Senin, 31 Oktober 2011

1000 Nama Pilihan

Nama manusia umumnya terbagi kepada nama depan dan nama keluarga (marga), contohnya Ali Wijaya, di mana Ali adalah nama depan sedangkan Wijaya adalah marganya. Maskipun begitu, ada pula budaya-budaya yang tidak mengenal konsep tersebut. Ada pula nama panggilan yang merupakan nama khusus yang digunakan dalam bersosialisasi.

Struktur Nama
Ada banyak cara untuk menyusun suatu nama, tergantung dari budaya setempat dan bahasa setempat dan biasanya merupakan kombinasi dari :
  • nama pemberian/nama depan (unik untuk setiap anak)
  • nama keluarga (unik untuk setiap keturunan dari garis laki-laki
  • nama tengah (untuk membedakan nama pemberian yang sama dari satu keluarga)
  • nama akhir (nama pemberian yang diletakkan setelah nama depan)
  • nama ayah
  • nama ibu
  • nama gadis (nama keluarga ibu sebelum menikah)
  • nama keluarga kakek dari ayah (=nama keluarga)
  • nama keluarga nenek dari ayah (=nama gadis nenek dari ayah)
  • nama keluarga kakek dari ibu (=nama gadis ibu)
  • nama keluarga nenek dari ibu (=nama gadis nenek dari ibu)
  • nama baptis
  • nama kota (biasanya di Eropa/Amerika)
  • nama pekerjaan (biasanya di Eropa/Amerika)
  • nama warna (biasanya di Eropa/Amerika)
Penerjemahan nama
Dalam penerjemahan nama, ada beberapa cara untuk menuliskan nama asing di dalam bahasa apapun. Tiga yang utama adalah :
  • Nama yang digunakan tidak diubah (dalam kasus bahasa-bahasa yang memiliki cara penulisan yang sama). Misalnya, nama 'Felipe' di dalam bahasa Spanyol tetap ditulis sebagai 'Felipe' di dalam bahasa Indonesia, atau 靑木 (dibaca: Aoki) dalam bahasa Jepang tetap ditulis sebagai 靑木 (dibaca: Qīngmù) dalam bahasa Tionghoa. Walaupun secara tertulis sama, namun pengucapannya dapat berbeda.
  • Transliterasi: mengubah representasi fonetik nama aslinya ke dalam sistem aksara yang berbeda. Misalnya, 'Горбачёв' di dalam bahasa Rusia ditransliterasikan menjadi 'Gorbachev' di dalam bahasa Indonesia, 靑木 (hiragana: あおき) di dalam bahasa Jepang ditransliterasikan menjadi 'Aoki' di dalam bahasa Indonesia.
  • Terjemahan: mengartikan nama aslinya. Misalnya 'Huang-di', (黃帝/黄帝 huángdì) di dalam bahasa Tionghoa diterjemahkan menjadi Kaisar Kuning di dalam bahasa Indonesia.
Masih ada banyak cara lagi untuk menerjemahkan nama asing. Contohnya, pada bahasa-bahasa di Eropa (dan Indonesia) ada kebiasaan untuk menyamakan nama-nama dari bahasa yang berbeda yang berasal dari akar yang sama (keluarga nama). Ketika merujuk pada raja-raja Spanyol zaman dahulu, nama 'Felipe' diubah menjadi 'Philip' dalam bahasa Inggris (dan Indonesia), nama 'Carl' dalam bahasa Jerman diubah menjadi 'Charles' dalam bahasa Perancis, dst.

Nama juga dapat dipinjam melalui bahasa ketiga, contohnya nama tempat 'Köln' di Jerman dipinjam ke dalam bahasa Inggris melalui nama Perancisnya, 'Cologne'. Di dalam budaya Tionghoa, orang asing dapat membuat nama Tionghoa yang berbeda dari (walaupun seringkali didasarkan atas) nama aslinya. Demikian pula sebaliknya, orang Tionghoa banyak yang menggunakan nama-nama Barat, atau dalam kasus Indonesia, nama Tionghoa yang diindonesiakan.

Download 1000 Nama pilihan format
Download 1000 Nama pilihan format

Menemukan Peluang Bisnis Sampingan Di Rumah | Bisnis Sampingan Karyawan

Peluang bisnis sampingan di rumah bisa kita dapatkan dengan sedikit ide cemerlang menggunakan apa yang bisa kita dapatkan dari benda yang ada di sekitar rumah kita, komputer misalnya. Dengan komputer kita bisa menjalankan bisnis di rumah yang serius, misalnya saja bisnis internet yang sekarang sedang trend. Peluang bisnis sampingan di rumah bisa anda dapatkan dengan mudah asal tahu caranya.

Sebut saja komputer anda adalah modal untuk menjadikannya Peluang bisnis sampingan di rumah, dengan komputer anda bisa menawarkan jasa apa saja, seperti si empunya blog ini, kerjanya serabutan, mulai dari pekerjaan gambar pipa pertamina ratusan kilo meter sampai bisnis internet sebagai makelar online alias internet marketing.

Atau ide apa saja yang bisa anda kembangkan di rumah anda sebagai Peluang bisnis sampingan di rumah, namun seperti yang saya gambarkan diatas, komputer adalah salah satu bentuk ide bisnis yang bisa anda kembangkan sebagai modal untuk bisnis di rumah.

Dengan bermodal koneksi internet dan petunjuk yang jelas dan cara mendapatkan penghasilan dari internet yang benar dan tepat sasaran, anda dijamin tidak akan overload informasi seputar bisnis internet yang saya coba tawarkan.

Salah satunya adalah dengan bergabung dengan Cafebisnis.com, adalah markas besar para pendulang dollar dengan Lutvi Affandi sebagai master bisnis online yang sarat dengan ajaran-ajaran cara mendulang dollar dari Google adsense dengan mengoptimalkan Wordpress.

Atau juga bergabung dengan jajaran para monster amazon di Affiliate Site Blueprint yang di gawangi oleh Pak Sukarto, yang telah berhasil mencetak para pendekar amazon yang berhasil mendulang dollar (termasuk saya hehe...uhuyy) dari bisnis minisite amazon.

So, tunggu apalagi, saya sudah menawarkan Peluang bisnis sampingan di rumah lewat bisnis internet yang dijamin anda tidak akan tersesat dan overload informasi.

Semoga bermanfaat.

Jumat, 28 Oktober 2011

Hidup Dengan Pedoman Al-Quran

Al Qur’an adalah kalamullah. Ia adalah firman Allah Yang Maha Esa. Ia juga merupakan pedoman, pedoman hidup yang Allah Swt turunkan melalui Jibril As dan Rasulullah Saw untuk kebahagiaan hidup manusia.
Dialah mukjizat terbesar yang pernah ada dalam alam semesta ini. Sebuah mukjizat yang terus-menerus yang dimiliki Muhammad Saw dan ummatnya. Siapa yang menetapkan hukum dengannya maka akan beruntung. Siapa yang berpaling dan meninggalkan pola hidup yang telah ditetapkan di dalamnya, maka akan tersesat. Inilah kitab langit yang dianggap beribadah dalam membacanya. Ia mampu menggetarkan hati manusia yang keras. Mampu menggoncangkan gunung yang kokoh dan dapat membelah lautan yang dalam. Ia pun merupakan rahmat dalam kehidupan manusia yang mau mengamalkannya, sekaligus menjadi ‘syifaa’ (penyembuh) bagi penyakit yang diidap manusia.
Di dalamnya terdapat begitu banyak pedoman dan hikmah yang dapat menuntun manusia dalam penelusuran hidup yang tengah dilalui. Ia berbicara tentang ketuhanan, alam semesta, akhirat, perbuatan baik & buruk, dan banyak lagi. Dialah Kitabullah Al Jami’ wal Maani’. Kitab yang komprehensif sekaligus definitif. Siapa yang mencari jawaban dengannya pasti akan terpuaskan. Siapa yang menetapkan hukum dengannya pasti akan bijaksana.
Bacalah kitab suci ini…. Camkan setiap makna yang dikandungnya…. Amalkan setiap ajarannya… Niscaya akan Anda temui kehidupan yang begitu indah dan nikmat. Percayalah!!!

وَلَوْ أَنَّ قُرْآنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَى بَل لِّلّهِ الأَمْرُ جَمِيعًا.
 “Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentu al-Qur`an itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 31).
Ya Allah, Lisanku Terbata-bata Membaca Firman-Mu!
Saudaraku, tidak ada bacaan yang lebih hebat di sisi Allah, Malaikat dan Rasul-Nya selain Al Qur’an yang berada di tanganmu. Bacalah ia… resapi setiap maknanya… hapalkan dan amalkan! Maka dengannya Anda akan menjadi manusia yang paling beruntung.
Saking hebatnya, Rasulullah Saw menganggap bahwa Al Qur’an ini sebagai Al Mutaabbidu Bi Tilawatihi (hal yang dianggap beribadah bila membacanya). Ya, Anda akan disebut beribadah bila membacanya. Namun sayang, meski membacanya dianggap sebagai sebuah bentuk ibadah, apakah kita senang untuk membaca Al Qur’an?
Banyak kaum muslimin yang bangga telah membaca buku karangan si ini dan si itu. Mereka merasa intelek dan berwawasan luas bila telah menamatkan buku ini dan itu. Mereka pun tidak merasa berat untuk membayar tagihan koran atau majalah bulanan dalam berbagai model atau judul. Mereka lahap semua bacaan itu, namun mereka lupa bahwa membaca itu semua tidak mendatangkan pahala apapun di sisi Allah Swt dan tidak dianggap sebagai sebuah bentuk ibadah. Malah mereka membiarkan Al Qur’an teronggok di lemari mereka atau di rak buku. Lusuh dan berdebu yang menunjukkan bahwa ia jarang dijamah, apalagi dibaca.
Andai saja, mereka tahu apa yang dijanjikan Rasulullah Saw tentang pahala membaca Al Qur’an, niscaya mereka tidak akan menyia-nyiakannya lagi di kemudian hari.

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ الله فَلَهُ (بِهِ) حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُوْلُ: {الم} حَرْفٌ، وَلَكِنْ ألفٌ حَرْفٌ، وَلامٌ حَرْفٌ، وميمٌ حَرْفٌ.
Dari Abdullah Ibnu Mas’ud RA, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah, maka baginya kebaikan dengan satu huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa, “Alif, lâm, mîm: satu huruf, tetapi alif satu huruf, lâm satu huruf dan mîm satu huruf.” (H.R. At Tirmidzi, dia mengatakan, “Hadits hasan shahih.”)

Subhanallah…! Satu huruf yang dibaca dari Al Qur’an akan berbuah pahala 10. maka jika Anda membaca Alif Laam Miim, Anda akan mendapatkan 30 pahala di sisi Allah. Sementara tahukah Anda berapa huruf yang terdapat dalam lafal basmalah, surat Al Fatihah, dan seluruh Al Qur’an? Kalau Anda telah mengetahui keutamaan membaca Al Qur’an ini, mengapa Anda tidak bergegas untuk membacanya? Aturlah jadwal rutin untuk membacanya, sehingga Anda akan terus dicatat sebagai orang yang suka membaca Al Qur’an oleh para malaikat Allah Swt.
Namun memang ada sebagian orang yang mengeluh bahwa dirinya tidak pandai membaca Al Qur’an. Lidah mereka kelu. Mulut mereka tak fasih dalam membacanya. Mereka merasa malu dalam umur yang telah mencapai bilangan tiga puluh, empat puluh, lima puluh tahun bahkan seterusnya, namun mereka lalai sewaktu muda, sehingga sudah setua itu mereka tidak mampu membaca Al Qur’an.
Berbahagialah saudaraku…, rasa malu seperti ini pun merupakan sebuah anugerah dari Allah Swt untukmu. Marilah belajar membaca Al Qur’an. Usahlah sungkan. Kondisi yang tengah merundungimu ini pernah diprediksi oleh baginda Rasulullah. Bila ada dari ummatnya yang berniat membaca Al Qur’an meski bacaannya terbata-bata, maka ia akan mendapatkan pahala dua kali lipat dari orang yang membacanya dengan lancar. Bukankah ini sebuah kabar gembira untukmu, wahai saudaraku? Bacalah kabar gembira dari Rasul Saw untukmu:

وَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ الله  : ((الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَع السَّفَرَةِ الْكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari ‘Aisyah RA. ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda,  ‘Orang yang mahir membaca Al-Qur’an, maka nanti akan berkumpul bersama-sama para malaikat yang mulia lagi taat. Dan orang yang terbata-bata ketika membaca Al-Qur’an dan  terasa berat baginya, maka ia akan mendapatkan dua pahala. (HR. Bukhari dan Muslim)
Perhatikan bagaimana agama yang hanif ini begitu hebat mengapresiasi orang yang mau berusaha. Bagi mereka yang mau membaca Al Qur’an dengan lancar akan mendapatkan pahala yang amat berharga. Sedangkan manusia yang membacanya dengan terbata sekalipun, ia akan mendapatkan pahala berganda. Subhanallah…! Berbahagialah, saudaraku!
Seorang sahabat saya pernah menuturkan bahwa saat istrinya sedang dirawat di sebuah rumah sakit, ia pernah mendengar lantunan suara Al Qur’an yang dibacakan oleh seorang pria yang terbata-bata membacanya.
Rupanya bacaan Al Qur’an tersebut adalah surat Yasin yang dibaca oleh seorang pria, suami dari seorang wanita yang tergeletak kritis tak kunjung sembuh dari penyakit kanker yang sudah lama diidapnya.
Bacaan Al Qur’an itu amat sumbang didengar telinga. Sahabat saya pun datang menghampiri pria yang membacanya sambil menawarkan jasa, “Apakah saya boleh bantu bacaan Al Qur’annya pak?” Pria itu menjawab, “Terima kasih Mas…, surat Yaasiin ini saya baca karena disuruh oleh seorang guru agar Allah Swt memberi kesembuhan untuk istri saya! Guru juga berpesan kepada saya bahwa saya sendiri yang harus membacanya dekat telinga istri saya, jadi tidak boleh diwakilkan.”
Mendengar penjelasan itu sahabat saya menarik diri. Dalam keheningan malam di ruang perawatan rumah sakit, bacaan Al Qur’an yang terbata-bata itupun menjadi syahdu terdengar lama-kelamaan.Surat Yaasiin yang terdiri dari 83 ayat pun, akhirnya berhasil ia tamatkan dalam tempo tidak kurang dari ‘4 jam lamanya’. Suami itu merasa puas, dan atas izin Allah Swt akhirnya selang beberapa hari sang istri diberi kesembuhan oleh Allah Swt berkat bacaan Al Qur’an

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إَلاَّ خَسَارًا
“Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi seorang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian.” (Al Israa [17] : 82) 
Kini sahabat saya berkesimpulan bahwa Al Qur’an dapat menjadi teman dalam masa sulit dan lapang. Alunan ayat-ayatnya dapat mendatangkan kesembuhan. Meski dibaca dengan terbata-bata, ia tetap menjadi bacaan bermakna dan penuh pahala. Karenanya, bacalah terus Al Qur’an meski lidahmu terbata-bata!

Bacalah Al Qur'an & Naiklah…!
Saudaraku, mulai saat ini perbaikilah hubunganmu dengan Kalamullah, Al Qur’an. Sempatkanlah dalam waktu hari-harimu untuk membacanya dan mentadabburinya. Libatkanlah petunjuk Allah Swt melalui firman-Nya dalam setiap permasalahan yang Anda hadapi. Niscaya jalanmu akan terang dan lempang. Dadamu akan terasa lapang. Serta keberkahan akan terus melimpah dan tiada terbilang.
Jadilah engkau manusia terbaik dan prestatif dalam kehidupan. Kemuliaan hidup yang sebentar ini dapat Anda raih dengan cara mengikuti pedoman Allah Swt dalam Al Qur’an. Tidakkah Anda renungkan pesan dalam sabda Rasulullah Saw di bawah ini?

وَ عَنِ النُّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله يقول: ((خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْْآنَ وَعَلَّمَهُ)) رَوَاهُ الْبُخَارِي.
Dari ِAn Nuwwas bin Sam’an RA. ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Sebaik-baik manusia di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Lihat bagaimana Rasulullah Saw mendefiniskan tentang manusia yang terbaik? Manusia terbaik bukan dilihat dari kekayaan, jabatan, status sosial atau ukuran keduniawian apapun juga. Namun sungguh, kemuliaan hidup itu diraih dengan cara belajar dan mengajarkan Al Qur’an. Inilah manusia yang terbaik. Tidakkah Anda tergiur untuk mendapatkan gelar tersebut?
Dalam pengalaman haji tahun 1427 H. Salah seorang jemaah haji dari Jakarta yang menjadi eselon satu di sebuah kementerian dan telah meraih gelar akademis sampai tingkat tertinggi baru menyadari. Ia tersadarkan betapa tak berartinya semua kesuksesan duniawi yang pernah ia raih, saat ia menjalani semua rangkaian ibadah dalam ritual haji dan ketika ia membaca Al Qur’an dengan terbata-bata.
Sepulangnya dari tanah suci, dengan tekun ia mempelajari ajaran agama Islam, dan memanggil seorang ‘guru ngaji’ ke rumah untuk mengajarkannya Al Qur’an. Alhamdulillah, kini ia begitu meresapi ajaran-ajaran Islam, dan dalam kuliah-kuliah yang ia sampaikan di beberapa universitas di Jakarta, selalu ia selipkan pesan-pesan Al Qur’an yang pernah ia ketahui sebelumnya.
Hingga kini ia terus ber-sms kepada saya untuk menyatakan betapa bersyukurnya ia karena telah memberikan makna hidup atas umur yang tersisa berkat bimbingan Allah Swt yang ia temukan dalam Al Qur’an. Alhamdulillah!
Itulah sample manusia terbaik dan prestatif yang ada di tengah-tengah kita. Syukur Alhamudlillah, pada masa sekarang ini banyak saya temukan di berbagai tempat dan kesempatan, manusia-manusia modern yang sudah tidak sungkan lagi mengutip ayat-ayat Al Qur’an dalam pembicaraan mereka. Sungguh saya melihat adanya perbaikan kualitas hidup manusia di zaman sekarang karena mereka suka membaca Al Qur’an.
Selain menjadi manusia terbaik dan prestatif, Anda dapat meningkatkan kualitas hidup Anda dengan Al Qur’an sehingga mendapatkan pahala yang amat berharga di sisi Allah Swt. Saya masih bertanya kepada Anda, apakah Anda tertarik melanjutkan pembahasan ini? Bila Anda mengizinkan saya untuk meneruskannya, maka akan saya sampaikan sebuah kiat bagi Anda untuk meraih pahala yang amat besar dalam membaca Al Qur’an. Hal itu tiada lain adalah MEMBACA & MEMPELAJARI AL QUR’AN DI MASJID. Ya, sengaja saya tuliskan hal ini dengan huruf kapital, agar mata Anda mudah menangkap dan merekamnya.
Inilah yang dijanjikan oleh Rasulullah Saw dalam sebuah haditsnya:

وَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله: ((وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ)) رَوَاهُ مُسْلِمُ.
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, ‘Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya, kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan mereka dilingkupi rahmat Allah, para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk-Nya yang berada didekat-Nya (para malaikat).” (HR. Muslim)

Subhanallah…! Dengan membaca dan mempelajari Al Qur’an di masjid, Anda akan mendapatkan 4 pahala yang amat hebat sekaligus. Keempat pahala tersebut adalah: 1) ketenangan hidup, 2) hidup yang penuh rahmat, 3) terjaga oleh para malaikat, dan 4) dibanggakan oleh Allah Swt dihadapan para malaikat.
Karena keterbatasan pembahasan, saya tidak akan memaparkan satu per satu kehebatan ganjaran bagi orang yang mengamalkan hal ini. Anda tinggal melaksanakannya saja, niscaya Anda pun akan merasakannya. Namun satu hal yang perlu saya tegaskan, tidakkah Anda amat berhasrat agar diri Anda menjadi hamba Allah Swt yang dibanggakan-Nya dihadapan para malaikat? Ayo saudaraku, mulailah mengejar pahala hebat ini, dan carilah pengajian yang Anda sukai di masjid yang Anda sukai pula. Kejarlah pahala-pahala hebat ini!
Teruskanlah hidup berprestasi dengan bacaan Al Qur’anmu! Hidup yang mulia di dunia dan akhirat dengan bacaan Al Qur’an. Tingkatkan prestasi itu dan teruslah meningkat. Sebab itulah ciri manusia yang hidup dengan bimbingan Al Qur’an. Meningkat dan terus meningkat. Itulah yang digambarkan oleh Rasulullah Saw tentang kehidupan prestatif dan meningkat bagi orang yang membaca Al Qur’an. Dalam haditsnya beliau Saw bersabda:

عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال: قال النبي  صلى الله عليه وسلم: يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ : اِقْرَأْ وَارْقَ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا، فَإنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا.
Dari Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash RA berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Dikatakan pada pemilik Al Qur’an,  ‘Bacalah, naiklah, dan baca dengan tartil sebagaimana kau telah membacanya di dunia! Karena  kedudukanmu terdapat pada akhir ayat yang kau baca.” . H.R. At Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya. At Tirmidzi berkata, “Hadits Hasan Shahih.”

Al-Mulk

سُوۡرَةُ المُلک
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ


تَبَـٰرَكَ ٱلَّذِى بِيَدِهِ ٱلۡمُلۡكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ (١) ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلاً۬‌ۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ (٢) ٱلَّذِى خَلَقَ سَبۡعَ سَمَـٰوَٲتٍ۬ طِبَاقً۬ا‌ۖ مَّا تَرَىٰ فِى خَلۡقِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ مِن تَفَـٰوُتٍ۬‌ۖ فَٱرۡجِعِ ٱلۡبَصَرَ هَلۡ تَرَىٰ مِن فُطُورٍ۬ (٣) ثُمَّ ٱرۡجِعِ ٱلۡبَصَرَ كَرَّتَيۡنِ يَنقَلِبۡ إِلَيۡكَ ٱلۡبَصَرُ خَاسِئً۬ا وَهُوَ حَسِيرٌ۬ (٤) وَلَقَدۡ زَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنۡيَا بِمَصَـٰبِيحَ وَجَعَلۡنَـٰهَا رُجُومً۬ا لِّلشَّيَـٰطِينِ‌ۖ وَأَعۡتَدۡنَا لَهُمۡ عَذَابَ ٱلسَّعِيرِ (٥) وَلِلَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّہِمۡ عَذَابُ جَهَنَّمَ‌ۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ (٦) إِذَآ أُلۡقُواْ فِيہَا سَمِعُواْ لَهَا شَہِيقً۬ا وَهِىَ تَفُورُ (٧) تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ ٱلۡغَيۡظِ‌ۖ كُلَّمَآ أُلۡقِىَ فِيہَا فَوۡجٌ۬ سَأَلَهُمۡ خَزَنَتُہَآ أَلَمۡ يَأۡتِكُمۡ نَذِيرٌ۬ (٨) قَالُواْ بَلَىٰ قَدۡ جَآءَنَا نَذِيرٌ۬ فَكَذَّبۡنَا وَقُلۡنَا مَا نَزَّلَ ٱللَّهُ مِن شَىۡءٍ إِنۡ أَنتُمۡ إِلَّا فِى ضَلَـٰلٍ۬ كَبِيرٍ۬ (٩) وَقَالُواْ لَوۡ كُنَّا نَسۡمَعُ أَوۡ نَعۡقِلُ مَا كُنَّا فِىٓ أَصۡحَـٰبِ ٱلسَّعِيرِ (١� ) فَٱعۡتَرَفُواْ بِذَنۢبِہِمۡ فَسُحۡقً۬ا لِّأَصۡحَـٰبِ ٱلسَّعِيرِ (١١) إِنَّ ٱلَّذِينَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّهُم بِٱلۡغَيۡبِ لَهُم مَّغۡفِرَةٌ۬ وَأَجۡرٌ۬ كَبِيرٌ۬ (١٢) وَأَسِرُّواْ قَوۡلَكُمۡ أَوِ ٱجۡهَرُواْ بِهِۦۤ‌ۖ إِنَّهُ ۥ عَلِيمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ (١٣) أَلَا يَعۡلَمُ مَنۡ خَلَقَ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلۡخَبِيرُ (١٤) هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ ذَلُولاً۬ فَٱمۡشُواْ فِى مَنَاكِبِہَا وَكُلُواْ مِن رِّزۡقِهِۦ‌ۖ وَإِلَيۡهِ ٱلنُّشُورُ (١٥) ءَأَمِنتُم مَّن فِى ٱلسَّمَآءِ أَن يَخۡسِفَ بِكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فَإِذَا هِىَ تَمُورُ (١٦) أَمۡ أَمِنتُم مَّن فِى ٱلسَّمَآءِ أَن يُرۡسِلَ عَلَيۡكُمۡ حَاصِبً۬ا‌ۖ فَسَتَعۡلَمُونَ كَيۡفَ نَذِيرِ (١٧) وَلَقَدۡ كَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ فَكَيۡفَ كَانَ نَكِيرِ (١٨) أَوَلَمۡ يَرَوۡاْ إِلَى ٱلطَّيۡرِ فَوۡقَهُمۡ صَـٰٓفَّـٰتٍ۬ وَيَقۡبِضۡنَ‌ۚ مَا يُمۡسِكُهُنَّ إِلَّا ٱلرَّحۡمَـٰنُ‌ۚ إِنَّهُ ۥ بِكُلِّ شَىۡءِۭ بَصِيرٌ (١٩) أَمَّنۡ هَـٰذَا ٱلَّذِى هُوَ جُندٌ۬ لَّكُمۡ يَنصُرُكُم مِّن دُونِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ‌ۚ إِنِ ٱلۡكَـٰفِرُونَ إِلَّا فِى غُرُورٍ (٢� ) أَمَّنۡ هَـٰذَا ٱلَّذِى يَرۡزُقُكُمۡ إِنۡ أَمۡسَكَ رِزۡقَهُ ۥ‌ۚ بَل لَّجُّواْ فِى عُتُوٍّ۬ وَنُفُورٍ (٢١) أَفَمَن يَمۡشِى مُكِبًّا عَلَىٰ وَجۡهِهِۦۤ أَهۡدَىٰٓ أَمَّن يَمۡشِى سَوِيًّا عَلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬ (٢٢) قُلۡ هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَكُمۡ وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَـٰرَ وَٱلۡأَفۡـِٔدَةَ‌ۖ قَلِيلاً۬ مَّا تَشۡكُرُونَ (٢٣) قُلۡ هُوَ ٱلَّذِى ذَرَأَكُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَإِلَيۡهِ تُحۡشَرُونَ (٢٤) وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَـٰذَا ٱلۡوَعۡدُ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (٢٥) قُلۡ إِنَّمَا ٱلۡعِلۡمُ عِندَ ٱللَّهِ وَإِنَّمَآ أَنَا۟ نَذِيرٌ۬ مُّبِينٌ۬ (٢٦) فَلَمَّا رَأَوۡهُ زُلۡفَةً۬ سِيٓـَٔتۡ وُجُوهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَقِيلَ هَـٰذَا ٱلَّذِى كُنتُم بِهِۦ تَدَّعُونَ (٢٧) قُلۡ أَرَءَيۡتُمۡ إِنۡ أَهۡلَكَنِىَ ٱللَّهُ وَمَن مَّعِىَ أَوۡ رَحِمَنَا فَمَن يُجِيرُ ٱلۡكَـٰفِرِينَ مِنۡ عَذَابٍ أَلِيمٍ۬ (٢٨) قُلۡ هُوَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ ءَامَنَّا بِهِۦ وَعَلَيۡهِ تَوَكَّلۡنَا‌ۖ فَسَتَعۡلَمُونَ مَنۡ هُوَ فِى ضَلَـٰلٍ۬ مُّبِينٍ۬ (٢٩) قُلۡ أَرَءَيۡتُمۡ إِنۡ أَصۡبَحَ مَآؤُكُمۡ غَوۡرً۬ا فَمَن يَأۡتِيكُم بِمَآءٍ۬ مَّعِينِۭ (٣� )


67 - AL-MULK (KERAJAAN)
Pendahuluan:
Makkiyah, 30 ayat Surat ini dinamakan al-Mulk yang diambil dari kata itu yang terdapat pada ayat pertama. Tujuan terpenting dari surat ini adalah mengarahkan pikiran dan mengalihkan pandangan kepada tanda-tanda kekuasaan Allah yang sangat mengagumkan di dalam diri manusia dan alam raya, baik atas maupun bawah, agar dapat menjadi jalan menuju iman kepada Allah dan hari akhir. Surat ini juga menjelaskan keadaan orang-orang kafir yang dicampakkan ke dalam neraka. Mereka mendengar suaranya yang mengerikan dan merasakan sengatan panasnya. Mereka juga mengakui dosa dan meratapi nasib ketika malaikat membungkam mereka karena tidak memenuhi seruan dan peringatan rasul. Adapun orang-orang yang takut kepada dan beriman kepada Tuhan mereka akan memperoleh ampunan atas segala kesalahan dan pahala yang besar karena perbuatan dan usaha mereka.

1. Tuhan yang memiliki kendali seluruh makhluk itu Mahatinggi dan keberkahan-Nya terus bertambah. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.

2. Yang menciptakan mati dan hidup untuk suatu tujuan, yaitu menguji siapa di antara kalian yang paling benar perbuatannya dan paling tulus niatnya. Dia Mahaperkasa yang tidak ada sesuatu pun dapat mengalahkan-Nya, Maha Pengampun terhadap orang-orang yang teledor.

3. Yang menciptakan tujuh langit yang serasi dan akurat. Kamu tak melihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Allah, Tuhan yang rahmat-Nya meliputi seluruh makhluk. Lihatlah sekali lagi, adakah kamu dapatkan sesuatu yang tidak seimbang?

4. Kemudian ulangi lagi berkali-kali pandanganmu, niscaya pandanganmu tidak akan mendapatkan suatu cacat sedikit pun. Bahkan pandanganmu itu pun itu akan payah.

5. esungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dan dapat dilihat mata dengan bntang-bintang yang bersinar. Kami juga menjadikan langit itu sebagai sumber percikan api untuk melempar setan. Dan di akhirat, Kami telah menyediakan untuk setan siksa neraka yang menyala(1).
(1) Kata samâ' dalam bahasa Arab berarti 'segala sesuatu yang berada di atas dan menaungi'. Menurut Ibn Sîdih, kata "samâ'" di sini berarti 'angkasa luas yang berisi benda-benda langit dan percikan-percikan sinar'. Adapun yang terlihat oleh penghuni bumi pada malam yang terang adalah kubah langit berwarna biru yang dihiasi oleh bintang dan planet, bagaikan lampu yang menyinari. Dapat juga terlihat percikan-percikan api terbakar di lapisan udara bagian atas. Kubah berwarna biru itu adalah hasil pertemuan cahaya matahari dan bintang-bintang dengan debu-debu halus yang menempel di udara dan proton-proton udara itu sendiri yang kemudian terpecah-pecah. Selain itu juga ada fenomena-fenomena cahaya yang menghiasi langit dunia seperti mega, fajar, cahaya bintang dan cahaya kutub. Semua itu adalah fenomena yang berlainan dan terjadi karena gesekan cahaya dengan atmosfer dan medan gayanya.

6. Orang-orang yang tidak beriman kepada Tuhan akan mendapat siksa jahanam. Itu adalah tempat kembali mereka yang paling buruk.

7,8. Ketika dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suaranya yang amat mengerikan; menggelegak dengan sangat dahsyatnya. Hampir-hampir saja neraka itu terpecah-pecah karena terlalu marahnya dengan mereka. Setiap kali sekelompok orang dari mereka dilemparkan, dengan nada mengejek para penjaga neraka berkata, "Apakah belum pernah datang kepada kalian seorang rasul yang mengingatkan kalian hari pertemuan ini?"

9. Mereka menjawab, "Sungguh telah datang kepada kami seorang rasul, tetapi kami mendustakannya dengan mengatakan, 'Allah tidak menurunkan apa-apa kepadamu dan para rasul selain kamu. Kalian, hai orang-orang yang mengaku sebagai rasul, benar-benar telah melenceng jauh dari kebenaran'."

10. Mereka juga berkata, "Seandainya dulu kami mendengar untuk mendapatkan kebenaran, atau memikirkan seruan yang disampaikan kepada kami, niscaya kami tidak akan termasuk sebagai penghuni neraka yang menyala-nyala ini."

11. Mereka mengakui pendustaan dan kekafiran mereka. Para penghuni neraka yang menyala-nyala itu sungguh amat jauh dari rahmat Allah.

12. Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka, padahal mereka tidak melihat-Nya, memperoleh ampunan atas dosa-dosa mereka. Mereka juga mendapat pahala yang besar atas amal baik mereka.

13. Sembunyikanlah perkataan kalian atau nyatakanlah, keduanya sama saja menurut Allah. Sebab Dia Maha Mengetahui segala yang tersembunyi di dalam dada.

14. Bukankah Sang Pencipta Mahatahu segala ciptaan-Nya? Dialah yang mengetahui hakikat dan rincian segala sesuatu.

15. Dialah yang telah menundukkan bumi sehingga memudahkan kalian. Maka, jelajahilah di seluruh pelosoknya dan makanlah dari rezeki yang dikeluarkan dari bumi itu untuk kalian. Hanya kepada- Nyalah kalian akan dibangkitkan untuk diberi balasan.

16. Apakah kalian merasa aman bila Sang Pemilik kekuasaan di langit membelah bumi yang akan menelan kalian sehingga kalian terkejut karena tiba-tiba terguncang dengan kerasnya?

17. Atau apakah kalian merasa aman bila Sang Pemilik kekuasaan di langit mengirim badai yang melempar kalian dengan bebatuan? Saat itu kalian akan tahu betapa dahsyatnya siksa-Ku untuk kalian.

18. Sesungguhnya orang-orang sebelum kaummu telah mendustakan rasul-rasul mereka. Betapa kerasnya penolakan-Ku terhadap mereka dengan cara membinasakan dan menyiksa mereka.

19. Apakah mereka buta dan tidak melihat burung-burung di atas mereka mengembangkan dan melipat sayap- sayapnya secara silih berganti? Tidak ada yang dapat menahannya agar tidak jatuh kecuali Tuhan Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dia memberikan yang terbaik kepada segala sesuatu(1).
(1) Al-shaff yang terambil dari kata al-shâffât dalam ayat ini berarti burung membentangkan kedua sayapnya dengan tanpa digerakkan. Terbangnya burung adalah suatu mukjizat yang baru diketahui setelah berkembang ilmu aeronautika dan teori aerodinamik Tetapi yang mengundang kekaguman adalah apabila seekor burung dapat terbang di udara sampai hilang dari pandangan tanpa menggerakkan kedua sayapnya. Ilmu pengetahuan membuktikan bahwa burung-burung yang terbang tanpa menggerakkan kedua sayapnya itu sebenarnya terbang di atas aliran-aliran udara yang muncul, baik karena benturan udara dengan segala sesuatu yang menghalanginya atau karena tingginya tekanan udara panas. Hampir semua burung meiliki spesifikasi berikut: berat badan yang ringan, struktur tubuh yang kuat, tingginya kemampuan jantung, peredaran darah dan alat pernafasan serta keseimbangan tubuh. Spesifikasi itu diberikan oleh Allah untuk menjaganya di udara ketika membentangkan dan melipat kedua sayapnya. Kecuali burung-burung jenis besar yang berbeda, dibanding lainnya, karena memiliki besar rongga dada yang sederhana. Tetapi dengan lengkungan dan ikatannya di sayap yang kuat, dia bisa membentangkan sayapnya dalam waktu lama. Adapun burung-burung kecil yang mengandalkan kepakan dalam terbangnya, selalu menggerakkan sayapnya ke bawah dan ke depan agar terdorong dan terangkat ketika terbang. Kemudian melipat sayapnya dan tetap terbang dengan kekuatan dorongan yang telah dihasilkannya. Demikianlah konstruksi anatomi berbagai jenis burung yang memungkinkannya terbang, menjaga keseimbangan dan mengatur arah tubuhnya ketika terbang.

20. Atau siapakah yang memiliki kekuatan untuk menolong kalian dari siksaan selain Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu sungguh berada dalam keadaan tertipu dengan angan-angan mereka.

21. Atau siapakah yang dapat memberi kalian rezeki –yang merupakan sumber kehidupan dan kebahagiaan kalian– sekiranya Allah menahan rezeki-Nya untuk kalian? Tetapi orang-orang kafir itu justru malah bertambah sombong dan jauh dari kebenaran.

22. Apakah keadaan sudah terbalik, sehingga orang yang berjalan dengan terjungkal jatuh di atas mukanya lebih mendapat petunjuk dalam berjalan dan mencapai tujuan ketimbang orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?

23. Katakanlah, "Dialah yang membuat kalian ada dari ketiadaan dan menciptakan telinga, mata dan hati yang menyebabkan kalian tahu dan bahagia. Sangat sedikit sekali syukur kalian kepada Sang Pemberi itu semua."

24. Katakanlah, "Dialah yang menyebarkan kalian di muka bumi ini. Hanya kepada- Nyalah kalian akan dikumpulkan untuk diperhitungkan dan diberi balasan."

25. Orang-orang yang mengingkari kebangkitan berkata, "Kapan janji dikumpulkan itu terjadi? Beritahu kami waktunya jika kalian memang benar!"

26. Katakan hai Muhammad, "Hanya Allahlah yang tahu itu semua. Aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang sangat jelas."

27. Ketika mereka menyaksikan janji itu dekat dari mereka, muka orang-orang kafir itu dipenuhi kesedihan dan kehinaan. Dengan nada mengejek dan menyakiti, dikatakan kepada mereka, "Inilah yang kalian minta disegerakan."

28. Katakanlah, "Beritahukanlah kepadaku apakah Allah mematikan aku dan orang- orang mukmin yang bersamaku seperti yang kalian inginkan, atau Dia memberi rahmat kepada kami dengan menunda ajal kami dan menyelamatkan kami dari siksa-Nya. Dengan dua kemungkinan di atas, Dia tetap menyelamatkan kami. Maka siapakah yang melindungi orang-orang kafir dari siksa pedih yang berhak mereka terima lantaran kekafiran dan kebanggaan mereka terhadap tuhan-tuhan mereka?

29. Dialah Zat Yang Maha Pemurah yang kami yakini dan kalian tidak meyakini-Nya. Hanya kepada-Nyalah kami bertawakkal, sementara kalian bertawakkal kepada yang lain-Nya. Tatkala siksa itu datang, kalian akan tahu manakah di antara kedua kelompok itu yang tersesat jauh dari kebenaran."

30. Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku jika air kalian menghilang dari bumi dan tidak dapat kalian temukan dengan cara apapun. Siapakah –selain Allah– yang dapat mendatangkan kepada kalian air suci yang memancar ke siapa saja yang menginginkannya."

Pola Makan Sehat Rasulullah

Kesehatan merupakan aset kekayaan yang tidak ternilai. Ketika nikmat sehat dicabut oleh Allah SWT, maka manusia rela mencari pengobatan dengan biaya mahal bahkan ketempat yang jauh sekalipun. Sayangnya hanya sedikit orang yang perduli dan memelihara nikmat sehat yang Allah SWT telah anugerahkan sebelum dicabut kembali oleh Nya.

Rasulullah saw pernah bersabda “Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu Kesehatan dan Waktu Luang” (HR Bukhari, Imam Achmad dan Imam Turmudzi).

Dalam hadist lain disebutkan Rasulullah saw bersabda, “Nikmat yang pertama kali akan  ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak adalah ketika dikatakan kepadanya, bukankah Aku telah menyehatkan badanmu  serta memberimu minum dengan air yang dingin?”(HR Turmudzi dan Hakim).

Menurut Indra Kusumah SKL, S. Psi dalam bukunya “Panduan Diet ala Rasulullah” kesehatan sering dilupakan, padahal ia seakan-akan bisa diumpamakan sebagai mahkota yang indah diatas kepala orang-orang sehat yang tidak bisa dilihat kecuali oleh orang yang sakit.

Dalam berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah memang sudah dirancang oleh Allah SWT , sebagai uswah hasanah (contoh teladan yang baik) bagi semua manusia. Teladan ini mencakup berbagai aspek kehidupan manusia termasuk pola makan yang bermuara pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Sepintas masalah makan ini tampak sederhana namun ternyata dengan pola makan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw terbukti beliau memiliki tubuh yang sehat, kuat dan bugar.

Rasulullah saw bersabda,” Kami adalah kaum yang yang tidak makan kecuali sudah betul-betul lapar dan apabila makan kami berhenti sebelum kenyang”.

Dikenal ada dua bentuk pengobatan, yaitu:
1. Ath thib Al wiqo'i (pengobatan sebelum sakit atau preventif)
2. Ath thib al'ilaji (pengobatan setelah jatuh sakit)

Dengan mencontoh pola makan Rasulullah saw kita menjalani terapi pencegahan /preventif dengan makanan (attadawi bil ghidza).

Prof. Dr. Musthofa Rimadhon memberikan beberapa gambaran pola hidup sehat Rasulullah saw berdasarkan beberapa riwayat yang bisa dipercaya:
  1. Asupan awal kedalam tubuh Rasulullah saw adalah udara segar pada waktu subuh, beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiamul lail. Menurut para pakar kesehatan udara malam sepertiga terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkontaminasi sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh dan hal ini akan berpengaruh besar terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya.
  2. Di pagi hari Rasulullah saw menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Kalau mulut dan gigi sakit, konsumsi makanan pun akan terganggu.
  3. Rasulullah saw membuka sarapan paginya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok madu. Khasiatnya luar biasa, menurut Al Qur'an madu merupakan syifaa (obat) isim nakhiroh (menyeluruh) atas berbagai penyakit. Madu berfungsi untuk antara lain : Membersihkan lambung, Mengaktifkan usus, Menyembuhkan sembelit, Menyembuhkan wasir, Menyembuhkan peradangan.
  4. Memasuki waktu Dhuha, Rasulullah saw senantiasa mengkonsumsi tujuh butir kurma ajwa. Rasulullah saw pernah bersabda:” Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, akan terhindar dari racun ”.
  5. Menjelang sore hari, menu Rasulullah saw biasanya adalah cuka dan minyak zaitun, selain itu beliau juga mengkonsumsi makanan pokok seperti roti.
  6. Di malam hari Rasulullah saw menu utamanya adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.
  7. Sesudah makan malam Rasulullah saw tidak langsung tidur tetapi belaiu beraktivitas dulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna. Rasulullah saw bersabda:” Cairkan makanan kalian dengan dengan berdzikir kepada Allah SWT dan shalat serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan karena dapat membuat hati kalian menjadi keras “ (HR Abu Nu'aim dari Aisyah r.a).
  8. Disamping menu wajib diatas, ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah saw tetapi tidak rutin dikonsumsi, antara lain : Tsarid yaitu campuran roti dan daging dengan kuah air masak, Buah yaqthin atau labu air yang terbukti bisa mencegah penyalkit diabetes, Anggur dan  Hilbah (susu).
  9. Berdasarkan riwayat, Aisyah r.a. pernah mengatakan, “ Dahulu Rasulullah saw tidak pernah mengenyangkan perutnya dengan dua jenis makanan. Ketika sudah kenyang dengan roti, beliau tidak akan makan kurma, dan ketika sudah kenyang dengan kurma, beliau tidak akan makan roti”. Penelitian membuktikan bahwa berkumpulnya makanan dalam perut telah melahirkan bermacam penyakit. Untuk itu, sangat penting bagi kita dalam mengkombinasikan makanan (food combining) dengan baik.
  10. Rasulullah pun tidak memakan dua jenis makanan panas atau dingin secara bersamaan. Beliau juga tidak makan ikan dan daging dalam waktu bersamaan. Ikan dan daging merupakan sumber protein, sehingga tidak dianjurkan oleh Rasulullah untuk mengkonsumsinya pada waktu bersamaan. Begitupun menurut pakar Food Combining yang menyatakan bahwa kombinasi ikan dan daging kurang baik.
  11. Inti pola konsumsi Rasulullah adalah menghindari isrof (berlebihan) dalam makan dan minum. Beliau tidak pernah melakukan idkhol at thoam ‘ala thoam (makan lagi sesudah kenyang). Prof. Dr. Musthofa menekankan bahwa assyab’u (kenyang) bukanlah al imtila’ (memenuhi perut dengan makanan. Kenyang yang sebenarnya adalah tercukupinya tubuh oleh zat-zat yang dibutuhkannya sesuai dengan proporsi dan ukurannya.

Dahsyatnya Proses Sakaratul Maut

Seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejap, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri
(Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).

1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian.
Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)

2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini.
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS An-Nisa 4:78)

3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS al-Jumu'ah, 62:8)

4. Kematian datang secara tiba-tiba.
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34)

5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS, Al-Munafiqun, 63:11) 

Sabda Rasulullah SAW : "Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang" (HR Tirmidzi)

Sabda Rasulullah SAW :  "Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera.  Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?"
(HR Bukhari)

Ka'b al-Ahbar berpendapat : "Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa".

Imam Ghozali berpendapat : "Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki".

Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut.  Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan.  "Wahai manusia !", kata pria tersebut.  "Apa yang kalian kehendaki dariku?
Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku."

Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang.  Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.

Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup.  Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu a'lam bis shawab.

Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri.  Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.

Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat  melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.

Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan
roh dari tubuh kita.   Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam
mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim
(berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An'am 6:93)

(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun".
(Malaikat menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan". Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu.
(QS, An-Nahl, 16 : 28-29)

Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal.  Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, "Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu.  Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! "  Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu. 

Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat.  Rasulullah SAW pernah bersabda, "Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka".

Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka, "Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka". Naudzu bila min dzalik!

Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah
sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa,   (yaitu) surga Adn yang mereka
masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa.  (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada
mereka): "Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32)

Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, "Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu".

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan Sirath-al mustaqim, dan seterusnya.

Amin !

Etika Amar Maruf Nahi Mungkar

(diambil dari majmu fatawa, jilid 14 hal : 479 – 483)
Alih Bahasa : Muhammad Elvi Syam. L.c.

Allah Taala yang Maha Tinggi dan Maha Besar berfirman: Artinya:"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiada orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk". ( Q.S: 5;105 ),

Ayat ini tidak bermakna larangan atau perintah untuk meninggalkan amar maruf (kebaikan) dan nahi mungkar (kejelekan), sebagaimana yang terdapat dalam hadits masyhur di Kutubus Sunan, dari Abu Bakr As-Shidiq, (Ia) berkhutbah di atas mimbar Rasulullah saw dan berkata : " Wahai manusia sesungguhnya kalian membaca ayat ini dan menerapkannya bukan pada tempatnya, sungguh saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda :

Artinya : " Sesungguhnya manusia apabila melihat kemungkaran, kemudian tidak merubahnya, maka hampir-hampir Allah menimpakan azab dari-Nya kepada mereka semua". (H.R. Ahmad dimusnadnya dari Abi Bakr, dishohihkan oleh Syeikh Al-Albani di kitab Shohih Al Jami , no: 1974, juz; 1/ 398.)

Dan demikian juga dalam hadits Abi Tsalabah Al-Khusyani yang marfu (yang sampai ke Rasulullah ) dalam menafsirkan ayat ini :

Artinya:" Apabila kamu melihat kebakhilan yang ditaati, dan hawa nafsu yang dituruti, dan setiap orang yang memiliki pendapat taajub dengan pendapatnya,maka uruslah (sibuklah) dengan kepentingan dirimu sendiri" ( H.R. Tirmizi dari Abi salabah Al Khusyani, no 3058 ).
Hadits ini ditafsirkan oleh hadits Abi Said di kitab Muslim :

Artinya: "Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran maka hendaklah dia merubah kemungkaran tersebut dengan tangannya, apabila tidak sanggup, (rubahlah) dengan lisannya, apabila tidak sanggup, (rubahlah) dengan hatinya, yang demikian adalah selemah-lemah keimanan ". (H.R. Muslim dan lainnya dari Abi Said Al Khudri.)

Dan apabila ahli fujur (pelaku maksiat) kuat, sehingga mereka tidak lagi mau mendengarkan kebaikan, bahkan mereka menyakiti orang yang melarang kemungkaran, karena mereka itu telah dikuasai oleh rasa kikir dan hawa nafsu serta rasa sombong, maka pada keadaan seperti ini, merubah dengan lisanpun gugur dan yang tinggal merubah dengan hati.(assyuhhu) adalah rasa sangat ambisi yang mengakibatkan kepada kebakhilan dan kezoliman, yaitu menolak kebaikan dan membencinya. (alhawa al muttaba) hawa nafsu yang dituruti terwujud dalam keinginan terhadap keburukan dan mencintainya. (al ijab bir rayi) takjub (bangga) dengan pendapat sendiri yaitu (bangga) pada akal dan ilmu.

Maka (pada hadits di atas) Beliau saw telah menyebutkan rusak tiga kekuatan yaitu : ilmu, cinta dan benci. Sebagaimana dalam hadits lain : Artinya : " Tiga hal yang mencelakakan; rasa kikir yang ditaati, hawa nafsu yang dituruti dan rasa takjub seseorang dengan dirinya sendiri" dan di hadapan tiga hal yang mencelakakan ini, terdapat tiga hal yang menyelamatkan :

Artinya: " Rasa takut kepada Allah dalam keadaan sunyi dan keramaian, dan sikap sederhana di waktu miskin dan kaya dan berkata benar di waktu marah dan ridho " ( H.R. Tharoni di Mujam Ausath dari Anas dan dihasankan oleh Syeikh Al Albani di kitab Shohih Al-Jami, no : 3039, juz ; 1/ 583 )

Itulah yang selalu dimohon Rasulullah r dalam doanya, seperti pada hadits lain : Artinya : " Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada-Mu rasa takutan akan diri-Mu di waktu sunyi dan keramaian, dan saya memohon kepada-Mu untuk (mampu) berkata benar di waktu marah dan ridho, dan saya memohon kepada-Mu untuk sikap sederhana di waktu miskin dan kaya" ( H.R. Nasai dari Amar bin Yasir, no: 1304 dan dishohihkan oleh Syeikh Al-Albani di kitab Shohih Jami no : 1301, 1/279 ).

Maka rasa takut kapada Allah, lawan dari menuruti hawa nafsu, karena rasa takut mencegah perbuatan tersebut (menuruti hawa nafsu). Sebagaimana firman Allah :

Artinya : "Dan adapun orang yang takut akan kedudukan Robnya, dan mencegah dirinya dari hawa nafsu ".( Q.S. 79 ;40 )

Sikap sederhana diwaktu miskin dan kaya, lawan dari rasa ambisi yang ditaati. Berkata benar diwaktu marah dan ridho, lawan dari rasa takjub (bangga) seseorang dengan dirinya.

Apa yang dikatakan oleh As-Shiddiq sangat jelas, karena sesungguhnya Allah berfirman : (aaikum anfusakum) artinya: pegang teguhlah dan sibuklah dengan diri kalian. Dan termasuk dalam kemashlahatan diri, mengerjakan apa yang diperintahkan kepadamu, baik perintah (yang harus dikerjakan) atau larangan (yang harus ditinggalkan). Dan berfirman :  Artinya : "Orang yang sesat tidak akan membahayakanmu apabila kamu mendapat petunjuk (hidayat) " ( Q.S. 5;105 ).

Hidayah itu akan terwujud, bila Allah ditaati dan kewajiban ditunaikan, baik berupa perintah atau larangan dan yang lainnya.

Di dalam ayat tersebut di atas, terdapat beberapa faidah yang agung:
Pertama : Hendaknya seorang mukmin tidak takut terhadap orang-orang kafir dan munafik, karena mereka itu tidak akan membahayakannya, selama dia telah mendapat petunjuk.

Kedua : Janganlah dia bersedih dan gelisah terhadap mereka, sebab kemaksiatan mereka tidak akan membahayakannya apabila dia telah mendapat petunjuk. Sebab bersedih terhadap apa yang tidak membahayakan merupakan hal yang sia-sia. Kedua makna ini disebutkan dalam firman Allah :

Artinya : " Dan bersabarlah dan tiada kesabaranmu kecuali dengan Allah, dan janganlah kamu bersedih terhadap mereka dan janganlah kamu merasa sempit terhadap tipu daya yang mereka " ( Q.S. 16;127 ).

Ketiga : Hendaknya seorang mukmin tidak cenderung kepada mereka dan tidak menujukan pandangannya (tertarik) kepada apa yang mereka miliki dari kekuasaan, harta dan syahwat, seperti firman Allah :

Artinya : " Janganlah sekali-kali kamu menujukan pandanganmu kepada kenimatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu ) dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka ". (QS;15;88).

Maka Allah melarang Nabi Muhammad saw untuk bersedih terhadap mereka dan mengharapkan apa yang mereka miliki disatu ayat, dan melarangnya untuk bersedih serta takut kepada mereka di ayat yang lain. Karena, kadang-kadang seseorang itu merasa sedih dan merasa takut kepada mereka, baik disebabkan karena rasa harap atau rasa cemas.

Keempat : Janganlah melampaui batas yang telah disyariatkan terhadap pelaku maksiat, dengan sikap berlebih-lebihan dalam membenci dan menghina, atau melarang dan menghajr ( mengisolir ) atau menghukumi mereka. Akan tetapi dikatakan kepada orang bersikap yang melampaui batas terhadap mereka itu, " Uruslah dirimu sendiri, orang yang sesat tidak akan memudoratkanmu, selama kamu telah mendapat petunjuk".

Sebagaimana firman Allah : Artinya : " Dan janganlah sekali kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorongmu "(Q.S: 5;8 ).

Dan firman Allah : Artinya : " Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang melampaui batas" (QS:2;190)

Dan firman Allah :  Artinya: "Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu) maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim". (QS:2;193).

Maka sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang melakukan amar maruf nahi mungkar, kadang-kadang melampaui batas ketentuan-ketentuan Allah, mungkin disebabkan kebodohan dan mungkin pula disebabkan kezoliman. Permasalahan ini seseorang wajib tatsabbut ( selektif / berhati-hati ) baik dalam mengingkari orang-orang kafir, munafik, fasiq atau maksiat.

Kelima : Hendaklah dia melaksanakan amar maruf nahi mungkar dalam batas yang disyariatkan yaitu berilmu, lemah-lembut, sabar, dan niat yang baik serta menempuh jalan tengah (meletakkan sesuatu pada tempatnya). Karena hal tersebut masuk di dalam firman Allah (alaikum anfusakum) uruslah diri kamu dan di firman Allah (idza ihtadaitum) jika kamu mendapatkan petunjuk.

Lima point ini disimpulkan dari ayat di atas, bagi siapa yang diperintahkan untuk amar maruf dan nahi mungkar. Di dalam ayat tersebut juga terdapat makna yang lain, yaitu; perhatian seseorang terhadap mashlahat dirinya sendiri, dalam segi ilmu dan amal serta memalingkan dirinya dari hal yang tidak bermanfaat, sebagaimana yang dikatakan oleh sohibus-syariah ( Rasulullah saw ):

Artinya : " Merupakan baiknya islam seseorang meninggalkan apa yang tidak ia butuhkan" ( H.R. Ahmad di Musnadnya dari Hasan bin Ali , dishohihkan oleh Syeikh Al-Albani di Shohih Al Jami no: 5911, juz : 2/1027 ).

Apa lagi banyaknya hal yang tidak penting, yang tidak dibutuhkan oleh seseorang dari urusan agama orang lain dan dunianya, terutama apabila pembicaraan tersebut karena hasad dan kedudukan (kepemimpinan).

Begitu juga dalam beramal, mungkin orang yang melaksanakannya melampaui batas dan zolim, atau bodoh dan berbaut sia-sia. Alangkah banyaknya amalan yang digambarkan syeitan seakan-akan dia melakukan amar maruf dan nahi mungkar serta jihad di jalan Allah, padahal sebenarnya perbuatan tersebut merupakan kezoliman dan tindakkan yang berlebih-lebihan (melampaui batas).

Oleh karena itu, merenungkan ayat tersebut di dalam masalah ini, merupakan hal yang paling bermanfaat bagi seseorang. Apabila anda memperhatikan perselisihan yang terjadi di kalangan umat ini ; ulama, ahli ibadah, dan penguasa serta pemimpin mereka, anda akan menemukan, kebanyakan termasuk dalam jenis ini, yaitu: kezoliman yang disebabkan karena takwil atau bukan takwil.

Seperti orang Jahmiyah, zolim terhadap ahli Sunnah dalam masalah sifat Allah dan Al quran ; seperti, bencana yang menimpa Imam Ahmad dan lainnya. Seperti Rafidhoh (syiah) selalu zolim terhadap ahli sunnah . Seperti Nashibah (orang membenci Ali) zolim terhadap Ali dan Ahli baitnya (keluarga dan keturunannya). Seperti Musyabbih (orang yang mengatakan sifat Allah seperti sifat makhluk) zolim terhadap munazzih (orang yang mensucikan Allah dari sifat yang serupa dengan sifat makhluk). Seperti sebagian Ahli sunnah kadang-kadang zolim, mungkin terhadap sebagian mereka, dan mungkin terhadap sejenis ahli bidah, dengan melebihi apa yang telah diperintah Allah, yaitu tindakan yang berlebih-lebihan, yang disebutkan dalam firman Allah :

Artinya : " Ya Robb kami ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami.." (Q.S. 3 : 147).

Di samping sikap melampaui batas (tindakan yang berlebih-lebihan) ini,terdapat kelalaian yang dilakukan oleh yang lain terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka, dari kebenaran atau amar maruf dan nahi mungkar dalam seluruh aspek. Alangkah baiknya apa yang dikatakan sebagian salaf: " Tidaklah Allah memerintahkan suatu urusan, kecuali syeitan menghalanginya dengan dua perkara : -dia tidak menghiraukan apapun dari dua perkara itu yang akan dilakukannya- ghulu (berlebih-lebihan) dan takshir (kelalaian).

Maka orang yang membantu dalam perbuatan dosa dan permusuhan sama dengan orang yang tidak membantu dalam perbuatan baik dan takwa. Orang yang melakukan yang diperintahkan dan melebihi (apa yang diperintahkan padahal itu) dilarang, sama dengan orang yang meninggalkan yang dilarang dan sebagian yang diperintahkan.

Semoga Allah menunjuki kita kepada jalan yang lurus. Tiada upuya dan kekuatan kecuali dengan Allah.

Cara Menyembelih Qurban

Ini daiambil dari kitab Al Majmu’ Syarah Muhaddab oleh Imam Nawawi (text aslinya dikutib dibawah)

Disunnatkan posisikan supaya yang menyembelih menghadap kiblat

Disunnatkan sebelum baca “Bismillahi Allahu Akbar”  َاَو ِﻪ� � ﻟا ِﻢْﺴِﺑُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟ  baca
"Allahumma minka wa ilayka Taqobbal Minnie"  ﻲﱢﻨِﻣ  ْﻞ� ﺒَﻘَﺗ  � ﻢُﻬ� � ﻟا
kalau disembelih sendiri, kalau disembelihkan orang lain Minnie ﻲﱢﻨِﻣ diganti dengan
Min….  ﻦِﻣ  sebut namanya) disunnahkan baca takbir  (Allahu Akbar 3x)    ُﻪ� � ﻟا
َأُﺮَﺒْآَأ  ُﻪ� � ﻟا  ُﺮَﺒْآَأ  ُﻪ� � ﻟا  ُﺮَﺒْآ
sebelum baca itu (sebelum mulai disembelih) dan
disunnahkan juga abaca sholawat kepada Rasulullah SAW  ٍﺪ� ﻤَﺤُﻣ  ﻰَ� َﻋ  ﱢﻞَﺻ  � ﻢُﻬ� � ﻟا
kemudian setelah selesai disembelih  disunnahkan baca takbir lagi 3x.    ُﻪ� � ﻟا
َأُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا ُﺮَﺒْآ
 
ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا
ﻲﱢﻨِﻣ ْﻞ� ﺒَﻘَﺗ � ﻢُﻬ� � ﻟا  (kalau disembelih sendiri)

Atau

ِﻣ ْﻞ� ﺒَﻘَﺗ � ﻢُﻬ� � ﻟاﻦ.....    (kalau disembelihkan sebut nama pengorban)
Atau

َﻟِإَو ﻚْﻨِﻣ � ﻢُﻬ� � ﻟاﻲﱢﻨِﻣ ْﻞ� ﺒَﻘَﺗ ﻚْﻴ/ِﻣ ﻦ.....  Atau
 ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟَاَو ِﻪ� � ﻟا ﻰَﻟِإَو ِﻪ� � ﻟا ْﻦِﻣ , ﻚَﻟَو ﻚْﻨِﻣ � ﻢُﻬ� � ﻟا ,ْﻞ� ﺒَﻘَﺗ � ﻢُﻬ� � ﻟا 
Atau
 ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟَاَو ِﻪ� � ﻟا ْﻦِﻣ , ﻚَﻟَو ﻚْﻨِﻣ � ﻢُﻬ� � ﻟَاَو ,ﻲﱢﻨِﻣ ْﻞ� ﺒَﻘَﺗ � ﻢُﻬ� � ﻟا/ ِﻣﻦ..... 
ٍﺪ� ﻤَﺤُﻣ ﻰَ� َﻋ ﱢﻞَﺻ � ﻢُﻬ� � ﻟا
ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟَاَو ِﻪ� � ﻟا ِﻢْﺴِﺑ Langsung disembelih
ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا

Bacaan Doa Menyembelih Qurban Yang Lebih Tersingkat
ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا
َﺗ � ﻢُﻬ� � ﻟاﻲﱢﻨِﻣ ْﻞ� ﺒَﻘ  (kalau disembelih sendiri)
Atau
ِﻣ ْﻞ� ﺒَﻘَﺗ � ﻢُﻬ� � ﻟاﻦ.....    (kalau disembelihkan sebut nama pengorban)
Atau
ﻲﱢﻨِﻣ ْﻞ� ﺒَﻘَﺗ ﻚْﻴَﻟِإَو ﻚْﻨِﻣ � ﻢُﻬ� � ﻟا/ِﻣ ﻦ..... 

ٍﺪ� ﻤَﺤُﻣ ﻰَ� َﻋ ﱢﻞَﺻ � ﻢُﻬ� � ﻟا

ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟَاَو ِﻪ� � ﻟا ِﻢْﺴِﺑ Langsung disembelih
ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا

Bacaan Doa Menyembelih Qurban Yang Lebih Tersingkat Lagi
ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا 
ﻲﱢﻨِﻣ ْﻞ� ﺒَﻘَﺗ ﻚْﻴَﻟِإَو ﻚْﻨِﻣ � ﻢُﻬ� � ﻟا/ِﻣ ﻦ..... 

� � ﻟَاَو ِﻪ� � ﻟا ِﻢْﺴِﺑُﺮَﺒْآَأ ُﻪ  Langsung disembelih

ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا ُﺮَﺒْآَأ ُﻪ� � ﻟا

Anak dan Istri Rasululloh SAW

Nama Istri-istri Rasululloh SAW

1.    Khodijah binti Khuwailid RA,
Dinikahi oleh Rasulullah SAW di Mekkah ketika usia beliau 25 tahun dan Khodijah 40 tahun. Dari pernikahnnya dengan Khodijah Rasulullah SAW memiliki sejumlah anak laki-laki dan perempuan. 
Akan tetapi semua anak laki-laki beliau meninggal. Sedangkan yang anak-anak perempuan beliau adalah: Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kultsum dan Fatimah.
Rasulullah SAW tidak menikah dengan wanita lain selama Khodijah masih hidup.

2.    Saudah binti Zam’ah RA,
Dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian beberapa hari setelah wafatnya Khodijah. Ia adalah seorang janda  yang berusia lanjut yang ditinggal mati oleh suaminya yang bernama As-Sakron bin Amr.

3.    Aisyah binti Abu Bakar RA,
Dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawal tahun kesebelas dari kenabian yaitu setahun setelah beliau menikahi Saudah atau dua tahun lima bulan sebelum Hijrah.
Ia dinikahi ketika berusia 6 tahun, dan mulai tinggal serumah dengan Rasululloh SAW di bulan Syawwal 6 bulan setelah hijrah pada saat usia beliau 9 tahun. Ia adalah seorang gadis dan Rasulullah SAW tidak pernah menikahi seorang gadis selain Aisyah.
Selain itu Aisyah ra adalah sosok wanita yang cerdas dan memiliki ilmu yang sangat tinggi dimana begitu banyak ajaran Islam terutama masalah rumah tangga dan urusan wanita yang sumbernya berasal dari sosok ibunda muslimin ini.

4.    Hafsah binti Umar bin Al-Khotob RA,
Setelah ditinggal mati oleh suaminya Khunais bin Hudzafah As-Sahmi, kemudian dinikahi oleh Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah. Beliau menikahinya untuk menghormati bapaknya Umar bin Al-Khotob.

5.    Zainab binti Khuzaimah RA, 
Berasal dari Bani Hilal bin Amir bin Sho’sho’ah dan dikenal sebagai Ummul Masakin (ibunya orang miskin) karena ia sangat menyayangi mereka. Sebelumnya ia bersuamikan Abdulloh bin Jahsy akan tetapi suaminya syahid di Uhud, kemudian Rasulullah SAW menikahinya pada tahun keempat Hijriyyah. Ia meninggal dua atau tiga bulan setelah pernikahannya dengan Rasulullah SAW .

6.    Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah RA,
Sebelumnya menikah dengan Abu salamah, akan tetapi suaminya tersebut meninggal di bulan Jumada Akhir tahun 4 Hijriyah dengan meningalkan dua anak laki-laki dan dua anak perempuan.
Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal di tahun yang sama, alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormati Ummu Salamah dan memelihara anak-anak yatim tersebut.

7.    Zainab binti Jahsyi bin Royab RA,
Berasal dari Bani Asad bin Khuzaimah dan merupakan puteri bibi Rasulullah SAW. Sebelumnya ia menikah dengan Zaid bin Haritsah kemudian diceraikan oleh suaminya tersebut.
Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di bulan Dzul Qo’dah tahun kelima dari Hijrah.
Pernikahan tersebut adalah atas perintah Alloh SWT untuk menghapus kebiasaan kaum Jahiliyah yang menjadikan anak angkat sebagai anak kandung dan juga menghapus segala konskuensi pengangkatan anak tersebut (bekas istri anak angkat boleh dinikahi oleh ayah angkatnya/ kedudukanya bukan Muhrim dalam ajaran Islam)

8.    Juwairiyah binti Al-Harits RA,
Adalah pemimpin Bani Mustholiq dari Khuza’ah. Ia merupakan tawanan perang yang sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh Rasulullah SAW dan dinikahi oleh beliau pada bulan Sya’ban tahun ke 6 Hijrah.
Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormatinya dan  membebaskannya dari tawanan perang.

9.    Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan RA,
Sebelumnya ia dinikahi oleh Ubaidillah bin Jahsy dan hijrah bersamanya ke Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashrani dan meninggal di sana.
Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya (islam).
Ketika Rasulullah SAW mengirim Amr bin Umayyah Adh-Dhomari untuk menyampaikan surat kepada raja Najasy pada bulan Muharrom tahun 7 Hijrah. Nabi mengkhitbah Ummu Habibah melalui raja tersebut dan dinikahinya serta dipulangkan kembali ke Madinah bersama Surahbil bin Hasanah.

10.    Shofiyyah binti Huyay bin Akhtob RA,
Berasal dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khoibar lalu Rasulullah SAW memilihnya dan dimeredekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khoibar tahun 7 Hijriyyah.
Pernikahan tersebut bertujuan untuk menjaga kedudukan Shofiyyah binti Huyay sebagai anak dari pemuka kabilah.

11.    Maimunah binti Al- Harits RA ,
Saudarinya Ummu Al-Fadhl Lubabah binti Al-Harits. Ia adalah seorang janda yang sudah berusia lanjut, dinikahi di bulan Dzul Qa?dah tahun 7 Hijrah pada saat melaksanakan Umroh Qadho.

12.    Mariah  AL-Qibtiyya ,
Awalnya adalah seorang budak yang dihadiahkan oleh Raja kaum Qibty dari Mesir  kepada Rasululloh SAW,
Dalam perinikahannya dengan Rasululloh SAW dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan.
Tiga tahun setelah menikah dengan Mariah Al Qibtiyya, Rasululloh  SAW meninggal dunia.
Mariah Al-Qibtiyya akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H.

Mau tahu juga anak-anak dari Rasululloh SAW  ?

PUTRA :
1.  Abdullah bin Muhammad
Putra beliau dari Khadijah, meninggal ketika masih kecil.

2.  Qasim bin Muhammad
Putra beliau dari Khadijah yang meninggal ketika masih kecil.

3.  Ibrahim bin Muhammad (wafat 10 H)
Putra Nabi dari Mariah Qibtiah. Dia hanya hidup selama 18 bulan. Nabi menyaksikan ketika dia menghembuskan nafas yang terakhir sambil meneteskan air mata, beliau berkata “mata boleh meneteskan air, hati boleh bersedih, tapi kita tidak boleh mengucapkan kalimat yang tidak diridai Allah”.

PUTRI :
1.   Fatimah binti Muhammad / Fatimah Az-Zahro  (wafat 11 H)
Putri bungsu Rasulullah SAW dari Khadijah yang paling disayangi oleh Rasulullah SAW. Dia tergolong wanita Quraisy yang genius dan pintar bicara. Dia menikah dengan Ali bin Abu Thalib. Dari perkawinan ini lahirlah Hasan, Husain, Ummi Kultsum dan Zainab. Dia meninggal  6 bulan setelah wafatnya Rasulullah. Dan dari Fatimah Az-Zahro ini lahirlah dzuriyah (keturunan) Rasul sampai sekarang, yang di masyarakat lazim dijuluki Sayid, Habib ataupun Syarief.

2.   Ruqaiah binti Muhammad (wafat 2 H)
Putri Rasulullah SAW. dari Khadijah yang dipersunting oleh Utbah bin Abu Lahab sewaktu Jahiliah. Setelah munculnya Islam dan turunnya ayat yang berarti “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan dia akan  binasa” (S. Al-Masad/ Al-Lahab  ayat 1) dia langsung dicerai oleh suaminya atas perintah Abu Lahab. Dia memeluk Islam bersama ibunya. Kemudian dia dinikahi oleh Usman bin Affan dan ikut bersama suaminya hijrah ke Abessina (habasyah ), kemudian mereka kembali dan menetap di Madinah seterusnya meninggal di kota itu pula.

3.   Ummi Kultsum binti Muhammad (wafat 9 H/639 M)
Putri Rasulullah dari Khadijah yang dipersunting oleh Utaibah bin Abu Lahab pada masa Jahiliah. Setelah turunnya ayat yang artinya: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.” (QS. Al-Masad / Al-Lahab  ayat 1) ia dicerai oleh Utaibah atas perintah Abu Lahab. Sepeninggal kakaknya, Ruqaiyah ( istri pertama Usman  bin Affan ), Ummi Kultsum dinikahi oleh Usman bin Affan. Dia ikut berhijrah ke Madinah.

4.   Zainab binti Muhammad (wafat 8 H.)
Putri sulung Rasulullah dengan Khodijah, Dia dipersunting oleh Abul Ash bin Rabi’  memeluk agama Islam dan ikut hijrah ke Madinah, sementara suaminya bertahan dalam agamanya di Mekah sampai dia tertawan dalam perang Badar. Di saat itu, Rasulullah meminta kepadanya untuk menceraikan Zainab, lalu diceraikannya. Setelah Abdul Ash bin Rabi’ masuk Islam, Rasulullah SAW. mengawinkan mereka kembali.

100 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman

Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa menghadap Allah (meninggal dunia), sedangkan ia  biasa melalaikan Shalatnya, maka Allah tidak mempedulikan sedikit-pun perbuatan baiknya (yang  telah ia kerjakan tsb)"
(Hadist Riwayat Tabrani)
  1. Bersyukur apabila mendapat nikmat
  2. Sabar apabila mendapat kesulitan
  3. Tawakal apabila mempunyai rencana/ program
  4. Ikhlas dalam segala amal perbuatan
  5. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan
  6. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan
  7. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan
  8. Jangan usil dengan kekayaan orang
  9. Jangan hasud dan iri atas kesuksesan orang
  10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksesan
  11. Jangan tamak/ pelit kepada harta
  12. Jangan terlalu ambisius akan sesuatu kedudukan
  13. Jangan hancur karena kezaliman
  14. Jangan goyah karena fitnah
  15. Jangan bekeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri
  16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram
  17. Jangan sakiti perasaan ayah dan ibu
  18. Jangan usir orang yang meminta-minta
  19. Jangan sakiti anak yatim
  20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar
  21. Jangan  membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil
  22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid)
  23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu
  24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah dan di masjid
  25. Biasakan shalat malam
  26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah
  27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat
  28. Sayangi  dan santuni fakir miskin
  29. Jangan ada rasa  takut kecuali hanya kepada Allah
  30. Jangan marah  berlebih-lebihan
  31. Cintailah seseorang dengan  tidak berlebih-lebihan
  32. Bersatulah karena  Allah dan berpisahlah karena Allah
  33. Berlatihlah konsentrasi pikiran
  34. Penuhi janji  apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi
  35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan  iblis/syetan
  36. Jangan percaya ramalan  manusia
  37. Jangan terlampau takut miskin
  38. Hormatilah setiap orang
  39. Jangan terlampau takut kepada manusia
  40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala
  41. Bersihkan harta dari hak-hak orang lain
  42. Berlakulah adil dalam segala urusan
  43. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah
  44. Bersihkan rumah dari patung-patung berhala
  45. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran
  46. Perbanyaklah & menyambung silaturahmi
  47. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam
  48. Bicaralah secukupnya, jangan berbicara dengan berteriak
  49. Beristri/ bersuami kalau sudah siap  segala-galanya
  50. Hargai waktu, disiplin waktu  dan manfaatkan waktu
  51. Biasakan hidup bersih,  tertib dan teratur
  52. Jauhkan diri dari  penyakit-penyakit bathin
  53. Sediakan waktu untuk  santai dengan keluarga
  54. Makanlah secukupnya  tidak kekurangan dan tidak berlebihan
  55. Hormatilah kepada guru dan ulama
  56. Sering-sering bershalawat kepada nabi
  57. Cintailah keluarga Nabi Muhammad SAW
  58. Jangan  terlalu banyak hutang ataupun royal
  59. Jangan  terlampau mudah berjanji
  60. Selalu ingat akan  saat kematian dan sadar bahwa kehidupan dunia  adalah kehidupan sementara
  61. Jauhkan diri dari  perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti  mengobrol yang tidak berguna
  62. Bergaullah  dengan orang-orang shaleh
  63. Sering bangun di  penghujung malam, berdoa dan beristighfar
  64. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu
  65. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita
  66. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas  kejahatan dengan kejahatan lagi, balaslah dengan  kebaikan
  67. Jangan membenci seseorang karena  paham dan pendirian ataupun beda pendapat
  68. Jangan benci kepada orang yang  membenci kita
  69. Berlatih untuk berterus terang  dalam menentukan sesuai pilihan
  70. Ringankan  beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan
  71. Jangan  melukai hati orang lain
  72. Jangan membiasakan  berkata dusta
  73. Berlakulah adil, walaupun kita  sendiri akan mendapatkan kerugian
  74. Jagalah  amanah dengan penuh tanggung jawab
  75. Laksanakan  segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan
  76. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
  77. Jangan membuka aib orang lain ataupun berburuk sangka
  78. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat  pula orang yang lebih berprestasi dari kita
  79. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana
  80. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah  dilakukan
  81. Jangan minder karena miskin dan  jangan sombong karena kaya
  82. Jadilah manusia  yang selalu bermanfaat untuk agama, bangsa dan negara
  83. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang  lain
  84. Jangan membuat orang lain menderita dan  sengsara
  85. Berkatalah yang baik-baik atau tidak  berkata apa-apa
  86. Hargai prestasi dan pemberian  orang
  87. Jangan habiskan waktu untuk sekedar  hiburan dan kesenangan
  88. Akrablah dengan setiap  orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan
  89. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita
  90. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisik atau mental kita menjadi terganggu
  91. Ikutilah  nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana
  92. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita
  93. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu,  dan jangan berkata sesuatu yang dapat  menyebabkan orang lain terhina
  94. Jangan cepat  percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita, sebelum dicek kebenarannya
  95. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban
  96. Sambutlah uluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan
  97. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang di  luar kemampuan diri
  98. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tantangan Jangan lari dari  kenyataan kehidupan
  99. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan  kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerusakan
  100. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang

Ratib Al-Haddad

Ratib Al-Haddad ini mengambil nama sempena nama penyusunnya, iaitu Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad, seorang pembaharu Islam (mujaddid) yang terkenal. Daripada doa-doa dan zikir-zikir karangan beliau, Ratib Al-Haddad lah yang paling terkenal dan masyhur. Ratib yang bergelar Al-Ratib Al-Syahir (Ratib Yang Termasyhur) disusun berdasarkan inspirasi, pada malam Lailatul Qadar 27 Ramadhan 1071 Hijriyah (bersamaan 26 Mei 1661).

Ratib ini disusun bagi menunaikan permintaan salah seorang murid beliau, ‘Amir dari keluarga Bani Sa’d yang tinggal di sebuah kampung di Shibam, Hadhramaut. Tujuan ‘Amir membuat permintaan tersebut ialah bagi mengadakan suatu wirid dan zikir untuk amalan penduduk kampungnya agar mereka dapat mempertahan dan menyelamatkan diri daripada ajaran sesat yang sedang melanda Hadhramaut ketika itu.

Pertama kalinya Ratib ini dibaca ialah di kampung ‘Amir sendiri, iaitu di kota Shibam setelah mendapat izin dan ijazah daripada Al-Imam Abdullah Al-Haddad sendiri. Selepas itu Ratib ini dibaca di Masjid Al-Imam Al-Haddad di Al-Hawi, Tarim dalam tahun 1072 Hijriah bersamaan tahun 1661 Masehi. Pada kebiasaannya ratib ini dibaca berjamaah bersama doa dan nafalnya, setelah solat Isya’. Pada bulan Ramadhan ia dibaca sebelum solat Isya’ bagi mengelakkan kesempitan waktu untuk menunaikan solat Tarawih. Mengikut Imam Al-Haddad di kawasan-kawasan di mana Ratib al-Haddad ini diamalkan, dengan izin Allah kawasan-kawasan tersebut selamat dipertahankan daripada pengaruh sesat tersebut.

Apabila Imam Al-Haddad berangkat menunaikan ibadah Haji, Ratib Al-Haddad pun mula dibaca di Makkah dan Madinah. Sehingga hari ini Ratib berkenaan dibaca setiap malam di Bab al-Safa di Makkah dan Bab al-Rahmah di Madinah. Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi pernah menyatakan bahawa sesiapa yang membaca Ratib Al-Haddad dengan penuh keyakinan dan iman dengan terus membaca “ La ilaha illallah” hingga seratus kali (walaupun pada kebiasaannya dibaca lima puluh kali), ia mungkin dikurniakan dengan pengalaman yang di luar dugaannya.

Beberapa kebezaan boleh didapati di dalam beberapa cetakan ratib Haddad ini terutama selepas Fatihah yang terakhir. Beberapa doa ditambah oleh pembacanya. Al Marhum Al-Habib Ahmad Masyhur bin Taha Al-Haddad memberi ijazah untuk membaca Ratib ini dan menyarankannya dibaca pada masa–masa yang lain daripada yang tersebut di atas juga di masa keperluan dan kesulitan. Mudah-mudahan sesiapa yang membaca ratib ini diselamatkan Allah daripada bahaya dan kesusahan. Ameen.

Ketahuilah bahawa setiap ayat, doa, dan nama Allah yang disebutkan di dalam ratib ini telah dipetik daripada Al-Quran dan hadith Rasulullah S.A.W.  Terjemahan yang dibuat di dalam ratib ini, adalah secara ringkas. Bilangan bacaan setiap doa dibuat sebanyak tiga kali, kerana ia adalah bilangan ganjil (witir). Ini ialah berdasarkan saranan Imam Al-Haddad sendiri. Beliau menyusun zikir-zikir yang pendek yang dibaca berulang kali, dan dengan itu memudahkan pembacanya. Zikir yang pendek ini, jika dibuat selalu secara istiqamah, adalah lebih baik daripada zikir panjang yang dibuat secara berkala atau cuai. Ratib ini berbeza daripada ratib-ratib yang lain susunan Imam Al-Haddad kerana ratib Al-Haddad ini disusun untuk dibaca lazimnya oleh kumpulan atau jamaah. Semoga usaha kami ini diberkahi Allah.

 الراتب الشهير

للحبيب عبد الله بن علوي الحداد


Ratib Al Haddad

 Moga-moga Allah merahmatinya [Rahimahu Allahu Ta’ala]

يقول القارئ: الفَاتِحَة إِلَى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا وَشَفِيعِنَا وَنَبِيِّنَا وَمَوْلانَا مُحَمَّد صلى الله عليه وسلم - الفاتحة-

Bacalah Al-Fatihah kepada ketua, penyshafaat, nabi dan penolong kita Muhammad s.a.w

1.               بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. ماَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ إِيِّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ. آمِيْنِ


1. Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.
Segala puji bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbir sekalian alam. Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Yang Menguasai hari Pembalasan (hari Akhirat). Engkaulah sahaja (Ya Allah) Yang Kami sembah, dan kepada Engkaulah sahaja kami memohon pertolongan. Tunjuklah kami jalan yang lurus. Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang yang Engkau telah murkai, dan bukan pula (jalan) orang-orang yang sesat.

Diriwayatkan oleh Abu Sa’id ibn al-Mu’lla r.a.:  “Sukakah kamu jika aku ajarkan sebuah Surah yang belum pernah diturun dahulunya, baik dalam Injil mahupun Zabur dan Taurat? Ia adalah Al-Fatihah.

Surah 15 Al-Hijr : Ayat 87: “Dan sesungguhnya Kami telah memberi kepadamu (wahai Muhammad) tujuh ayat yang diulang-ulang bacaannya dan seluruh Al-Quran yang am  at besar kemuliaan dan faedahnya.”

  2. اَللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّموَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ  وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ العَلِيُّ العَظِيْمُ.

 2. Allah, tiada Tuhan melainkan Dia, Yang Tetap hidup, Yang Kekal selama-lamanya. Yang tidak mengantuk usahkan tidur. Yang memiliki segala yang ada di langit dan di bumi. Tiada sesiapa yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya melainkan dengan izin-Nya. Yang mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari ilmu Allah melainkan apa yang Allah kehendaki. Luasnya Kursi Allah meliputi langit dan bumi; dan tiadalah menjadi keberatan kepada Allah menjaga serta memelihara keduanya. Dan Dialah Yang Maha Tinggi, lagi Maha Besar.

(Surah 2 al-Baqarah Ayat 255 Ayat-al-Kursi)

Ayatul Kursi ini mengandungi khasiat yang besar. Terdapat 99 buah hadith yang menerangkan fadhilahnya. Di antaranya ialah untuk menolak syaitan, benteng pertahanan, melapangkan fikiran dan menambahkan iman.

3.      آمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّه وَالْمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْناَ وَأَطَعْناَ غُفْراَنَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ.

 3.         Rasulullah telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang-orang yang beriman; semuanya beriman kepada Allah, dan Malaikat-malaikatNya, dan Kitab-kitabNya, dan Rasul-rasulNya. (Katakan): “Kami tidak membezakan antara seorang rasul dengan rasul-rasul yang lain".  Mereka berkata lagi: Kami dengar dan kami taat (kami pohonkan) keampunanMu wahai Tuhan kami, dan kepadaMu jualah tempat kembali”

(Surah 2: Al Baqarah Ayat 285)

Diriwayatkan daripada Abu Mas'ud al-Badri r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Dua ayat terakhir dari surah al-Baqarah, memadai kepada seseorang yang membacanya pada malam hari sebagai pelindung dirinya.

4.      لاََ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَآ إِنْ نَسِيْنَآ أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ  قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ  تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنآ أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْناَ عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.


 4.     Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. Ia mendapat pahala atas kebaikan yang diusahakannya, dan ia juga menanggung dosa atas kejahatan yang diusahakannya. (Mereka berdoa dengan berkata): "Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau mengirakan kami salah jika kami lupa atau kami tersalah. Wahai Tuhan kami ! Janganlah Engkau bebankan kepada kami bebanan yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya memikulnya. Dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir”

(Surah 2: al-Baqarah  Ayat 286)

Dari Muslim, diriwayatkan daripada Abdullah ibn Abbas r.a.: Apabila Jibril sedang duduk dengan Rasulullah s.a.w., dia mendengar bunyi pintu di atasnya. Dia mengangkat kepalanya lalu berkata: “Ini ialah bunyi sebuah pintu di syurga yang tidak pernah dibuka.” Lalu satu malaikat pun turun, dan Jibril berkata lagi, “Ia malaikat yang tidak pernah turun ke bumi” Malaikat itu memberi salam lalu berkata, “Bersyukurlah atas dua cahaya yang diberi kepadamu yang tidak pernah diberi kepada rasul-rasul sebelummu-“Fatihat al-Kitab dan ayat penghabisan Surah al-Baqarah”. Kamu akan mendapat manfaat setiap kali kamu membacanya.

5. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. (tiga x)

5. Tiada Tuhan Melainkan Allah, Yang satu dan tiada sekutu bagi- Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan, dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dia sangat berkuasa atas segala sesuatu  (3X)

  Dari Bukhari, Muslim dan Malik, diriwayatkan daripada Abu Hurairah; Rasulullah s.a.w berkata, “Sesiapa membaca ayat ini seratus kali sehari, pahalanya seperti memerdekakan sepuluh orang hamba, Seratus kebajikan dituliskan untuknya dan seratus keburukan dibuang darinya, dan menjadi benteng dari gangguan syaitan sepanjang hari.”

6. سٌبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اْللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. (tiga x)

6.                  Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Tuhan Yang Maha Besar. (3X)

  Dari Muslim, diriwayatkan oleh Samurah ibn Jundah: Rasulullah s.a.w bersabda: Zikir-zikir yang paling dekat di sisi Allah adalah empat, iaitu tasbih, takbir, tahmid dan tahlil, tidak berbeza yang mana aturannya apabila engkau berzikirullah.

7. سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحاَنَ اللهِ الْعَظِيْمِ.   (tiga x)

7.  Maha suci Allah segala puji khusus bagi-Nya, Maha suci Allah Yang Maha Agung. (3X)

  Dari Bukhari, diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a.: Rasulullah s.a.w. bersabda:  Dua zikir yang mudah di atas lidah tetapi berat pahalanya dan disukai oleh Allah ialah: 'SubhanAllah al-Azim dan 'SubhanAllah wa bihamdihi.'” 

8. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ. (tiga x)

8. Ya Allah ampunlah dosaku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. (3X)

Surah 4: An-Nisa’; Ayat 106: “Dan hendaklah engkau memohon ampun kepada Allah; kerana sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.

Sila rujuk juga Surah 11: Hud; Ayat 90

9. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ. (tiga x)

9. Ya Allah, cucurkan selawat ke atas Muhammad, Ya Allah, cucurkan selawat ke atasnya dan kesejahteraan-Mu.    (3X)

  Surah 33; Al-Ahzab, Ayat 56: Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya berselawat ke atas Nabi; wahai orang-orang yang beriman berselawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam dengan penghormatan yang sepenuhnya.

Dari Muslim, diriwayatkan daripada Abdullah bin Amr: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesiapa berselawat kepadaku sekali, Allah akan berselawat kepadanya sepuluh kali.

10. أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّاتِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ. (3X)

10.              Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya. (3X)

 Dari Abu Dawud dan Tirmidhi, Rasulullah s.a.w. bersabda:  “Sesiapa yang membaca doa ini tiga kali, tiada apa-apa malapetaka akan terjatuh atasnya.”

  11. بِسْـمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُـرُّ مَعَ اسْـمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي الْسَّمَـآءِ وَهُوَ الْسَّمِيْـعُ الْعَلِيْـمُ. (3X)

11.              Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tiada suatu pun, baik di bumi mahupun di langit dapat memberi bencana, dan Dia Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. (3X)

 Dari Ibn Hibban; Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Hamba-hamba Allah yang membaca doa ini pada waktu pagi dan petang tiga kali, tiada apa jua kesakitan akan dialaminya.”

12. رَضِيْنَـا بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِسْـلاَمِ دِيْنـًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيّـًا. (3X)

12.              Kami redha Allah sebagai Tuhan kami, Islam sebagai Agama kami dan Muhammad sebagai Nabi kami.            (3X)

  Surah 3: Ali-Imran Ayat 19: Sesungguhnya agama (yang benar dan diredai) di sisi Allah ialah Islam.

Dari Abu Daud dan Tirmidzi; Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Sesiapa membaca ayat ini di pagi dan petang hari akan masuk ke syurga.”

13. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْخَيْرُ وَالشَّـرُّ بِمَشِيْئَـةِ اللهِ. (3X)

13.              Dengan Nama Allah, segala pujian bagi-Nya, dan segala kebaikan dan kejahatan adalah kehendak Allah.             (3X)

 Diriwayatkah oleh Abu Hurairah: Rasulullah s.a.w. bersabda: Wahai Abu Hurairah, bila kamu keluar negeri untuk berniaga, bacakan ayat ini supaya ia membawa kamu ke jalan yang benar.  Dan setiap perbuatan mesti bermula dengan ‘Bismillah’ dan penutupnya ialah “Alhamdulillah”.

14. آمَنَّا بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ تُبْناَ إِلَى اللهِ باَطِناً وَظَاهِرًا. (3X)

14.              Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, dan kami bertaubat kepada Allah batin dan zahir. (3X)

 Surah at-Tahrim Ayat 8: Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kamu kepada Allah dengan “Taubat Nasuha”.

Diriwayatkan oleh Ibn Majah: Rasulullah bersabda: Orang yang bertaubat itu adalah kekasih Allah. Dan orang yang bertaubat itu ialah seumpama orang yang tiada apa-apa dosa.”

15. يَا رَبَّنَا وَاعْفُ عَنَّا وَامْحُ الَّذِيْ كَانَ مِنَّا. (3X)

15.              Ya Tuhan kami, maafkan kami dan hapuskanlah apa-apa (dosa) yang ada pada kami.      (3X)

  Dari Tirmidhi dan Ibn Majah: Rasulullah s.a.w. berada di atas mimbar dan menangis lalu beliau bersabda: Mintalah kemaafan dan kesihatan daripada Allah, sebab setelah kita yakin, tiada apa lagi yang lebih baik daripada kesihatan

Surah 4: An-Nisa’: Ayat 106: “Dan hendaklah engkau memohon keampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”

16. ياَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْراَمِ أَمِتْناَ عَلَى دِيْنِ الإِسْلاَمِ. (7X)

16.              Wahai Tuhan yang mempunyai sifat Keagungan dan sifat Pemurah, matikanlah kami dalam agama Islam . (7X)

 Sila rujuk ke no. 12. Moga-moga kita dimatikan dalam keadaan Islam.

Dan dari Tirmidhi, Rasulullah s.a.w. menyatakan di dalam sebuah hadith bahawasanya sesiapa yang berdoa dengan nama-nama Allah dan penuh keyakinan, doa itu pasti dikabulkan Allah.

17. ياَ قَوِيُّ ياَ مَتِيْـنُ  إَكْفِ شَرَّ الظَّالِمِيْـنَ. (3X)

17.              Wahai Tuhan yang Maha Kuat lagi Maha Gagah, hindarkanlah kami dari kejahatan orang-orang yang zalim. (3X)

 Seperti di atas (16); Merujuk hadith Rasulullah s.a.w, sesiapa yang tidak boleh mengalahkan musuhnya, dan mengulangi Nama ini dengan niat tidak mahu dicederakan akan bebas dari dicederakan musuhnya.

18. أَصْلَحَ اللهُ أُمُوْرَ الْمُسْلِمِيْنَ صَرَفَ اللهُ شَرَّ الْمُؤْذِيْنَ. (3X)


18.              Semoga Allah memperbaiki urusan kaum muslimim dan menghindarkan mereka dari kejahatan orang-orang yang suka menggangu.   (3X)

 Diriwayatkan oleh Abu Darda’ bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada seorang mukmin pun yang berdoa untuk kaumnya yang tidak bersamanya, melainkan akan didoakan oleh Malaikat, “Sama juga untukmu”.

19. يـَا عَلِيُّ   يـَا كَبِيْرُ      يـَا  عَلِيْمُ  يـَا قَدِيْرُ

يـَا سَمِيعُ يـَا بَصِيْرُ     يـَا لَطِيْفُ  يـَا خَبِيْرُ.    (3X)


19.              Wahai Tuhan Yang Maha Mulia, lagi Maha Besar, Yang Maha Mengetahui lagi Sentiasa Sanggup, Yang Maha Mendengar lagi Melihat. Yang Maha Lemah-Lembut lagi Maha Mengetahui            (3X)

Surah 17: Al Israil: Ayat 110: “Katakanlah (wahai Muhammad): "Serulah nama “Allah” atau “Ar-Rahman”, yang mana sahaja kamu serukan; kerana Allah mempunyai banyak nama yang baik serta mulia. Dan janganlah engkau nyaringkan bacaan doa atau sembahyangmu, juga janganlah engkau perlahankannya, dan gunakanlah sahaja satu cara yang sederhana antara itu."

20. ياَ فَارِجَ الهَمِّ يَا كَاشِفَ الغَّمِّ يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ. (3X)

20.              Wahai Tuhan yang melegakan dari dukacita, lagi melapangkan dada dari rasa sempit. Wahai Tuhan yang mengampuni dan menyayangi hamba-hamba-Nya.      (3X)

 Dari Abu Dawud, diriwayatkan daripada Anas ibn Malik: “Ketika saya bersama Rasulullah s.a.w., ada seseorang berdoa, “Ya Allah saya meminta kerana segala pujian ialah untuk-Mu dan tiada Tuhan melainkan-Mu, Kamulah yang Pemberi Rahmat dan yang Pengampun, Permulaan Dunia dan Akhirat, Maharaja Teragung, Yang Hidup dan Yang Tersendiri”.

Rasulullah s.a.w. bersabda: “Dia berdoa kepada Allah menggunakan sebaik-baik nama-nama-Nya, Allah akan memakbulkannya kerana apabila diminta dengan nama-nama-Nya Allah akan memberi.

21. أَسْتَغْفِرُ اللهَ رَبَّ الْبَرَايَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْخَطَاياَ.(4X)

21.              Aku memohon keampunan Allah Tuhan Pencipta sekalian makhluk, aku memohon keampunan Allah dari sekalian kesalahan.     (4X)

 Surah 4: An-Nisa’: Ayat 106: “Dan hendaklah engkau memohon keampunan daripada Allah; sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”

Surah 11: Hud: Ayat 90: “Dan mintalah keampunan Tuhanmu, kemudian kembalilah taat kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengasihani, lagi Maha Pengasih”

22. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ. (50X)        

22.              Tiada Tuhan Melainkan Allah  (50X)

 Komentar tentang kalimah tauhid sangat panjang. Kalimah “La ilaha illallah” ini adalah kunci syurga. Diriwayatkan oleh Abu Dzar bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Allah tidak membenarkan seseorang masuk ke neraka jikalau dia mengucapkan kalimah tauhid ini berulang-ulang kali.”

23. مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّفَ وَكَرَّمَ وَمَجَّدَ وَعَظَّمَ وَرَضِيَ اللهُ تَعاَلَى عَنْ آلِ وَأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ بِإِحْسَانٍ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَعَلَيْناَ مَعَهُمْ وَفِيْهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

23.              Muhammad Rasulullah, Allah Mencucurkan Selawat dan Kesejahteraan keatasnya dan keluarganya. Moga-moga dipermuliakan, diperbesarkan, dan diperjunjungkan kebesarannya. Serta Allah Ta'ala meredhai akan sekalian keluarga dan sahabat Rasulullah, sekalian tabi'in dan yang mengikuti mereka dengan kebaikan dari hari ini sehingga Hari Kiamat, dan semoga kita bersama mereka dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih daripada yang mengasihani.

24.                   بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَـدٌ. اَللهُ الصَّمَـدُ. لَمْ يَلِـدْ وَلَمْ يٌوْلَـدْ. وَلَمْ يَكُـنْ لَهُ كُفُـوًا أَحَـدٌ.  (3X)


24.              Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad): “Dialah Allah Yang Maha Esa; Allah Yang menjadi tumpuan segala permohonan; Ia tidak beranak, dan Ia pula tidak diperanakkan; Dan tidak ada sesiapapun yang sebanding dengan-Nya.  Surah Al-Ikhlas (3X)

Dari Imam Bukhari, diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-khudri; seseorang mendengar bacaan surah al-Ikhlas berulang-ulang di masjid. Pada keesokan paginya dia datang kepada Rasulullah s.a.w. dan sampaikan perkara itu kepadanya sebab dia menyangka bacaan itu tidak cukup dan lengkap. Rasulullah s.a.w berkata, “Demi tangan yang memegang nyawaku, surah itu seperti sepertiga al Quran!”

Dari Al-Muwatta', diriwayatkan oleh Abu Hurairah; Saya sedang berjalan dengan Rasulullah s.a.w, lalu baginda mendengar seseorang membaca surah al-Ikhlas. Baginda berkata, “Wajiblah.” Saya bertanya kepadanya, “Apa ya Rasulallah?” Baginda menjawab, “Syurga” (Wajiblah syurga bagi si pembaca itu).

25.                            بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، مِنْ شَرِّ ماَ خَلَقَ، وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ، وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَد


25.              Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad); “Aku berlindung dengan Tuhan yang menciptakan cahaya subuh, daripada kejahatan makhluk-makhluk yang Ia ciptakan; dan daripada kejahatan malam apabila ia gelap gelita; dan daripada (ahli-ahli sihir) yang menghembus pada simpulan-simpulan ikatan; dan daripada kejahatan orang yang dengki apabila ia melakukan kedengkiannya”.   Surah Al-Falaq

Diriwayatkan daripada Aisyah r.a katanya: Rasulullah s.a.w biasanya apabila ada salah seorang anggota keluarga baginda yang sakit, baginda menyemburnya dengan membaca bacaan-bacaan. Sementara itu, ketika baginda menderita sakit yang menyebabkan baginda wafat, aku juga menyemburkan baginda dan mengusap baginda dengan tangan baginda sendiri, kerana tangan baginda tentu lebih banyak berkatnya daripada tanganku.

26.                            بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ، مَلِكِ النَّاسِ، إِلَهِ النَّاسِ،  مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ، اَلَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ، مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.


26.              Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad): “Aku berlindung dengan Tuhan sekalian manusia. Yang Menguasai sekalian manusia, Tuhan yang berhak disembah oleh sekalian manusia, Dari kejahatan pembisik penghasut yang timbul tenggelam, Yang melemparkan bisikan dan hasutannya ke dalam hati manusia, dari kalangan jin dan manusia”.     Surah An-Nas

Dari Tirmidhi diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-Khudri; Nabi Muhammad s.a.w selalu meminta perlindungan daripada kejahatan jin dan perbuatan hasad manusia. Apabila surah al-falaq dan an-nas turun, baginda ketepikan yang lain dan membaca ayat-ayat ini sahaja.

27.                                          اَلْفَاتِحَةَ

 إِلَى رُوحِ سَيِّدِنَا الْفَقِيْهِ الْمُقَدَّمِ مُحَمَّد بِن عَلِيّ باَ عَلَوِي وَأُصُولِهِمْ وَفُرُوعِهِمْ وَكفَّةِ سَادَاتِنَا آلِ أَبِي عَلَوِي أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَبِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِ هِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ وَالآخِرَةِ.


27.              Bacalah Al-fatihah kepada roh Penghulu kita al-Faqih al-Muqaddam, Muhammad ibn Ali Ba’alawi, dan kepada asal-usul dan keturunannya, dan kepada semua penghulu kita dari keluarga bani ‘Alawi, moga-moga Allah tinggikan darjat mereka di syurga, dan memberi kita manfaat dengan mereka, rahsia-rahsia mereka, cahaya mereka di dalam agama, dunia dan akhirat.

28.                                          اَلْفَاتِحَةَ

إِلَى أَرْوَاحِ ساَدَاتِنَا الصُّوْفِيَّةِ أَيْنَمَا كَانُوا فِي مَشَارِقِ الأَرْضِ وَمَغَارِبِهَا وَحَلَّتْ أَرْوَاحُهُمْ - أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَبِعُلُومِهِمْ وَبِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِ هِمْ، وَيُلْحِقُنَا بِهِمْ فِي خَيْرٍ وَعَافِيَةٍ.


28.              Bacalah al-fatihah kepada roh-roh Penghulu kita Ahli Ahli Sufi, di mana saja roh mereka berada, di timur atau barat, moga moga Allah tinggikan darjat mereka di syurga, dan memberi kita manfaat dengan mereka, ilmu-ilmu mereka, rahsia-rahsia mereka, cahaya mereka, dan golongkan kami bersama mereka dalam keadaan baik dan afiah.

29.                                          اَلْفَاتِحَةَ

إِلَى رُوْحِ صاَحِبِ الرَّاتِبِ قُطْبِ الإِرْشَادِ وَغَوْثِ الْعِبَادِ وَالْبِلاَدِ الْحَبِيْبِ عَبْدِ اللهِ بِنْ عَلَوِي الْحَدَّاد وَأُصُوْلِهِ وَفُرُوْعِهِ أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّة وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ بَرَكَاتِهِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ وَالآخِرَةِ.


29.              Bacalah fatihah kepada roh Penyusun Ratib ini, Qutbil-Irshad, Penyelamat kaum dan negaranya, Al-Habib Abdullah ibn Alawi Al-Haddad, asal-usul dan keturunannya, moga moga Allah meninggikan darjat mereka di syurga, dan memberi kita manfaat dari mereka, rahsia-rahsia mereka, cahaya dan berkat mereka di dalam agama, dunia dan akhirat.

30.                                          اَلْفَاتِحَة

إِلَى كَافَّةِ عِبَادِ اللهِ الصّالِحِينَ وَالْوَالِدِيْنِ وَجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ أَنْ اللهَ يَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيَنْفَعُنَا بَأَسْرَارِهِمْ وبَرَكَاتِهِمْ


30.              Bacalah Fatihah kepada hamba hamba Allah yang soleh, ibu bapa kami, mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, moga moga Allah mengampuni mereka dan merahmati mereka dan memberi kita manfaat dengan rahsia rahsia dan barakah mereka.

31. (ويدعو القارئ):

31.              Berdoalah disini apa yang di hajati. :

اَلْحَمْدُ اللهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وأَهْلِ بَيْتِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ بِحَقِّ الْفَتِحَةِ الْمُعَظَّمَةِ وَالسَّبْعِ الْمَثَانِيْ أَنْ تَفْتَحْ لَنَا بِكُلِّ خَيْر، وَأَنْ تَتَفَضَّلَ عَلَيْنَا بِكُلِّ خَيْر، وَأَنْ تَجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْخَيْر، وَأَنْ تُعَامِلُنَا يَا مَوْلاَنَا مُعَامَلَتَكَ لأَهْلِ الْخَيْر، وَأَنْ تَحْفَظَنَا فِي أَدْيَانِنَا وَأَنْفُسِنَا وَأَوْلاَدِنَا وَأَصْحَابِنَا وَأَحْبَابِنَا مِنْ كُلِّ مِحْنَةٍ وَبُؤْسٍ وَضِيْر إِنَّكَ وَلِيٌّ كُلِّ خَيْر وَمُتَفَضَّلٌ بِكُلِّ خَيْر وَمُعْطٍ لِكُلِّ خَيْر يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن.


Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam, segala puji pujian bagi-Nya atas penambahan nikmat-Nya kepada kami, moga moga Allah mencucurkan selawat dan kesehahteraan ke atas Penghulu kami Muhammad, ahli keluarga dan sahabat-sahabat baginda. Wahai Tuhan, kami memohon dengan haq (benarnya) surah fatihah yang Agung, iaitu tujuh ayat yang selalu di ulang-ulang, bukakan untuk kami segala perkara kebaikan dan kurniakanlah kepada kami segala kebaikan, jadikanlah kami dari golongan insan yang baik; dan peliharakanlah kami Ya tuhan kami. sepertimana Kamu memelihara hamba-hambaMu yang baik, lindungilah agama kami, diri kami, anak anak kami, sahabat-sahabat kami, serta semua yang kami sayangi dari segala kesengsaraan, kesedihan, dan kemudharatan. Sesungguhnya Engkaulah Maha Pelindung dari seluruh kebaikan dan Engkaulah yang mengurniakan seluruh kebaikan dan memberi kepada sesiapa saja kebaikan dan Engkaulah yang  Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Amin Ya Rabbal Alamin.

    32. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ رِضَـاكَ وَالْجَنَّـةَ وَنَـعُوْذُ بِكَ مِنْ سَـخَطِكَ وَالنَّـارِ.    (3X)

32.              Ya Allah, sesungguhnya kami memohon keredhaan dan syurga-Mu; dan kami memohon perlindungan-Mu dari kemarahan-Mu dan api neraka.  (3X)

  Dari Tirmidhi dan Nasa’i, diriwayatkan daripada Anas ibn Malik: Rasulullah s.a.w. bersabda, “Jikalau sesiapa memohon kepada Allah untuk syurga tiga kali, Syurga akan berkata, “Ya Allah bawalah dia ke dalam syurga;” dan jikalau ia memohon perlindungan dari api neraka tiga kali, lalu neraka pun akan berkata, “Ya Allah berilah dia perlindungan dari neraka.”