Sabtu, 08 November 2008

TITONI Ring Star: Alarm manual winding

Sabtu pagi ini saya bertemu dan ngobrol dengan seorang bapak penggemar jam antik yang saya kenal lewat telepon. Pertemuan pagi itu terjadi di kedai J-CO giant Bekasi karena sang bapak harus segera pergi ke Cibubur. Dari obrolan sebelumnya beliau akan membawa beberapa koleksinya yang ingin dilepas.

Dari 4 koleksinya yang dibawa, mata saya tertuju pada jam ini: TITONI alarm dengan nama RING STAR. Saya tidak pernah melihat jam seperti ini, teman-teman yang sudah lama main jam juga bilang bahwa mereka tidak pernah melihat tipe ini.

Jam ini penampilannya sederhana dan dalam kondisi yang masih sangat mulus. Alarm juga berbunyi kencang. Diameter tidak begitu besar dan tebal. Diameter sekitar 36mm sehingga jam ini sepintas seperti jam Titoni kebanyakan. Kenop 2 buah itulah yang menandakan bahwa jam ini adalah jam mekanikal alarm.

Tombol atas bertuliskan A yang berguna untuk mengisi tenaga alarm dan memindahkan jarum tempat alarm berbunyi. Jarum alarm berbentuk sederhana saja dengan ujung panah berwarna merah. Indeks berbentuk balok dan antara indeks ada angka-angka 15, 30, 45 untuk menunjukkan waktu menit saat alarm berbunyi.

Caseback dibuat unik yaitu 2 buah. Satu caseback yang tengah berguna untuk menutup movement dan caseback itu dikunci oleh 'ring' pengunci berbentuk seperti gelang. Rantai model beras masih original Titoni. Tipe rantai seperti ini banyak digunakan oleh jam-jam keluaran tahun 50 dan 60-an.

Mika jam ini masih original dengan inner magnifier. Dial berwarna silver senada dengan warna jarum yang menggunakan desain dauphine hands. Movement manual winding dengan kondisi yang masih sangat mulus. Sayang saya tidak sempat foto mesinnya.

Jumat, 07 November 2008

OMEGA Seamaster Chronograph Cal.1040

Sepulangnya dari Malang saya mampir dulu ke kantor karena ada beberapa hal yang harus saya kerjakan. Selain itu juga saya ingat kalau akan ada paket untuk saya dari seseorang di Malang yang mengirimkan sebuah jam Omega.

Setelah dengan susah payah membuka paket (karena oleh kantor di Malang paket tersebut ditutup pakai kayu dan dipaku!) akhirnya saya dapatkan jam ini: OMEGA Seamaster Chronograph automatic.


Menurut informasi yang saya dapat, tipe seperti ini adalah tipe speedmaster mark 3 dengan mesin automatic chronograph cal.1040. Namun anehnya di dial tertulis SEAMASTER dan bukan Speedmaster. Pada caseback juga terdapat gambar seamonster dan tulisan Seamaster disertai logo Omega. Kemudian saya browsing ke beberapa website yang menjual jam-jam seperti ini dan juga menanyakan ke forum Omega di Time zone. Dari forum ini saya mendapatkan jawaban:

"Originally the Speedmaster line was part of the Seamaster line and that is why we still see the Seahorse on the case back emblem today on Speedmasters. You can read about it by going to this article by Chuck Maddox. In the article you'll find a chart that shows which Speedmasters were labeled with the Seamaster marking on the case backs".

"they were identical to the Speedmaster Mark II except for the dial. For the most part, the Speedy MKIIIs had black dials and white hands, while the Seamaster versions had blue dials and white and orange hands".

"The non-marking (Mark III), occurred in some parts! This can be seen in Mark IV too! Unusual, but original! Congrats Use it with health! Cheers from Brazil !"

"I'm so glad you came into possession of this beautiful piece. Congratulations! I have, by the way, seen a gold variant of this model, on the wrist of a retired Secret Service agent. Stunning!"

Saya juga mendapatkan versi Seamaster chronograph lain dengan casing speedmaster mark 3 ini di beberapa website, salah satunya www.timeman.net yang menjual versi seamaster ini lebih mahal dari versi aslinya (speedmaster mark 3).

Ciri menonjol dari tipe mark 3 ini adalah desain casingnya. Orang menyebut casing seperti ini dengan 'Volcano case' karena bentuknya yang menyerupai gunung api. Orang-orang juga menggolongkan tipe casing seperti ini dalam jajaran flightmaster case dengan tinggi case 17mm!. Dari hasil browsing tipe ini, didapati beberapa perbedaan arah serat casing. Beberapa contoh di internet memiliki serat casing yang dibuat vertikal (kebawah) sampai dengan bagian bawah casing dan desain lain serat casing bagian atas horisontal dan bagian bawah arah seratnya vertikal. Ini juga membingungkan karena tidak ada penjelasan resmi apakah ada maksud dari perbedaan finishing casing tersebut.

Pada caseback terdapat logo seamonster yang tipis. Awalnya saya ragu kok tipis begini grafirannya, ternyata setelah saya bandingkan dengan yang saya lihat di website lain juga sama, bahkan ada yang lebih buruk buatannya (tidak jelas).

Movement yang digunakan merupakan movement yang dibuat atas kerjasama antara Omega dan Lemania. Cal.1040 adalah mesin Lemania cal.1341 dan merupakan mesin chronograph automatic pertama yang digunakan oleh Omega. Pada tahun 1973 movement diperbaiki dan dibuat versi chronometer-nya dan diaplikasikan di Speedmaster 125.

Rantai menggunakan model rantai speedmaster dengan ujung rantai yang melebar menyesuaikan dengan lebar lugs.

Jam ini sebenarnya memiliki 7 buah jarum. Namun jarum penunjuk fungsi 24 hours diganti sebuah lempengan dengan penunjuk waktu berbentuk segitiga berwarna biru. Jarum detik berwarna putih diletakkan bertumpuk dengan plat penunjuk 24 hours. Jarum jam dan menit berwarna putih sedangkan 3 jarum lainnya berwarna orange.



Kamis, 06 November 2008

2nd Day in Lampung: Omega Diver 120m

Karena malam harinya tidur terlalu malam, saya bangun agak siang hari ini. Setelah membersihkan muka saya keluar hotel dan berjalan-jalan keliling hotel. Hari ini saya berencana menggunakan jam Omega Seamaster Diver 120m. Saya lihat jam masih menunjukkan pukul 06.32 dan saya harus ke kantor cabang di Lampung jam 8 pagi.

Jalan-jalan pagi saya lanjutkan langsung dengan sarapan pagi. Sayangnya saya tidak begitu suka dengan sarapan pagi yang disajikan di restoran hotel. Akhirnya saya kembali ke kamar dan membersihkan diri. Jam sudah hampir menunjukkan jam 8 pagi dan saya sudah siap untuk ke kantor.

Dalam perjalanan menuju kantor, saya dan teman-teman mampir ke sebuah warung mie ayam yang ternyata lebih enak daripada makan pagi di hotel! kebetulan warung mie itu berada di depan salah satu kantor kami sehingga tidak perlu terburu-buru. Kegiatan berlanjut dengan mendatangi setiap kantor cabang yang ada di Lampung. Cuaca panas sekali dan saya mulai gerah. Ternyata jam sudah menunjukkan pukul 09.24 pantesan aja sudah mulai panas udaranya...

Kegiatan mengunjungi kantor cabang terus saya lakukan sampai jam 12 siang. Dan sebelum makan siang saya sempatkan untuk jalan-jalan di pasar untuk melihat penjual jam kaki lima yang ada disana. Ternyata sama sekali tidak ada jam yang menarik perhatian..mungkin saya yang tidak mengenal medan...
Sambil menunggu teman lain yang sedang pergi, saya amati jam yang saya pakai. Omega ini termasuk jarang sekali saya temui. Dialnya hitam dengan banyak corak seperti 'luka' pada dialnya. Bezel yang awalnya saya kira berwarna hitam ternyata berwarna biru tua saat terkena sinar. Keunikannya adalah jarum detik berwarna biru dengan bentuk jarum detik yang mirip dengan yang digunakan di seri Dynamic. Rantai berdesain susunan bata dengan desain dan konstruksi yang kokoh. Saya berpikiran bahwa rantai ini bukan rantai asli bawaan jam ini (seperti yang saya lihat di ebay), namun ternyata cocok sekali dan nyaman dipakai. Movement yang digunakan adalah cal.1002 yang diproduksi pada tahun 1973.

Acara hari ini diakhiri dengan meeting yang dihadiri oleh para pejabat di Cabang lampung. Meeting yang semula saya pikir bisa cepat selesai ternyata baru bisa selesai jam 19.00. Akhirnya kami langsung makan malam dan baru bisa kembali ke hotel jam 21.35!
hmm..what a busy day!

Ini adalah perjalanan terakhir saya ke wilayah Sumatra untuk tahun ini. Dan target berikutnya adalah Jawa dan saya pilih....Cirebon dan Tegal!

Rabu, 05 November 2008

Trip to Lampung: Seiko Black Bullhead

Kembali saya harus melakukan sebuah perjalanan dinas ke daerah Sumatra. Kali ini tujuannya adalah Lampung. Malam sebelum keberangkatan seorang penggemar jam antik yang juga pemilik salah satu blog, berkunjung kerumah saya dan kami asyik ngobrol sampai jam 10 malam. Sampai-sampai saya lupa bahwa saya belum menyiapkan apa-apa untuk keberangkatan esok paginya, termasuk jam apa yang akan saya pakai dan bawa dalam perjalanan ini. Akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan salah satu jam kesayangan saya yang sudah hampir dari setahun tidak pernah saya pakai! Seiko Black Bullhead.

Taksi berangkat jam 05.40 dari Bekasi dan kebetulan jalan masih belum begitu macet sehingga saya bisa lebih bersantai. Taksi sudah melewati gerbang tol Jatibening saat Bullhead saya menunjukkan jam 05.57..hmm masih banyak waktu!

Saya menggunakan maskapai non Garuda karena Garuda tidak memiliki rute ke Lampung. Saya biasa untuk berinternet ria sebelum naik pesawat di terminal 2 namun saya nggak yakin kalau di terminal 1 bisa juga melakukan hal serupa. Saat saya mengerjakan pekerjaan kantor sambil menunggu boarding saya lihat ternyata sinyal wi-fi sangat kuat..langsung saja browsing dimulai...

Sebenarnya salah satu alasan saya menggunakan black bullhead ini adalah karena sejak senin depan jam ini akan berganti kepemilikan. Saya menyerahkan perawatan jam ini selanjutnya kepada salah satu penggemar jam antik di Yogya. Jadi itung-itung saya anggap ini 'perpisahan' saya dengan jam kesayangan.
Entah kenapa Seiko bullhead hitam begitu sulit dijumpai di pasaran. Bahkan di tempat-tempat penjualan jam bekas pun tidak pernah saya jumpai. Selalu yang tersedia yang berwarna dial coklat. Pernah sekali saya ditawari oleh seorang pedagang keliling tapi kondisinya tidak bagus. Mungkin memang seiko hanya membuat dial hitam dalam jumlah yang lebih sedikit? karena keberadaannya yang jarang ini maka banyak orang penasaran untuk bisa memilikinya.

Memang saya akui, tipe inilah yang paling eye catching dari jajaran seiko automatic chronograph. Mesin sama menggunakan cal.6138 tapi desain casingnya sungguh menggugah rasa penasaran untuk memiliki dan kalau dipakai selalu bisa menarik orang untuk melirik. Saya ingat sekali saat mendapatkan jam ini dengan tidak sengaja di sebuah kios kecil kakilima di Pasar Johar Semarang.
Sore hari setelah seharian 'berkeliaran' di lampung akhirnya tiba waktunya pulang ke Hotel. Black Bullhead saya istirahatkan dan jam untuk hari kedua saya siapkan...