Senin, 03 November 2008

Saturday Visit to Bojong Gede: Omega Collection

Hari sabtu kemarin kebetulan kantor saya sedang ada acara training di daerah Ciawi. Setelah selesai membuka training saya langsung ngacir ke Bojong gede mengunjungi sobat lama sesama penggemar jam yang sudah dianggap sesepuh.

Saat tiba dan berbasa-basi sejenak sambil melihat-lihat rumahnya yang dipenuhi barang-barang antik, kami langsung ke pokok masalah: melihat-lihat koleksinya yang ada di rumah (karena sebagian dia taruh di kantor). Begitu semua dikeluarkan, dibuka dan dibahas satu persatu ternyata malah memuat meja jadi berantakan. Gambar dibawah terlihat sang tuan rumah sedang mengidentifikasi koleksi-koleksinya yang ditaruh di koper jam, kontainer plastik wadah sayur dan tas kresek plastik!

Beberapa koleksi yang menarik saya coba abadikan di sini:

The biggest, the heaviest Omega speedy I've ever seen! Speedy 125 limited edition only 2000 pieces in the world!

Constellation Calendar dalam kondisi yang unbelievable mulusnya!

Constellation Calendar Gold capped yang sudah terdapat aging pada dialnya..hmmm nice aging!

Seamaster cal.503 with nice and beautiful hands!

Seamaster Diver 120m dengan jarum detik berwarna biru...hmm rare item!

Sebagian dari koleksi-koleksi diatas dijual di blog beliau http://marga-watches.blogspot.com.
Acara kunjungan diakhiri dengan makan siang berupa babat dan usus bacem, sayur asem dan our favourite lalap: PETE!

ROLEX 6535 Date Fluted Bezel

Kalau anda lihat di posting Rolex sebelumnya anda akan lihat tipe yang 'sekandung' dengan Rolex ini yaitu Rolex 6534. Rolex ini dari seri 6535 dengan perbedaan ada pada bezel yang unik dan menyerupai Thunderbird tapi tidak bisa diputar. Rolex ini merupakan generasi awal dari Rolex tipe 1501.

Diproduksi pada tahun 1958 dan memiliki ciri yang kental dari sebuah Rolex buatan mid 50. jarum model dauphine hands dan jarum detik yang sangat tipis dari bahan blued steel/ Indeks berbentuk arrow head kecuali untuk penunjuk posisi angka 6 dan 9. Kata ROLEX masih menggunakan huruf arial dan timbul. Kondisi dial sudah aging dan ada spot kotor di dekat posisi angka 9.

Kondisi case back masih bagus dan tidak ada cacat pada gerigi tutup karena biasanya rolex-rolex antik sering saya lihat gerigi sudah rusak karena mungkin pernah dibuka paksa dengan alat yang tidak sesuai. Movement automatic cal.1030 merupakan movement yang tangguh dan juga digunakan di seri-seri sport vintage. Tanggal berbeda warna untuk angka genap (merah) dan ganjil (hitam). Sistem ini sering disebut sebagai Roullete date mechanism.


Kamis, 30 Oktober 2008

2nd Day in Palembang: Seiko Automatic Chronograph cal.7016

Saat bangun pagi waktu sudah menunjukkan pukul 6.01. Langit sudah terang dan saatnya memakai sepatu jogging untuk melakukan 'prosesi' jalan pagi. Hari ini saya berencana menggunakan jam kedua yang saya bawa: Seiko Automatic Chronograph cal. 7016-7000.

Seiko cal.7016 memiliki ciri yang unik yaitu jarum sub register chronograph diletakkan menjadi satu di posisi angka 6. Karena itu seiko dengan cal.7016 ini sering juga disebut sebagai seiko 2 in 1 karena posisi jarum yang bertumpuk itu. Untuk membedakan, 2 Jarum itu dibuat dengan 2 warna yang beda sehingga mempermudah untuk membacanya: jarum berwarna putih dan biru.
Ukuran seiko chronograph ini tidak besar seperti saudara-saudaranya yang lain dengan diameter sekitar 36mm, seiko ini terlihat 'mungil'. Warna dial biru begitu juga dengan warna sub register. Rantai juga masih bawaan jam ini dengan desain yang tipis.

Setelah pulang dari jalan pagi, sarapan dan mandi saya bersiap untuk melakukan pekerjaan saya di hari kedua ini di Palembang. Jam sudah menunjukkan pukul 08.45 dan pihak kantor akan menjemput saya pukul 09.00.

Rabu, 29 Oktober 2008

Trip to Palembang: Seiko Diver 7002-7001

Pagi ini dengan sedikit terburu-buru saya pergi ke airport karena harus ada urusan dinas ke Palembang. Istri saya yang bekerja di daerah Pluit saya ajak dalam satu taksi dan saya antar dulu ke kantornya. Hari ini saya dan istri saya sama-sama menggunakan jam Seiko Diver. Saya menggunakan Seiko Diver cal.7002 dan istri saya Seiko Lady Hi-Beat. We both love black dial watches!

Setelah taksi berhenti di Pluit saya melanjutkan perjalanan dengan taksi menuju Bandara. Jam menunjukkan pukul 07.45 dan flight saya ke Palembang jam 09.30, berarti saya masih punya banyak waktu.

Seiko Diver 7002 yang saya pakai ini merupakan tipe Seiko Diver generasi ke-V yang mulai diproduksi pada tahun 1988 sampai 1994. Dan 7002 yang saya pakai merupakan produksi tahun 1989. Seiko cal.7002 ini merupakan cikal bakal dari beberapa jenis tipe SKX yang mulai diproduksi pada tahun 1995 dengan kemampuan diver 200m. Sedangkan 7002 dan tipe sebelumnya memiliki kemampuan diver 150m. Seiko 7002 merupakan desain yang menggantikan seiko 6309 yang memiliki cushioned shaped. Perbedaan utama terletak pada desain casing yang lebih ramping (slimmed down), dan desain index 7002 menggunakan desain kotak sedangkan 6309 ber-index bulat.

Perbedaan utama dari tipe 7002-7001 adalah adanya tulisan 17 jewels pada dial dan tulisan MADE IN JAPAN yang terdapat di dasar bawah dial. Seri 7002-7001 memiliki casing dan dial yang dibuat di Jepang dengan movement cal.7002A dibuat di Singapura. Versi ini sama dengan tipe SKX yang menggunakan kode "J" pada jam-jam generasi selanjutnya seperti SKX007J dll. Kode "J" menunjukkan bahwa jam dibuat di Jepang.

Beberapa detil yang menunjukkan asal jam ini diproduksi bisa dilihat salah satunya pada pengunci rantai yang memiliki tulisan SEIKO JAPAN. Pengunci rantai juga masih menggunakan pengunci single folding calps. Jenis rantai menggunakan desain rantai jubille.

Pada case back terdapat logo ombak sebagai ciri khas jam diver, kode produksi, caliber dan serial number jam. Movement cal.7002 menggunakan 17 jewels dengan 21600 bph.


Jam 17.45 saya sampai di hotel setelah seharian mengunjungi beberapa kantor cabang di kota ini. Saya mendapatkan kamar yang nyaman dan sudah saatnya mengistirahatkan 7002 saya. Besok, jam yang lain akan saya pakai menjelajahi Palembang lagi...