! Bahkan India, Cina yang kategori-nya masih agak negara berkembang kalah oleh Indonesia!

Semua ini tentunya di dukung oleh banyak innovasi yang di kembangkan oleh rakyat Indonesia, yang di adopsi oleh banyak rakyat Indonesia lainnya, yang di putar menggunakan uang rakyat. Tanpa utangan bank dunia, kadang-kadang tanpa bantuan APBN. Beberapa contoh innovasi bangsa Indonesia yang sulit di tandingi oleh negara-negara berkembang maupun maju, seperti,

WARNET – tidak banyak negara di dunia yang mempunyai jumlah WARNET seperti Indonesia.
RT/RW-net – ini hanya ada di Indonesia.
Antenna Wajanbolic e-goen – Legendaris.
Antenna Wajanbolic 3G & CDMA.
Antenna Bazooka 3G, GPRS, CDMA.
Perjuangan Pembebasan Frekuensi 2.4GHz – hanya bangsa Indonesia yang membebaskan frekuensi 2.4GHz dengan perjuangan.
Buku Sekolah Elektronik untuk pelajaran TIK.
Teknologi OpenBTS – ini merupakan teknologi BTS open source murah Rp. 100+ juta yang bisa menggantikan teknologi BTS sekarang yang harganya Rp. 3 milyard.
Transaksi Online di Kaskus yang melibatkan uang dalam jumlah besar sekali.
Sistem Operasi IPTEKNUX yang gratis untuk pembelajaran sains di sekolah.
Sistem Operasi SchoolOnffline yang memungkinkan sekolah belajar Internet tanpa Internet.
Sistem Operasi BlanOn.
Sistem Operasi BlankOn Sajadah untuk umat islam di Indonesia.
SISFOKOL yang mengembangkan sistem informasi sekolah.

Terus terang masih banyak sekali innovasi yang dilakukan oleh rakyat Indonesia yang sering kali di sharing secara cuma-cuma di Internet.

“Bersyukurlah kita hidup di Indonesia yang miskin!”

Jika kita kaya, mungkin kita tidak mungkin se-kreatif sekarang sehingga menelurkan banyak innovasi.

“Bersyukurlah kita hidup di Indonesia yang miskin!”

Kekuatan Republik ini akan menjadi lebih dahsyat lagi jika orang pandai di republik ini bisa di perbanyak. Sistem pendidikan yang murah, yang berbasis IT, dengan materi bebas di Internet akan menjadi kunci. Semoga para petinggi republik ini sadar akan kekuatan terpendam Indonesia yang sangat dahsyat!

Bukan mustahil, bangsa-bangsa lain akan belajar kepada bangsa Indonesia di kemudian hari.

MERDEKA!!

Squid Web Proxy Cache

Salah satu contoh aplikasi proxy/cache server adalah Squid. Squid dikenal sebagai aplikasi proxy dan cache server yang handal. Pada pihak klien bekerja apliaksi browser yang meminta request http pada port 80. Browser ini setelah dikonfigurasi akan meminta content, yang selanjutnya disebut object, kepada cache server, dengan nomor port yang telah disesuaikan dengan milik server, nomor yang dipakai bukan port 80 melainkan port 8080 3130 (kebanyakan cache server menggunakan port itu sebagai standarnya).

Pada saat browser mengirimkan header permintaan, sinyal http request dikirimkan ke server. Header tersebut diterima squid dan dibaca. Dari hasil pembacaan, squid akan memparsing URL yang dibutuhkan, lali URL ini dicocokkan dengan database cache yang ada.

Database ini berupa kumpulan metadata (semacam header) dari object yang sudah ada didalam hardisk. Jika ada, object akan dikirimkan ke klien dan tercatat dalam logging bahwa klien telah mendapatkan object yang diminta. Dalam log kejadian tersebut akan dicatat sebagai TCP_HIT. Sebaliknya, jika object yang diminta ternyata tidak ada, squid akan mencarinya dari peer atau langsung ke server tujuan. Setelah mendapatkan objectnya, squid akan menyimpan object tersebut ke dalam hardisk. Selama dalam proses download object ini dinamakan “object in transit” yang sementara akan menghuni ruang memori. Dalam masa download tadi, object mulai dikirimkan ke klien dan setelah selesai, kejadian ini tercatat dalam log sebagai TCP_MISS. 

Hubungan antar cache atau nantinya disebut peer itu sendiri ada dua jenis, yaitu parent dan sibling. Sibling kedudukannya saling sejajar dengan sibling lainnya, sedangkan parent adalah berada diatas sibling, dua jenis peer ini yang selanjutnya akan bergandengan membentuk jaringan hirarki cache

ICP sebagai protokol cache berperan dalam menanyakan ketersediaan object dalam cache. Dalam sebuah jaringan sebuah cache yang mempunyai sibling, akan mencoba mencari yang dibutuhkan ke peer sibling lainnya, bukan kepada parent, cache akan mengirimkan sinyal icp kepada sibling dan sibling membalasnya dengan informasi ketersediaan ada atau tidak. Bila ada, cache akan mencatatkan ICP_HIT dalam lognya. Setelah kepastian object bias diambil dari sibling, lalu cache akan mengirimkan sinyal http ke sibling untuk mengambil object yang dimaksud. Dan setelah mendapatkannya, cache akan mencatat log SIBLING_HIT.

Jika ternyata sibling tidak menyediakan object yang dicari, cache akan memintanya kepada parent. Sebagai parent, ia wajib mencarikan object yang diminta tersebut walaupun ia sendiri tidak memilikinya (TCP_MISS). Setelah object didapatkan dari server origin, object akan dikirimkan ke cache child tadi, setelah mendapatkannya cache child akan mencatatnya sebagai PARENT_HIT.

Konfigurasi, penggunaan dan metode Squid

Konfigurasi-konfigurasi mendasar squid antara lain :

http_port nomor port. 
Ini akan menunjukkan nomor port yang akan dipakai untuk menjalankan squid. Nomor port ini akan dipakai untuk berhubungan dengan klien dan peer.

icp_port nomor port. 
Ini akan menunjukkan nomor port yang akan dipakai untuk menjalankan squid. Nomor port ini akan dipakai untuk berhubungan dengan klien dan peer.

cache_peer nama_peer tipe_peer nomor_port_http nomor_port_icp option. 
Sintask dari cache peer ini digunakan untuk berhubungan dengan peer lain, dan peer lain yang dikoneksikan ini tipenya bergantung dari tipe peer yang telah dideklarasikan ini, bias bertipe sibling maupun bertipe parent,dan port yang digunakan untuk hubungan ICP maupun HTTP juga dideklarasikan disini, sedangakan untuk parameter option disini ada bermacam-macam salah satunya adalah default yang berarti dia adalah satu-satunya parent yang harus dihubungi (jika bertipe parent) dan proxy-only yang berarti bahwa object yang dipata dari peer tersebut tidak perlu disimpan dalam hardisk local.

Dead_peer_timeout jumlah_detik seconds. 
Masing-masing peer yang telah didefinisikan sebelumnya mempunyai waktu timeout sebesar yang ditentukan dalam konfigurasi ini, Jika peer tidak menjawab kiriman sinyal ICP dalam batas waktu yang telah ditentukan, peer akan dianggap tidak akan dapat dijangkau, dan cache server tidak akan mengambil object dari server yang bersangkutan dalam interval waktu tertentu.

Hierarcy_stoplist pola1 pola2
Sintaks ini digunakan untuk menyatakan apa yang harus tidak diminta dari peer, melainkan harus langsung dari web server origin, jika pola1 dan pola 2 adalah parameter cgi-bin, ?, dan lain-lain maka jika ada request URL yang mengandung karakter tersebut maka akan diambilkan langsung ke server origin.

Cache_mem jumlah_memori (dalam bytes)
Sintaks ini akan menentukan batas atas jumlah memori yang digunakan untuk menyimpan antara lain : intransit object yaitu object yang dalam masa transisi antara waktu cache mendownload sampai object disampaikan ke klien, dan hot object, yaitu object yang sering diakses.

Cache_swap_low/high jumlah (dalam persen)
Squid akan menghapus object yang ada didalam hardisknya jika media tersebut mulai penuh. Ukuran penuh ini yang diset pada cache_swap_low dan cache_swap_high. Bila batas swap_low telah tercapai maka squid mulai menghapus dan jika batas swap_high tercapai maka squid akan semakin sering menghapus.

Cache_dir jenis_file_sistem direktori kapasitas_cache dir_1 jumlah dir_2
Sintaks ini akan menjelaskan direktori cache yang dipakai, pertama adalah jenis file sistemnya, lalu didirektori mana cache tersebut akan disimpan, selanjutnya ukuran cache tersebut dalam MegaBytes lalu jumlah direktori level 1 dan direktori level 2 yang akan digunakan squid untuk menyimpan objectnya.

Naskah Tebet (versi 1.0)

Bahwa kegiatan penggunaan Internet dapat membantu mencari, mendapatkan, mengelola dan mendistribusikan banyak informasi yang positif dan bermanfaat bagi individu maupun masyarakat luas.
Bahwa kegiatan penggunaan Internet ternyata membuka peluang bagi diri sendiri terkena dampak negatif ataupun menghadapi perkara dari pihak lain yang dirugikan atau merasa dirugikan. 

Bahwa dampak negatif ataupun perkara yang timbul akibat penggunaan Internet, dalam batas-batas tertentu dapat diselesaikan secara musyawarah, namun seseorang tetap dapat terkena konsekuensi hukum secara perdata dan/atau pidana.
Untuk itu maka kami, atas nama perwakilan organisasi/komunitas berjejaring (network society) dari berbagai kota di Indonesia bersepakat menyerukan kepada seluruh masyarakat luas pada umumnya dan pengguna Internet pada khususnya, agar bijak dalam pengunaan Internet.
Untuk itu pula maka kami secara bersama telah merumuskan acuan yang bersifat konsep umum, tidak mengikat, bebas diadopsi siapapun dan diadaptasi sesuai kebutuhan masing-masing, yaitu: 

Siapapun tanpa terkecuali, ketika menggunakan Internet, harus menjunjung tinggi dan menghormati:
  • nilai kemanusiaan
  • kebebasan berekspresi
  • perbedaan dan keragaman
  • keterbukaan dan kejujuran,
  • hak individu atau lembaga
  • hasil karya pihak lain
  • norma masyarakat
  • tanggung-jawab

RT/RW-Net Yang Makin Meraja

Penggunaan internet yang makin marak, membuat banyak orang kemudian berpikir untuk makin mendekatkan teknologi yang semula rumit dan mahal itu kepada masyarakat. Bukan hal baru lagi, jika wajan dan tutup panci bisa digunakan sebagai antena untuk menangkap sinyal agar bisa mengakses internet.

Yang menarik, jika penggunaan internet tersebut dilakukan banyak warga untuk menggali potensi yang ada di wilayahnya masing-masing. Di Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat misalnya, warga di empat desa yaitu Cilampeni, Pangauban, Sangkanhurip, dan Sukamukti bisa mengakses internet melalui RT/RW-net, jaringan internet murah yang bisa diakses di lingkungan desa.

Jika didefinisikan, RT/RW-Net adalah jaringan komputer swadaya masyarakat dalam ruang lingkup RT/RW melalui media kabel atau wireless 2.4 Ghz dan hotspot sebagai sarana komunikasi rakyat yang bebas dari undang-undang dan birokrasi pemerintah. Pemanfaatan RT/RW Net ini dapat dikembangkan sebagai forum komunikasi online yang efektif bagi warga untuk saling bertukar informasi, mengemukakan pendapat, melakukan polling ataupun pemilihan ketua RT/RW dan lain-lain yang bebas tanpa dibatasi waktu dan jarak melalui media e-Mail/Chatting/Web portal, di samping fungsi koneksi internet yang menjadi fasilitas utama. Bahkan fasilitas tersebut dapat dikembangkan hingga menjadi media telepon gratis dengan teknologi VoIP.

Membangun RT/RW Net merupakan suatu konsep di mana beberapa komputer dalam suatu perumahan atau blok dapat saling berhubungan dan dapat berbagi data serta informasi. Konsep lain dari RT/RW Net adalah memberdayakan pemakain internet di mana fasilitas internet tersedia selama 24 jam sehari selama sebulan di mana biaya yang akan dikeluarkan akan murah karena semua biaya pembangunan infrastruktur, operasional dan biaya langganan akan ditanggung bersama.

Sebagian dari mereka memilih media wajan dan tutup panci sebagai penerima sinyal. Sementara sebagian yang lain memilih media kabel. Dengan biaya Rp100.000 per bulan, sekitar 30 warga Kecamatan Katapang bisa mengakses internet secara tak terbatas (unlimited). ”Kecepatannya bisa dibandingkan dengan provider internet yang lain. Dengan RT/RW-net, kita bisa mendapatkan kecepatan internet hingga 1 megabyte per detik,” jelas Supriatna, salah seorang pengurus layanan RT/RW-net di Kecamatan Katapang, (22/1).

Wajan bisa digunakan untuk menangkap sinyal dengan jarak antara 100-500 meter. ”Sementara kalau di bawah 100 meter, bisa menggunakan kabel,” ujar Supriyatna. Alat yang diperlukan untuk mengakses internet lewat media wajan pun menurutnya tergolong mudah.

”Tinggal sediakan wajan berdiameter 45 sentimeter dan pipa paralon berukuran 3 inci yang di dalamnya dipasangi Wi-Fi USB. Sekarang di Kec. Katapang sudah ada beberapa pengurus layanan RT/RW-net,” ucapnya.

Pada awalnya, kata Supriyatna, banyak warga yang tertarik berlangganan internet karena alasan hiburan. ”Tapi ke sini-sininya malah mencetuskan kreativitas warga. Misalnya kalau ada kegiatan di Kecamatan Katapang, mereka langsung mem-posting melalui blog,” kata Supriyatna, yang juga merupakan salah seorang administrator dari situs Kecamatan Katapang. Dalam 10 bulan, jumlah pengunjung mencapai 28.441 orang.

Bicara mengenai situs atau blog, Kecamatan Katapang juga memiliki blog yang memiliki alamat (hosting) di www.kecamatan.katapang.net. Selain berisi berita dan kejadian sehari-hari, situs ini juga biasa digunakan masyarakat untuk memunculkan potensi di desa masing-masing.

Camat Katapang Nina Setiana mengakui manfaat  situs tersebut sangat besar. ”Saya jadi tahu secara langsung aspirasi dari masyarakat. Kami juga bisa mengevaluasi pelayanan yang telah kami berikan kepada mayarakat,” kata Nina.

Nina juga mengatakan, pelayanan publik online melalui internet merupakan tujuan yang ingin diraih. ”Sepertinya enak ya kalau warga bisa mengurus surat-surat, sertifikat, dan keperluan kependudukan hanya dengan mengklik dari rumah. Makanya kami akan terus mendukung pengadaan internet di Kecamatan Katapang,” ucapnya. 

Sebenarnya di Bandung sudah cukup banyak berdiri RT/RW Net, hanya saja mereka kurang terekspos melalui media misalnya karena hanya mengandalkan website untuk unjuk eksistensinya. Bahkan sudah banyak berdiri komunitas RTRW Net. Mereka pun membuat web untuk merangkul komunitas. Sebut saja www.vilanusaindah.com di Bekasi, www.griyamelati.net di Bogor, www.topazpermata.com di Kota Cimahi, Jawa Barat, www.gadingmas.com di Jakarta, www.rt-net-kapelima.com di  Bandung, dan masih banyak lagi.

Pakar Internet Onno W Purbo mengatakan, RT/RW-net sebetulnya produk hasil jerih payah banyak rakyat di Indonesia yang mendambakan internet murah. Dari sisi kebijakan RT/RW-net memperlihatkan sebuah fenomena ketidakadaan ruang legal bagi infrastruktur berbasis komunitas, yang di bangun dengan peralatan buatan sendiri, dari rakyat, oleh rakyat, oleh rakyat. Tidak ada ruang legal bagi infrastruktur Wireless Internet menggunakan WiFi.

”Adanya peralatan teknologi informasi yang mutakhir tidak cukup. Keberhasilan RT/RW-net di Indonesia terjadi karena adanya proses pemandaian masyarakat tentang alternatif teknologi internet yang murah. Belakangan hari, teknologi wireless internet tampaknya menjadi tulang punggung RT/RW-net di Indonesia,” kata Onno kepada Biskom.

Istilah RT/RW-net pertama kali digunakan sekitar tahun 1996-an oleh para mahasiswa di Universitas Muhammadyah Malang (UMM) yang menyambungkan kos-kos-an mereka ke kampus UMM yang tersambung ke jaringan AI3 Indonesia melalui GlobalNet di Malang dengan gateway internet di ITB. Sambungan antara RT/RW-net di kos-kosan ke UMM dilakukan menggunakan walkie talkie di VHF band 2 meter pada kecepatan 1200bps.

“Secara bercanda para mahasiswa Malang ini menamakan jaringan mereka RT/RW-net karena memang di sambungkan ke beberapa rumah di sekitar kos-kosan mereka,” kata Bino yang waktu itu masih bekerja di GlobalNet.

Implementasi yang serius dari RT/RW-net dilakukan pertama kali oleh Michael Sunggiardi di perumahannya di Bogor sekitar tahun 2000-an. Banyak kisah sedih yang diceritakan Michael lantaran sulitnya mencari pelanggan di awal 2-3 tahun operasi RT/RW-net-nya. Sebagian besar tetangga Michael saat itu tidak merasa butuh akses Internet 24 jam dari rumahnya.

Waktu itu, Michael banyak menggunakan kabel LAN untuk menyambungkan antar rumah. Karena lebih reliable dan lebih murah dibandingkan dengan menggunakan radio/wireless LAN/ Wireless Internet. Namun belakangan, tampaknya lebih banyak RT/RW-net yang menggunakan wireless internet karena lebih mudah dan harga peralatan yang makin murah.

Di tahun 2005-2006, setelah frekuensi 2.4GHz dibebaskan. Tampaknya RT/RW-net menjadi sangat booming, hal ini dapat dimonitor dari dekat dari berbagai diskusi yang terjadi di mailing list indowli@yahoogroups.com, banyak sekali permohonan akses RT/RW-net yang dilayangkan ke mailing list indowli@yahoogroups.com.

Berita yang menarik terjadi di Bandung, beberapa kos-kosan juga mengembangkan kos-kos-an Net di bawah RT/RW-net dan menarik sekitar Rp. 50.000 / bulan untuk setiap anak kos yang mengakses Internet 24 jam. Dengan cara ini Internet menjadi sangat terjangkau untuk para mahasiswa.

Seperti biasa, setelah berjalan beberapa mulai terjadi tindakan represif terhadap RT/RW-net yang di sweeping Balai Monitoring POSTEL. Argumentasi yang digunakan adalah ijin ISP, agak ajaib sebuah RT/RW-net kalau harus memiliki ijin ISP yang di tanda tangani oleh seorang menteri. Bayangkan Menkominfo harus menanda tangani juta-an ijin RT/RW-net seluruh Indonesia? 

Antenna Wajan, atau Wajanbolic e-goen merupakan terobosan dalam Teknologi RT/RW-net. Antenna Wajanbolic e-goen dapat menjadi client yang murah dalam sebuah RT/RW-net sehingga kita dapat ber Internet dengan murah. Internet murah bukan berarti mencuri bandwidth dan berinternet gratis, seperti kebanyakan orang menyangka. Internet menjadi murah karena beban biaya ditanggung ramai-ramai oleh banyak pengguna di sebuah RT/RW dalam RT/RW-net.