Tampilkan postingan dengan label A Non Watch Related Articles. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label A Non Watch Related Articles. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 April 2009

Astronaut Gear from late 60s

Aktivitas pengiriman manusia ke angkasa luar membutuhkan persiapan yang sangat matang sampai hal-hal yang kecil sekalipun. Pada akhir tahun 60-an penerbangan manusia ke bulan dengan apollo XI merupakan pencapaian signifikan manusia terhadap teknologi. Dimana saat itu manusia untuk pertama kalinya mampu menjejakkan kaki ke bulan.
Gambar dibawah adalah perlengkapan seorang astronot yang digunakan oleh Neil Armstrong dengan Apollo XI. Salah satu tools wajib digunakan oleh para astronot adalah penunjuk waktu yang saat itu (dan masih sampai kini) dipasok oleh Omega dengan Omega speedmaster manual winding. (gambar kiri bawah).


Dalam salah satu buku panduan mengenai tools yang digunakan, ada satu halaman yang menuliskan secara detil fungsi dan cara menggunakan Omega speedmaster. Jam ini digunakan untuk menunjang kegiatan Extravehicular mobility unit (EMU). Jam Omega menjadi satu kesatuan dengan sarung tangan.



Kalau anda perhatikan, jam Omega speedmaster untuk para astronot ini menggunakan fixed lugs bar dan ini hanya bisa digunakan dengan menggunakan velcro strap dan dililitkan di lengan jaket astronot.



Kamis, 26 Februari 2009

Pengalih perhatian: Lukisan!

Saat-saat ini adalah masa jenuh saya yang kedua. Pada masa jenuh yang pertama beberapa tahun lalu saya menjual sebagian besar koleksi jam antik saya dan saat itu rasanya sudah malas untuk melanjutkan hunting dan kumpulin jam antik lagi. Tapi ternyata saya hanya jenuh saja dan begitu tahu koleksi saya banyak yang sudah hengkang rasanya agak menyesal juga...

Untuk masa jenuh yang kedua ini saya tidak lagi menjual jam-jam antik saya tapi saya taruh saja di koper dan tidak saya lihat lagi (untuk sementara). Untungnya ada 'pengalih perhatian' dari hobby utama yaitu mencari dan mengumpulkan barang pecah belah antik (lihat posting sebelumnya) dan yang paling gres adalah lukisan!

Pada dasarnya saya mengemari lukisan sejak kuliah dulu, ini karena teman tetangga saya di yogya adalah pelukis lulusan ISI Yogya. Kegemaran akan lukisan mulai lagi sejak bulan lalu saat berkunjung ke tempat pengumpul barang antik di Bogor. Saat itu saya lihat ada beberapa lukisan kecil yang menurut saya menarik karena goresan pada canvas sangat ekspresif. Dari cerita si pemilik lukisan, seniman yang melukis lukisan itu dulunya pernah dirawat di Rumah sakit jiwa karena itu banyak orang yang mengatakan (mungkin berseloroh) bahwa si pelukis ini adalah Van Gogh-nya Indonesia (aya-aya wae...) .

Sudah banyak hasil karyanya yang dibeli oleh para pengemar lukisan dari Bali dan luar negeri. Dalam katalog lelang Sidharta beberapa karyanya juga sering dipajang dan dilelang. Kebisaannya dalam melukis adalah otodidak dan goresannya dalam melukis sangat ekspresif. Dia lebih sering melukis dengan cara menggores dan bukan mengoles dengan mata kuas karena itu goresannya sangat terasa ekspresif. Nama pelukisnya Somad, karena dulu tinggal disebelah pabrik es makanya sering disebut dan dipanggil Mades. Lukisan dibawah adalah salah satu contoh karyanya dalam ukuran 30X40cm, berupa lukisan anak-anak sedang bermain.


Dibawah ini adalah karya teman saya di Yogya, Petro. Semula lukisan ini tidak mau dijual karena memiliki nlai sentimentil tinggi. Lukisan ini dibuat saat ulang tahun pelukis terkenal Alm. H.Widayat di Magelang. Saat itu banyak pelukis yang diundang ke rumah beliau untuk melukis bersama. Setiap pelukis diberi kanvas besar sekalia dengan cat minyaknya yang berkualitas tinggi. Saat itu Petro berinisiatif untuk meminta sang tuan rumah Alm H. Widayat untk ikut serta menggoreskan kuasnya disisi kiri dan dan sisi kanan Petro meminta kepada Kartika Affandi (putri maestro Alm.Affandi) untuk juga menggoreskan kuasnya. Setelah mereka berdua selesai baru Petro menggabungkan keduanya dengan goresannya sendiri. Judul lukisan ini 'About last night' dan berukuran sekitar 1,2X1,4m.


Lukisan buah dibawah ini adalah karya Wardoyo. Alirannya realis dan memang buah jambunya menggiurkan banget. saat saya bawa pulang ke rumah semua berkomentar sama..lukisannya bagus. Ukuran juga cukup besar sekitar 90X100cm.


Lukisan dibawah adalah karya Parsono. Pelukis muda jebolan sanggar Jatiwangi. Sekarang Parsono lagi demen melukis suasana panen. Pelukis otodidak yang dikembangkan oleh seniman senior Fadoli. Semua lukisannya bersertifikat dan juga sudah masuk balai lelang Sidharta.



Anak bungsu saya bergaya di depan salah satu karya Parsono yang lain (panen juga).


Perlu penataan khusus agar sebuah lukisan bisa tampil lebih menarik.


Minggu, 18 Januari 2009

Other antiques

Disadarkan oleh sebuah pengumuman 'pensiun dini' dari dunia horology yang ditulis oleh salah seorang rekan di blognya, saya teringat kembali pengalaman 'jenuh' dan 'bosan' yang pernah saya alami beberapa waktu lalu. Memang sih saya tidak sampai memutuskan secara formal bahwa akan menarik diri dari dunia yang menarik ini, tapi frankly speaking saya dulupun pernah beranggapan bahwa dunia horology sudah tidak menarik lagi. Tapi ternyata saat itu saya hanya emosional saja dan buktinya sampai saat ini saya masih konsisten dengan dunia yang membuat saya mendapatkan banyak teman baru.
Suatu hari saya berkunjung ke rumah seorang penggemar jam antik yang pertama kali saya kenal. Saat saya berkunjung ke rumahnya yang terletak di sudut sebuah perumahan di Bojong Gede, saya seperti ditarik kembali ke masa tahun 40-60an. Ternyata sobat saya itu bukan hanya penggemar jam antik tapi segala sesuatu yang antik (karena itu tidak heran orangnya pun antik!..). Dari mulai benda kecil seperti gembok sampai seperangkat sofa tamu semuanya antik! bahkan istri saya yang masuk sampai merinding...tapi saya kok malah suka!

Karena saya tertarik dengan koleksi non-jam yang antik itu, saya kemudian diajak ke salah satu tempat dimana dia selalu datang untuk mencari dan membeli barang-barang antik. Nah dari saat itulah ketertarikan saya terhadap barang antik non-jam bermula. Saat ini saya berfikir bahwa, kesenangan baru ini bisa membuat perhatian saya teralihkan saat saya jenuh dengan koleksi jam antik saya!

Karena itu saya mulai berburu (kalau ada waktu) barang-barang antik dan pernak-perniknya. Yang pertama kali saya beli adalah 2 kursi antik yang sering disebut dengan kursi "Jengki". Terbuat dari kayu jati, berat dan bantalan masih meggunakan per aslinya. Meja saya ambil dari rumah kerabat di Cilacap yang ternyata cocok dengan penampilan kursi jengki ini.

Setelah mendapatkan beberapa kursi dan meja kecil, saya kemudian ingin memiliki alat makan dan minum saya juga kalau bisa dari era dulu. Mulailah saya mencari beberapa barang pecah belah (piring dan gelas serta toples). Piring di bawah adalah salah satu contoh jenis piring makan yang saya pakai. Saya seperti kembali ke era saat saya kecil tahun 70-an, almarhum ibu saya seringkali menyuapi saya dengan piring seperti ini: ada gambar kembang dan diameter piring yang lebar agar muat banyak nasi dan lauk untuk menyuapi saya dan adik-adik saya. Pada dasar Piring ini bertuliskan "made in China".


Kemudian gelas, saya jatuh cinta ketika melihat gelas-gelas ini. Menurut saya mereka cantik dan berestetika tinggi. Menurut mertua saya, gelas seperti ini sering digunakan sebagai salah satu barang seserahan pengantin pada era tahun 60 sampai 70-an dan biasanya juga ditaruh di lemari pajangan dan bukan untuk dipakai sehari-hari. Kebetulan salah satu dari gelas di bawah juga merupakan gelas seserahan mertua saya saat beliau dulu menikah.


Nah kalau gelas-gelas kecil dibawah mengingatkan saya saat saya kecil dulu. Saat itu kalau beli es di restoran atau warung atau juga pedagang keliling gelasnya seperti gelas-gelas yang berwarna merah dibawah ini.

Saat ini saya masih menunggu lemari dapur, meja rendah untuk ruang makan dan lemari pajangan model Betawi-an dari era tahun 50-an. Untuk sementara koleksi pernak-pernik dan pecah belah antik saya letakkan di lemari pendek bekas speaker tahun 70-an. Diatas lemari pendek itu ada beberapa toples kaca yang dibuat dari beberapa negara. Toples terbesar adalah buatan SIEMENS Germany, yang sedang buatan Jepang dan yang paling kecil buatan SOERABAIA.


Ketertarikan akan barang-barang ini ternyata bisa mengalihkan perhatian saya sementara saat jenuh dengan koleksi jam antik saya. Mungkin ada baiknya anda juga mencari alternatif pengalih perhatian seperti ini...siapa tahu anda bosan dengan hobi utama anda..


Sabtu, 12 Januari 2008

10 Januari 2008; 09.40 WIB

Saat tahun baru hijriah kemarin 10 januari, pukul 09.40 pagi telah lahir putri kedua kami ANINDITA AYU NARESWARI dengan berat 3150 gram dan panjang 49 cm di RS Medistra Jakarta.


Saat hari bersejarah itu saya bingung memilih dan menentukan hendak pakai jam apa. Dan setelah mengambil waktu beberapa lama, akhirnya saya mempercayakan penunjuk waktu kelahiran pada Rolex Oysterdate 6694 saya.