Senin, 31 Mei 2010

OMEGA Seamaster Chronometer Bumper Cal.354

Diyakini jauh lebih sulit untuk mendapatkan sebuah omega vintage Seamaster Chronometer daripada sebuah Constellation chronometer karena memang populasinya jauh lebih sedikit. Apalagi untuk seamaster chronometer bumper seperti contoh di posting ini!

Omega ini sungguh antik sekali penampilannya: Cross hair (garis melintang di tengah), tulisan OMEGA yang masih timbul, jarum dauphine dan dial yang two tone (sisi dalam terlihat lebih gelap atau sebaliknya tergantung cahaya).

Dial dalam kondisi yang sudah terlihat menua dengan penyebaran flek yang merata di semua area dial. Indeks berwarna gold dengan variasi indeks pada 3, 6 dan 9. Keunikan dari Seamaster chronometer ini adalah letak tulisan "chronometer...." yang berada di atas angka 6. Penulisan ini tidak lazim karena biasanya penulisan itu ada di bawah tulisan OMEGA. Sangat jarang saya lihat di internet ada omega dengan penulisan seperti ini. casing sering disebut sebagai heavy lugs karena bentuk lugs yang 'gendut', juga desain crown yang bersegi delapan yang merupakan ciri khas crown era tahun 50-an.

Movement menggunakan bumper automatic movement cal.354 dengan adjusted dan tested agar mendapatkan sertifikasi Chronometer. Movement ini banyak digunakan oleh Constellation generasi awal. Rantai model beras yang sangat khas dan menjadi trend di tahun tersebut.


Kamis, 27 Mei 2010

OMEGA Manual Winding Cal.283 Honeycomb dial

Sudah lama saya tidak pernah mendapatkan Omega dengan movement manual winding, sampai akhirnya saya menemukan omega antik ini. Selain kondisinya yang masih sangat bagus dan bersih untuk jam yang sudah berusia lebih dari 50 tahun, finishing dial dengan model honeycomb membuat penampilan omega ini menjadi lebih klasik dan cantik.

Desin dial menggunakan arabic numbers untuk semua angka genap (2, 4, 6, 8, dan 12) yang terbuat dari gold, serupa dengan jarum dengan warna senada dengan desain model pedang atau dauphine hands. Diameter casing sekitar 35mm dengan desain lugs yang sederhana, nggak neko-neko. Hanya ada tulisan Omega dan logo pada dial, kemungkinan tipe ini keluar sebelum omega mengeluarkan tipe-tipe seperti seamaster, de ville dll.

Kalau dilihat dari samping terlihat desain lugs dibuat bersudut curam dan sedikit lebih panjang. Crown berdiameter lebih lebar namun lebih tipis dari desain crown generasi setelahnya. serat antara bezel dan caseback masih terlihat dengan jelas, dan sepintas mirip desain kue wafer karena penampang seperti terbagi menjadi 3 bagian. bezel dan caseback di-finish polished steel.

Caseback dibuat polos tanpa ada engrave omega atau apapun dan serat finishing-nya masih terlihat jelas. Omega ini menggunakan manual movement cal.283 dengan 19 jewels. Diperkirakan movement ini dibuat pada awal tahun 50-an. Salah satu tipe jam militer Omega juga menggunakan movement cal.283 yang dibuat pada tahun 1953. Kondisi movement masih sangat bagus, sayangnya saya tidak bisa membuka caseback karena cara membukanya harus di congkel.




Minggu, 09 Mei 2010

ROLEX Submariner Ref.16800 Ca.1986

Saya yakin semua orang penggemar jam tahu akan desain Rolex Submariner, karena desain ini tidak banyak berubah sejak pertama kali diperkenalkan ke publik pada pertengahan tahun 50-an. Perkembangannya sendiri bukanlah revolusi tapi evolusi dengan perubahan minor pada desain dial, namun tidak demikian dengan perubahan pada movement yang digunakan.
Salah satu tipe Submariner yang nyaris 'terlupakan' adalah ref.16800. Saya sebut 'terlupakan' karena memang tipe ini jarang diminati dan disebut-sebut dalam banyak forum Rolex. Ref.16800 sendiri disebut sebagai Submariner dalam masa transisi dari mika dan sapphire crystal. Awal produksi dilakukan pada tahun 1979 dengan keluarnya 16800 seri pertama yang masih menggunakan dial generasi sebelumnya yaitu Ref.1680 (Submariner mika). Dial 1680 menggunakan matte dial dengan indeks yang tidak diberi frame lingkaran. Gambar di bawah adalah contoh 16800 generasi pertama yang menggunakan dial 1680. Banyak yang mengatakan bahwa 16800 adalah contoh nyata penggabungan 'old and new era' dari Rolex, karena desain dial lama (1680) dengan sapphire crystal (generasi baru). Pada 16800 dibawah diproduksi pada tahun 1983 dan merupakan produksi terakhir 16800 yang menggunakan dial 1680. Tipe ini diproduksi sejak 1979-1983. Indeks dan jarum sudah mulai menguning (bahkan cenderung ke arah coklat).

Gambar dibawah menunjukkan perbedaan dari 2 jenis 16800 dari masa dan finishing yang berbeda. 16800 yang di depan produksi tahun 1986 yang sudah menggunakan dial generasi baru (16610) sedangkan yang belakang merupakan generasi lama (dial 1680). Kedua jam ini kondisi fisiknya masih sama-sama belum pernah dipoles.
Generasi baru 16800 diproduksi sampai tahun 1989, tidak ada bedanya dengan Submariner 16610 yang lazim kita lihat sekarang. 16800 yang ada dalam koleksi saya ini semua indeks dan jarumnya sudah mulai berubah warna dan merata. Ini karena faktor usia dimana elemn tritium pada kedua bidang itu mulai berubah warna karena proses alamai. Bagi saya perubahan warna itu malah mempercantik penampilan jam secara keseluruhan. Kondisi dial, jarum dan bezel masih sempurna sedangkan kondisi casing sudah tergores-gores yang saya biarkan apa adanya dan tidak dipoles.



Selasa, 04 Mei 2010

BREITLING Navitimer Chronometer 'John Travolta'

Kenapa saya menyebutnya sebagai Breitling John Travolta? karena memang jam ini dipopulerkan oleh John Travolta sebagai brand Ambassador Breitling, dan memang jam yang dia pamerkan di setiap iklan adalah tipe ini.

Saya sebenarnya bukanlah fans merek ini. Saya hanya suka beberapa tipe saja, tidak lebih dari 3 tipe dan kalaupun saya ingin punya Breitling tentunya 3 jenis itu saja yang jadi prioritas. Salah satu yang saya sukai adalah tipe ini: Navitimer Chronometer. Desainnya sangat klasik, tidak berbeda jauh dengan versi klasik-nya navitimer di akhir tahun 50-an. Memang sih desainnya masih saja "rame" seperti desain Breitling yang lain. Awalnya saya berencana untuk menyimpan 1 breitling navitimer yaitu Navitimer World terutama dengan dial hitam, namun setelah melihat langsung navitimer world dan mencobanya di tangan, rasanya kok nggak pas, terlalu besar dan yang pasti masih mahal (mungkin ini alasan utama sebenarnya). Dimensi Navitimer World yang 46mm bagi saya terlalu besar.

Namun berbeda dengan Navitimer JH ini (saya sebut JH sebagai kependekan dari John Travolta), diameter 42mm terasa pas di tangan, tidak terlalu besar dan juga tidak kecil, pas lah. Desain juga mirip dengan Navitimer World, malah tipe JH ini terlihat lebih simetris dengan peletakan sub register chronograph yang berada di posisi 3,6 dan 9. Sapphire crystal menggunakan lapisan anti reflective sehingga penglihatan ke dial menjadi lebih baik dan bersih, bahkan terkadang terlihat seperti tanpa ada kristal-nya.

JH menggunakan atomatic chronograph movement Cal.23 yang memiliki dasar movement dari Valjoux. Pergantian tanggal secara manual berbeda dari tipe lain karena harus memutar jarum jam sampai melewati tengah malam dan diputar kembali berlawanan arah jarum jam sampai ke angka 9 untuk bisa mengubah tanggal. Movement ini memiliki power reserve selama 42 jam.

Salah satu yang saya sukai dari Breitling adalah desain strap-nya yang terlihat kokoh dan sangat sporty, baik yang terbuat dari croco ataupun calf leather. Breitling JH menggunakan calf leather yang kokoh dan tebal. Dan yang saya dengar, harga strap Breitling baru memang mahal.

Breitling JH mulai diproduksi sejak tahun 2003 dan masih diproduksi sampai sekarang. Variasi produk ada 2 yaitu yang menggunakan bracelet dan strap kulit. Jam ini nyaman dipakai karena tebalnya yang 14,6mm dan beratnya yang hanya 79,4 gram. Dipakainya bagus, klasik sekaligus aura modern-nya tetap terlihat.


Senin, 03 Mei 2010

GTG Kronometrofilia 2 Mei 2010

Akhirnya setelah menunggu beberapa bulan, kegiatan "Pasar Arloji' atau GTG ke-4 komunitas penggemar arloji 'Kronometrofilia' diadakan lagi di Jakarta, tepatnya 2 Mei 2010 di restoran Teebox Kebayoran baru. GTG kali ini dihadiri sekitar 30 orang dan jam yang dibawa sekitar 200 lebih jam antik dan modern. Sebagai 'makanan utama' dalam GTG ini langsung dipajang di meja yang terletak di tengah-tengah ruangan sehingga semua yang datang bisa dengan leluasa melihat, memegang dan mencoba sekian banyak koleksi jam nan cantik itu.

Jam pertama yang menarik perhatian saya adalah jam yang dipakai oleh moderator komunitas, Prof. Kusuma. Beliau mengenakan Omega yang belum pernah saya lihat sebelumnya yaitu Omega chronograph yang dikeluarkan untuk FIFA (federasi dunia untuk sepakbola). Ciri khas yang membuat jam ini begitu menarik adalah adanya minute counter untuk 45 menit, satu babak dalam permainan sepak bola. Di posisi angka 12 terdapat logo bola dunia dan tulisan FIFA. Menurut saya jam ini termasuk very rare dan kolektibel! Jam ini dibiarkan tanpa polesan sehingga guratan di casing dan mika dibiarkan apa adanya.

Koleksi Omega yang memang sedari awal saya ingin lihat dalam GTG kali ini adalah sebuah Omega Constellation 18K solid gold milik Bung Erlan. Tipe connie gold ini adalah hidden crown dengan automatic movement Cal.564. Kondisi jam dibiarkan apa adanya, bahkan mika yang retak pun dibiarkan saja karena memang mika tersebut asli bawaan dari jam itu. Aura jam ini memang beda dan sangat cantik. Karena itu tidak heran kalau salah seorang rekan penggemar jam antik begitu terpesona nya hingga sangat ingin mengakuisisi jam ini. Sayang keinginan beliau dalam GTG ini belum kesampaian.

Dalam komunitas Kronometrofilia semakin banyak yang menggemari merek Seiko terutama seri Chronograph dan diver. Gambar di bawah adalah salah tipe Seiko diver yang paling banyak dibicarakan dan disukai oleh penggemar Seiko: Diver tuna. Bentuknya yang bongsor dan besar membuat penampilan jam ini menarik. Kebetulan dalam GTG kemarin ada 2 orang yang membawa tipe jam yang sama dengan tahun produksi yang terpaut jauh.

Di bawah adalah penampakan seiko automatic dengan desain yang klasik. Kedua jam ini milik dr.William, seorang penggemar berat Seiko. Dengan desain yang sederhana dan finishing yang detail dan halus, membuat penampilan dan kesan kedua jam ini melampaui harganya. Favorit saya adalah yang hitam. Very nice!!

Nah ini nih, jam Seiko yang membuat banyak jam swiss harus berpikir ulang dalam membuat standar kualitas bahan dan finishing sebuah jam. Seiko diver Marine Master. This is one of the best looking diver watch I've ever see! Finishing-nya luar biasa halus, kesan eksklusif begitu terlihat. Desain kokoh dan begitu menarik saat dikenakan. Memang harga jam ini jauh lebih mahal dari jam seiko diver kebanyakan, dan saya kira harga itu sesuai untuk mendapatkan jam dengan kualitas sebaik ini. Jam milik Bung Ariska ini dipasangkan dengan strap kulit model sport dari merek Hirsch.

Gambar dibawah menunjukkan Seiko Marine Master yang disandingkan dengan salah satu koleksi diver modifikasi dari Bung Joe. Menurut saya ini adalah modifikasi paling berani dan beresiko dengan hasil yang luar biasa! Basis-nya adalah seiko diver 6309 yang dikawinkan dengan dial dan hands milik Marine Master. Untuk membuat sebuah jam yang one of a kind ini, Bung Joe harus memotong kaki dari dial MM agar bisa masuk dengan movementnya. Hal ini tentu beresiko tinggi karena belum pernah ada yang mencoba (tepatnya berani mencoba) untuk melakukan percobaan modifikasi ini. Good job, Joe!

Tidak banyak orang yang memiliki konsistensi tinggi dalam mengoleksi jenis jam tertentu. Sebelumnya saya tahu kalau Bung haryo konsisten dengan jam merek Garuda dan memang hal itu benar-benar ditekuni. Kali ini ada Bung Rudi yang (masih) konsisten dengan koleksi jam Rusia vintage-nya. Luar biasa karena semua jam dalam koleksinya masih bagus dan berjalan baik. Segala macam jenis jam rusia dari beberapa merek dibawa dalam GTG ini. Setiap kali melihat jam-jam rusia ini, pikiran seperti diajak kembali ke era 70-80an saat Uni Soviet masih berdiri, dan jam-jam ini merupakan saksi dari masa itu.

Namanya juga pasar, banyak orang kumpul, ngobrol, bengong, diskusi, ngelamun, lihat2 barang dan juga..makan! karena acara dibuat sampai makan siang maka sebagian member yang datang nyambi ngobrol dengan makan sajian siang itu: bakwan malang.



Koleksi di bawah adalah milik Prof.Kusuma yang selalu konsisten dengan koleksi Omega antiknya. kalau dalam GTG sebelumnya beliau membawa '9 pendekar', kali ini koleksi yang dibawa 'pendekar connie 70's'. Omega constellation dari era tahun 70-an dalam 2 versi casing yang berbeda.
Tidak sedikit yang terbengong-bengong dengan koleksi yang dibawa oleh Bung Anton ini. Rolex GMT master 1675 Pointed Crown Guard (PCG). Semua masih orisinal! yang membuat jam ini begitu bernilai tinggi adalah karena dial dan jarum-nya masih asli dari periode tipe ini. Dial difinshing gilt dial dengan chapter ring yang menyatu pada sisi luar-nya. Perbedaan dari kedua jam ini adalah dari tingkat perubahan warna dial. PCG yang kanan sudah totally berubah menjadi tropical dial, berwarna kecoklatan. Kondisi kedua jam ini luar biasa! very rare! dan pasti very expensive!... :-)

Tidak cukup satu koleksi yang membuat orang geleng-geleng kepala. Koleksi berikutnya juga maut: Heuer Calculator! sangat jarang ditemui tipe ini karena itu harganya juga meningkat jauh. Sebenarnya jam ini bukanlah jam yang dijual di sebuah toko yang beliau kunjungi, melainkan hanya 'for display only', tapi entah dengan jurus apa akhirnya jam itu bisa di akuisisi dan dibawa ke Indonesia.
Ada sebuah jam unik yang dibawa oleh Pak Joko, seorang penggemar jam dari Semarang. Jam ini merek Tag Heuer namun jam ini tidak pernah dijual di butik-butik Tag Heuer dimanapun karena jam ini merupakan hadiah bagi pembeli mobil Mercedes SLR. Desainnya unik karena tombol chronograph menghadap ke atas dan bukan terletak di samping casing seperti jam chronograph lainnya. Desain dial dibuat model regulateur deimana jarum jam, menit, detik dan chronograph semua terpisah. Tidak ada informasi berapa banyak Tag Heuer mengeluarkan tipe ini, yang pasti dibuat sejumlah produksi mobil SLR. Movement yang digunakan adalah movement chronograph terbaik dari Tag Heuer yaitu Caliber 36.


Saat GTG adalah merupakan kesempatan untuk melihat, memakai dan mendokumentasikan jam-jam rekan lain yang kita sukai.


Ada 2 buah jam unik yang untuk pertama kalinya dibawa dalam GTG, yaitu sebuah jam kantong yang menampilkan gambar erotis. Yang sebelah kiri dan berwarna merupakan jam erotis buatan Doxa dengan diameter yang besar dan sebelah kanan tidak diketahui mereknya. Jam unik ini merupakan koleksi dari Bung Rony.

Bagi penggemar jam antik, jam alarm yang dikenal selain Vulcain adalah Jaeger Le Coultre dengan seri memovox-nya. Jam di bawah ini bukanlah jam alarm dari kedua merek itu, melainkan dari merek Favre Leuba. Yang membuat jam ini begitu menarik dan langka adalah karena didalamnya menggunakan alarm movement buatan Jaeger. Desain jam ini besar dan massive, warna birunya menarik dan bentuknya kokoh.

Kapan lagi bisa foto dengan 4 jam idola sekaligus kalau nggak pas ada acara GTG?...dokter William dengan seiko diver.
Berfoto sejenak saat istirahat dan chit-chat dengan beberapa rekan, ki-ka: Arif (blog jamkuno), Rony, Prof. Kusuma (www.arlojimania.net), Reza (blog arlojiantik) dan Anton.

Saat pembagian door prize, seperti GTG di Bandung sebelumnya, door prize kali ini juga kotak jam kapasitas 6 buah.
Di akhir acara, sebelum pulang disempatkan foto bersama. Karena area tidak mencukupi jadi fotonya hanya sebagian saja yang terlihat. Foto dalam posting ini merupakan gabungan dari foto-foto jepretan dari dr.william dan Bung Multan.