Gempa bumi kuat disertai tsunami pada Jumat tak hanya  meluluhlantakkan pesisir Jepang. Menurut US Geological Survey (USGS),  gempa ini telah memindahkan pulau utama Jepang sejauh 2,4 meter dan me  mengalihkan bumi dari porosnya. 
“Pada titik ini, kita tahu bahwa salah satu stasiun GPS pindah sejauh  8 kaki (2,4 meter), dan kita telah melihat peta dari GSI (Geospatial  Information Authority) di Jepang menunjukkan pola pergeseran atas area  yang luas konsisten dengan pergeseran di daratan, “kata Kenneth Hudnut,  seorang ahli geofisika dengan US Geological Survey (USGS).
Laporan dari National Institute of Geophysics and Volcanology di  Italia memperkirakan gempa berkekuatan 8,9 pada skala Ritchter telah  menggeser bumi  pada porosnya dengan hampir 4 inci (10 cm).
Gempa, yang melanda Jumat sore di dekat pantai timur Jepang,  menewaskan ratusan orang. Air setinggi  30 kaki  menyapu sawah, menelan  seluruh kota, menyeret rumah ke jalan raya, dan melemparkan mobil dan  kapal seperti mainan. Di beberapa bagian, gelombang tinggi itu masuk  hingga sejauh 10 km ke daratan di Prefektur Miyagi di pantai timur  Jepang.
Gempa kali ini adalah yang terbesar sepanjang sejarah Jepang dengan  mengantarkan gelombang tsunami melintasi Samudera Pasifik, memicu  peringatan tsunami untuk 50 negarahingga pantai barat Kanada, Amerika  Serikat, dan Chile. Gempa memicu lebih dari 160 gempa susulan dalam 24  jam pertama – 141 berkekuatan 5,0 skala Richter atau lebih.
Gempa itu terjadi akibat kerak bumi pecah di sepanjang wilayah seluas  64 ribu km2 karena lempeng tektonik tergelincir lebih dari 18 meter,  kata Shengzao Chen, seorang ahli geofisika USGS.
Jepang terletak di sepanjang “cincin api” Pacific, area aktivitas  seismik dan vulkanik yang tinggi, yang  membentang dari Selandia Baru di  Pasifik Selatan, melalui Jepang, menyeberang ke Alaska dan ke pantai  barat Utara dan Amerika Selatan. Gempa itu “ratusan kali lebih besar”  dari gempa tahun 2010 yang melanda Haiti, kata Jim Gaherty dari  LaMont-Doherty Earth Observatory di Columbia University.
Gempa Jepang adalah kekuatan mirip dengan gempa bumi 2004 di  Indonesia yang memicu tsunami yang menewaskan lebih dari 200 ribu orang  di lebih dari selusin negara di sekitar Samudera Hindia. “Tsunami itu  dikirim kira-kira sebanding dalam hal ukuran,” kata Gaherty.
Gempa Jepang datang hanya beberapa minggu setelah gempa 6,3 SR  melanda Christchurch pada tanggal 22 Februari, menumbangkan bangunan  bersejarah dan menewaskan lebih dari 150 orang. Jangka waktu dari dua  gempa telah menimbulkan pertanyaan apakah kedua insiden terkait, tetapi  para ahli mengatakan bahwa jarak antara kedua insiden menafikannya.  “Saya akan berpikir koneksi sangat tipis,” ujar Prof Stephan Grilli,  laut profesor teknik di University of Rhode Island.
(namakugusti.wordpress.com)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.