Minggu, 10 Januari 2010

Get ToGether KRONOMETROFILIA di Bandung

Kegiatan kumpul bareng sesama penggemar jam khususnya jam antik KRONOMETROFILIA ini diadakan di Bandung, tepatnya di Warung Sate Shinta di Jalan Diponegoro. Komunitas yang di komando-i oleh Prof. Kusuma ini sudah beberapa kali mengadakan kumpul bareng seperti ini dan hari Sabtu kemarin (9 Januari 2010) adalah kumpul-kumpul yang ke-4. Kebetulan cuaca kota Bandung memang sedang sering mendung dan turun hujan namun tidak menyurutkan semangat beberapa teman dari Jakarta yang datang khusus untuk acara ini.

Seperti biasa, acara dibuka oleh koordinator milis Prof. Kusuma dan dilakukan acara perkenalan (lagi) karena memang pada acara kali ini ada beberapa rekan yang baru pertama kali datang di acara seperti ini. Total berkumpul sekitar 20 orang penggemar jam antik dari bandung dan Jakarta pada siang itu.
Prof. Kusuma selalu saja memberikan kejutan setiap kali acara GTG. Pada GTG-GTG sebelumnya beliau membawa beberapa jam Seiko yang desain dan bentuknya sama persis, misal Seiko Cal.6138 "UFO" yang berjumlah 4 buah dan semua dalam keadaan yang bagus dan mulus. Kali ini jam kembar yang dibawanya adalah 9 buah Omega Constellation tipe C-Shape, 8 buah ditaruh dalam kotak khusus dengan material steel, sedangkan 1 buah yang beliau pakai adalah Connie gold top. Yang membedakan adalah caliber movement jam dan warna dial. Salah satu alasan kenapa di suka dengan jam-jam itu adalah karena tahun kelahirannya sama dengan tahun produksi jam-jam itu, yaitu tahun 1970. Prof. Kusuma memang sudah dikenal sebagai penggemar berat Omega, karena itu tidak heran kalau beliau menyimpan beberapa buah tipe yang sama.


Salah satu jam yang sangat menarik perhatian saya adalah sebuah Seiko Diver 7S26 yang memiliki dial berwarna orange. Jenis dial ini unik dan bisa dibilang sangat sulit ditemui karena memang tipe ini hanya dibuat untuk pasar domestik Jepang. Perbedaan ada pada penulisan jewels diatas posisi angka 6 dan juga desain rantai yang menggunakan model heavy oyster (bukan jubille seperti biasanya). harap berhati-hati karena saat ini mulai muncul Seiko-seiko diver dengan warna serupa atau mendekati warna ini yang merupakan frankenwatch. saya pernah 2 kali menemukan jam serupa ini tapi setelah saya perhatikan bukanlah asli buatan Seiko Jepang tapi dibuat di Asia Selatan. Kualitas warna orange kalau diperhatikan akan berbeda antara yang asli dan frankenwatch, juga kualitas lume dan sablon indeks dan minute bar.

Saat saya hadir ke acara itu, saya memakai 1675 nipple dial dengan dial warna coklat. Ternyata salah seorang rekan juga ada yang membawa dengan kualitas dial yang bagus juga. Perbedaan hanya pada bezel yang sudah mulai memudar (faded).

Ini adalah si cantik Doxa! sejak GTG pertama kali dulu, jam Om Robby ini sudah membuat saya jath cinta. Jam ini tidaklah besar sekitar 34mm, karena memang pada era tahun 50-an ukuran jam tidak ada yang besar. Namun dengan usia yang lebih dari 50 tahun itu Doxa ini masih terlihat cantik dan otentik. Kualitas penuaan yang merata membuat penampilan secara keseluruhan sangat menarik. Belum lagi penggunaan indeks arabic...menambah kesan klasik..

2 jam ini unik, karena penunjuk detik, menit dan jam semuanya seperti melayang dan tidak menyambung dengan as rotor. karena itu tipe jam seperti ini sering dinamakan mysterious dial..
Kondisi kedua jam ini masih bagus dan mulus. Pada tahun 70-an tipe ini banyak digunakan oleh merek Zodiac dalam product line Astrographic.

2 jam dibawah ini adalah keinginan terbesar saya datang ke Bandung, karena saya ingin melihat, memegang dan memakai secara langsung 2 seiko nan cantik ini. Karena itu saya wanti-wanti sekali kepada pemiliknya untuk tidak lupa membawa 2 jam ini. Ini adalah King Seiko generasi pertama dan Seiko Lord Marvel. Pasaran international untuk jam-jam high end seiko vintage semakin meningkat dan berdampak pada harganya yang semakin tinggi. Kondisi kedua jam ini tanpa cela, terutama Lord Marvel yang nyaris seperti baru! dan semuanya original (kecuali strap). Sungguh cantik dan highly collectible!

Acara hari itu tanpa terasa sudah berlangsung beberapa jam. Walau diluar hujan terus tapi tidak menyurutkan penggemar jam antik untuk datang. Setelah jam 5 lebih, satu persatu peserta pamit mundur terutama bagi peserta yang datang dari Jakarta seperti saya.

Seperti acara GTG sebelumnya, kali inipun diberikan 3 buah door prize berupa kotak jam eksklusif untuk kapasitas 6 buah jam yang terbuat dari bahan vinyl hitam dan finishing kain beludru hitam untuk bagian dalam. Doorprice lain adalah berupa jam. Ada beberapa buah jam sebagai doorprice, namun si pemenang hanya bisa mengambil satu buah saja. Dan si pemenang akhirnya mengambil jam merek Smith.

Tidak lupa sebelum pulang, para anggota milis melakukan foto bersama. Dan GTG selanjutnya sih inginnya dilakukan di Bogor. Sampai ketemu pada GTG berikutnya!

Rabu, 06 Januari 2010

PANERAI PAM 005 "The Logo"

Ternyata untuk mendapatkan jam yang menjadi target saya dalam tahun 2010 tidak membutuhkan waktu lama. Dalam minggu pertama tahun 2010, sebuah PAM 005 sudah menjadi bagian dari koleksi terbaru saya. Panerai PAM 005 adalah salah satu dari 4 tipe basic, tipe lain yaitu: PAM 000, PAM 111 DAN PAM 112. Sebenarnya PAM 005 ini desainnya sama dengan Pam 111 dengan perbedaan pada pencantuman logo Panerai di atas posisi angka 6. Karena itu PAM 005 sering juga disebut dengan "The Logo". Tidak seperti tipe 111 dan 112 yang menggunakan dial model sandwiches yang dimulai pada seri H, PAM 005 semuanya menggunakan painted dial.

Diameter casing 44mm adalah ukuran standard dari jam Panerai historic. Movement yang digunakan pada PAM 005 ini sama dengan PAM 112 yaitu ETA 6497, sebuah manual movement yang sudah diproduksi sejak 50 tahun lalu dan sampai sekarang masih terus diproduksi karena memang movement ini handal dan banyak dipakai oleh banyak brand dengan atau tanpa modifikasi. ETA 6497 pada tipe PAM 005 ini sudah melalui uji chronometer. Tidak seperti tipe PAM 112 yang sebelumnya saya miliki, PAM 005 tidak memiliki caseback yang transparan melainkan solid caseback. Dari serial number yang tertera pada caseback diketahui bahwa jam ini diproduksi pada tahun 2006 (Serie H).

Perbedaan kecil lain yang membedakan tipe ini dengan tipe historic lain adalah pada crown guard-nya. PAM 005 memiliki finishing crown guard brushed steel dan bukan polished finished seperti PAM 112. Karena itu terdapat perbedaan penampilan yang jelas antara casing dan crown guard.

PAM 005 ini dilengkapi dengan strap kulit original berwarna coklat dan sebagai tambahan diberikan juga strap karet. Seperti banyak penggemar merek ini dimanapun, strap asli lebih sering disimpan daripada digunakan. Sayapun demikian, PAM 005 ini akhirnya saya ganti strap kulit originalnya dengan custom strap berwarna hijau lumut yang menggunakan bahan kulit vintage. Gonta-ganti warna strap pada jam Panerai menjadi kegemaran tersendiri karena kesan dan penampilan jam ini menjadi lebih unik dan menarik!


Selasa, 05 Januari 2010

Fase 4: Lebih pasif dan mendalami merek kesukaan

Dalam Fase ini seseorang sudah lebih mature dalam meng-koleksi dan jenis koleksinya. Koleksi utamanya mungkin hanya 2 atau 3 brand dan fokus dengan mengumpulkan dari jenis-jenis yang berbeda. Pada fase ini seseorang tersebut juga mulai pasif dalam melakukan hunting jam antik, tapi lebih mengandalkan networking yang sudah dibentuk selama sekian tahun berkecimpung dalam hobby ini. Mungkin karena waktu untuk hunting yang semakin sedikit, atau karena dia tahu kalau ada barang bagus biasanya langsung dijajakan person to person dan tidak lewat media kios lagi. Atau juga (dan ini yang paling sering), jaringan yang sudah dia bentuk sudah tahu betul jenis dan standard jam yang dia cari, jadi begitu ada jam yang masuk dalam kriteria tersebut, si penjual tersebut akan langsung berikan. Salah satu konsekuensi dari hubungan ini adalah, terkadang kita membeli jam dari pemasok tersebut dari merek-merek yang bukan merupakan fokus kita, tapi jam-jam itu tetap dibeli karena untuk menjada hubungan dengan sang pemasok. Karena kalau kita seringkali menolak jam-jam yang dia tawarkan, bisa jadi lain waktu dia akan memasok ke orang lain.

Karena jaringan yang sudah terbangun baik dengan pedagang maupun sesama penggemar, maka 'pasokan' jam antik selalu saja ada walaupun tidak sesering waktu masih belum fokus. Saya sendiri, saat ini koleksi saya lebih banyak merupakan 'hibah-bermahar' dari sesama penggemar jam antik. Saya lebih nyaman bertransaksi demikian karena saya tahu standar dan kualitas koleksi teman sesama pe-hobi, sehingga tidak ada keraguan atau ketakutan mendapatkan barang palsu atau rusak. Setidaknya kalau dengan sesama penggemar ada rasa tidak enak kalau memberi jam yang tidak bagus kualitasnya. Media lain untuk mendapatkan jam antik yang kita inginkan adalah melalui acara kumpul bareng (Pasar Arloji) yang sudah beberapa kali diadakan oleh komunitas ini. Pada saat acara kumpul-kumpul ini pasti saja ada koleksi yang berpindah tangan baik lewat lelang ataupun jual langsung. Atau kalau tidak, kita lihat mana jam yang kita suka dan lakukan pendekatan personal dengan yang punya...

Karena merek yang jadi fokus sudah tertentu maka segalama jenis jam dari merek yang sama sebisa mungkin dikumpulkan juga. Alhasil, bisa saja seseorang memiliki beberapa buah jam yang sama atau mirip sekali. Contohnya gambar di bawah. Seorang rekan yang fokus pada merek Omega memiliki 6 buah Omega Seamaster dari tahun 70-an yang desainnya sama! tentu saja dengan semakin meningkatnya maturitas dalam meng-koleksi, standar jam yang akan dikoleksi juga meningkat kualitas kemulusannya.

Hal lain yang dilakukan seorang hobbyist jam antik pada fase ini adalah semakin menambah pengetahuan mengenai jam yang menjadi fokus koleksinya. Kegiatan mengeksplorasi merek tersebut melalui internet, buku maupun diskusi dengan rekan sesama hobbyist dapat menambah pengetahuan dan apresiasi terhadap merek-merek tersebut.

Terkadang seseorang yang sudah sedemikian lama bergulat dengan jam antik akan mengalami masa-masa bosan juga. Mungkin bosan dengan jenis jam yang dia miliki atau bosan dengan dunia jam antik itu sendiri. Kalau nggak kuat diri, maka yang terjadi koleksi jam yang sekian banyak itu pelan-pelan akan semakin berkurang karena dijual. Repotnya kalau keinginan untuk koleksi muncul lagi, akan menjadi repot karena semakin sulit untuk bisa mendapatkan kembali jam-jam antik dalam kondisi bagus. Saya yakin banyak dari teman saya yang saat ini tidak pernah lagi melihat koper-koper yang berisi jam-jam antik mereka, karena bosan. Tapi mereka tidak menjualnya, hanya disimpan saja. Dan saat ini lebih asyik bermain-main dengan jenis jam lain yang bisa jadi keluar atau malah berbeda sekali dengan tema koleksi utama mereka. Misalnya, mempelajari G-shock atau jam-jam jenis baru lainnya.

Salah satu kemungkinan yang terjadi pada fase ini adalah, jenis koleksi yang semakin spesifik dan unik. Hal ini dialami oleh beberapa rekan (dan mungkin juga saya). Misalnya saja, ingin mengoleksi Rolex antik yang memiliki jarum jenis pedang (dauphine hands) atau daun (leaf hands). Biasanya jenis Rolex seperti ini merupakan produksi sebelum tahun 1970. Memang Rolex jenis ini bagi saya lebih cantik dan berkarakter daripada Rolex generasi setelahnya yang menggunakan jarum model batang yang digunakan sampai sekarang. Konsekuensi dengan keinginan mengoleksi jam jenis ini adalah keberadaannya yang jauh lebih jarang dari tipe yang biasa dan kondisinya tentu sangat jarang pula yang bagus.

mahal ini.Atau bisa juga karena merasa 'jenuh' dengan koleksi yang ada, maka seorang hobbyist itu membuat 'tema sempalan' yang berbeda sama sekali. Contohnya seperti gambar dibawah. Tema baru dalam koleksinya adalah semua jam dengan dial warna hitam, apapun merek-nya yang penting dialnya hitam. Untuk tema baru ini kemungkinan untuk bisa mendapatkan jam yang sesuai dengan kriterianya lebih besar karena tidak merujuk pada meek-merek tertentu saja. Tema lain yang pernah coba saya lakukan adalah mengoleksi jam dengan tema Diver, tidak peduli jam itu baru atau antik, yang penting jam diver! tapi tema-tema baru itu akhirnya memang tidak bertahan lama karena hanya untuk mengisi kejenuhan saja, sedangkan koleksi utama tetap tak terganggu. Hal ini juga dilakukan oleh teman pertama saya dalam koleksi jam antik ini, meskipun koleksi utamanya adalah Rolex dan Omega, tapi saat-saat ini dia juga membeli merek-merek low-end lama seperti Titus, Nelson dll dalam kondisi yang sangat bagus. Mungkin perlu juga dilakukan hal-hal seperti ini agar ada variasi dalam kegiatan/ hobi yangmahal ini.

Minggu, 03 Januari 2010

SWATCH Group Stop menjual Ebauches ETA ke non-SWATCH Group

Ini adalah berita paling besar dalam dunia bisnis horology dunia: "Swatch Group memutuskan untuk tidak lagi menjual ebauches (movement blank, partial, parts) ke produsen jam lain diluar group". Sebenarnya momen ini diyakini akan terjadi karena jauh-jauh waktu sebelumnya sudah tersiar keinginan Swatch Group untuk melakukan hal ini.

Pada Bulan Juli 2002, ETA mengumumkan untuk pertama kalinya rencana mereka untuk tidak lagi menjual blank movement ke produsen lain diluar group mereka. rencana ini awalnya akan dimulai per tahun 2006. Pada 13 Agustus 2002, Jaquet SA, assembler movement yang berbasis di La Chaux de Fonds, bersama dengan Sellita (assembler juga) mengajukan gugatan ke Swiss Anti Trust Committee (SATC). Mereka mengajukan gugatan karena bisnis model mereka sangat terkait erat dengan supply abauches dari ETA dan apabila ETA tidak lagi mensuplly ebauches ke mereka maka dapat dikatakan bahwa bisnis mereka akan hancur, begitu juga klien-klien mereka yang sangat bergantung pada proses asembling movement dari Jaquet dan Sellita, akan dapat juga gulung tikar. Akhirnya setelah melalui proses arbitrase, negosiasi dan investigasi, SATC memutuskan agar ETA menunda rencananya sampai dengan tahun 2010. Which is now!

ETA setuju dengan keputusan itu, namun dengan skenario tertentu, yaitu mereka akan secara pelan-pelan mengurangi pasokan ebauches ke industri dan yang dijadikan patokan besaran supply adalah pasokan dari tahun 1999-2001. Skenarionya adalah: pasokan akan menjadi 85% pada tahun 2008, 50% pada tahun 2009 dan 25% di tahun 2010. Setelah tahun 2010, ETA hanya menjual fully assembled movement yang siap pakai dan tidak lagi blank movement.

Mengapa dunia horologi dan industri jam di dunia begitu meng-khawatirkan rencana ini? ETA adalah perusahaan spesialis pembuat movement dan ebauches yang masuk dalam Swatch Group. Produksinya sangat ber-variasi dari mulai low-end sampai high-end movement untuk mechanical dan juga quartz movement. ETA memegang beberapa merk movement seperti Valjoux, Pesseux dan Lemania. Selain men-supply movement dan ebauches ke perusahan dalam Swatch Group, ETA juga menjualnya ke perusahaan di luar group. ETA memonopoli penjualan movement ini karena hampir sekitar 90% perusahaan jam merupakan konsumen ETA! jadi bisa dibayangkan kalau sekiranya ETA tidak lagi menjual movement ini kepada mereka. Perubahan yang nyata terjadi pada perusahaan jam asal itali UBoat. Menurut informasi, konsumen U Boat harus menunggu lebih lama pasokan tipe terbaru dari brand ini karena U Boat dikatakan kesulitan pasokan movement ETA untuk jam-jam mereka.

Apa yang akan dilakukan ETA pasca tahun 2010? Nicholas Hayek, President SWATCH Group mengatakan bahwa ETA hanya akan membuat fully assembled movement dan konsumen yang membelinya tidak dapat lagi melakukan banyak perubahan terhadapnya. Hayek mengatakan langkah besar yang dilakukan oleh group adalah juga untuk menyelamatkan industri jam Swiss dari krisi yang mengancam. Dikatakan bahwa sudah beberapa dekade kemajuan pengembangan movement di Swiss menjadi stagnan karena banyak produsen jam yang sangat bergantung pada ETA sebagai pensuplly bahan dasar untuk pengembangan movement mereka. Sampai saat ini ebauches yang dijual oleh ETA merupakan 'bahan dasar' bagi banyak produsen jam untuk mengembangkan movement sesuai dengan keinginan masing-masing. Nama-nama besar seperti Breitling, IWC, Tag Heuer dll adalah juga konsumen ETA, walaupun khusus untuk IWC, mereka juga membuat in house movement untuk tipe-tipe tertentu. Breitling sebagai konsumen terbesar movement Valjoux 7750 dan jenis chronograph lain, saat diminta komentarnya terhadap perubahan kebijakan ETA ini mengatakan bahwa mereka akan tetap membeli finished movement dari ETA karena sampai saat ini tidak ada alternatif lain bagi mereka. Breitling saat ini juga sudah mulai membuat in-house movement untuk jam-jam mereka. Produsen lain adalah Dubois Depraz yang memiliki spesialisasi dalam pembuatan modul chronograph juga mengatakan hal yang sama dengan Breitling karena sampai saat ini Dubois Depraz memiliki 'ketergantungan' besar terhadap movement yang dibuat oleh ETA. "We have no other choice", kata mereka.


Dalam sebuah forum Panerai hal ini juga hangat dibicarakan. Sudah diketahui oleh umum bahwa movement yang digunakan oleh panerai sebagian besar juga berasal dari ETA. Pada Panerai basic model mereka menggunakan Unitas 6497, manual movement yang sudah berusia 50 tahun namun kehandalannya tidak mengecewakan sampai sekarang, karena itu sangat valid alasannya bagi Panerai (yang merupakan bagian dari Richemont Group-saingan terbesar Swatch group) untuk tetap menggunakan ETA. Movement lain yang digunakan oleh Panerai adalah Jaeger, Angelus dan movement inhouse (Cal.P999). Dengan berubahnya angin kebijakan dari Swatch Group ini ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi dengan Panerai yaitu, mereka tetap membeli 6497 dengan konsekuensi harga yang lebih tinggi atau berkutat dengan R&D untuk membuat movement in house bagi basic line mereka. kalau pilihan kedua yang diambil, mereka harus mengeluarkan dana begitu besar untuk memulainya. Sebagai informasi, ongkos awal pembuatan basic movement in-house adalah 10 juta Swiss Franc.
Lantas, apa dampak besarnya terhadap industri jam di Swiss, berikut adalah kemungkinan yang akan terjadi:

1. Perusahaan-perusahaan jam kecil yang hidupnya saat ini sangat bergantung pada supply ETA akan mulai kesulitan nafas dalam berproduksi karena harga untuk sebuah finished movement dari ETA jauh lebih mahal apabila mereka hanya membeli ebauches, kirim ke assembler dan kemudian pasang di jam mereka. Akan datang saatnya kematian bagi merek-merek kecil atau juga jam-jam yang sifatnya hanya dipasarkan secara khusus dan menggunakan movement dari ETA.

2. Merek-merek besar akan berlomba dan mulai memaksa R&D mereka untuk membuat in-house movement. Nama-nama seperti Roger Dubuis, Maurice Lacroix, Alpina, Breitling, Bulgari sudah merintis jalan ke arah sana. Atau mereka juga bisa membeli pabrik movement kecil untuk kemudian dikembangkan dengan teknologi terkini. Langkah smart ini telah dilakukan oleh Montblanc dengan menggandeng Villeret untuk mengisi casing jam-jam high end dari Montblanc.

3. Akan tumbuh ETA-ETA baru untuk mengisi kekosongan pasokan ini. Sellita, sebuah perusahaan yang awalnya adalah assembler untuk movement ETA akhirnya bisa membuat movement automatic sendiri dengan nama SW200 yang merupakan copy dari seri ETA klasik 2824-2. Hal ini dimungkinkan karena beberapa movement ETA klasik sudah tidak lagi dilindungi oleh hak patent untuk penciptaan jadi siapapun bisa membuat duplikasinya, dan Sellita ternyata membaca peluang besar ini. Saat ini brand-brand seperti ORIS, Invicta dan merek kecil lain sudah mulai menggunakan movement Sellita.

4. Bagi merek-merek yang masih menggunakan ETA sebagai pengisi jam mereka, konsekuensi yang kemungkinan terjadi adalah naiknya harga jual ke konsumen karena biaya modal juga semakin tinggi, kecuali mereka mau mengurangi marjin keuntungan agar kenaikan tidak menjadi lebih besar.

5. Dampak besar hanya terjadi pada jam-jam yang menggunakan mekanikal movement karena penghasil jam quartz masih sangat banyak dan movement seperti ini bukanlah sesuatu yang sulit dan mahal untuk dibuat. pangsa pasar jam mekanik sendiri hanyalah 10% dari total pangsa pasar jam tangan di dunia.