Sudah 2 tahun belakangan ini saya semakin mendalami merek Seiko karena saya melihat ada sesuatu yang besar dibalik kesederhanaan sebuah Seiko dan produk-produknya (terutama yang high-end). Beberapa waktu lalu, para penggemar jam banyak yang mengatakan bahwa Seiko adalah ‘The sleeping giant’ karena mereka memiliki filosofi dan kemampuan teknis yang tidak kalah dengan pesaing mereka dari Swiss. Namun, Seiko kini bukan lagi sebagai ‘sleeping giant’ karena sang raksasa sudah mulai bangun dan menggeliat. Salah satu bukti bangunnya Seiko untuk tampil lebih mengglobal adalah dengan tidak lagi membatasi peredaran Grand Seiko hanya di Jepang saja, dan mulai membuka pasar untuk ke 20 wilayah lain di dunia sejak tahun 2010. Namun tidak semua model GS yang dijual di wilayah tersebut, dan untuk tipe-tipe tertentu tetap harus datang ke Jepang untuk membelinya. Dan keputusan Seiko ini sangat disambut baik oleh para penggemar jam dunia yang mengagungkan originalitas, kemampuan watchmaker yang sangat tinggi dan kemurnian sebuah desain.
Seiko berhasil menciptakan rasa penasaran tinggi dari para kolektor jam dengan produk Grand Seiko-nya. Kualitas yang tidak main-main, totally in-house movement (termasuk hairsprings), dan performance movement yang tinggi, membuat banyak pembuat jam dari Swiss yang (akhirnya) mengakui bahwa Grand Seiko adalah sebagai salah satu the best mechanical watch in the world. Salah seorang CEO produsen jam besar pernah mengatakan,”There is only one thing wrong with Grand Seiko…: The Name!”. karena nama SEIKO sudah kuat dipersepsikan sebagai pembuat produk massal dan murah untuk jam-jam quartz. Dan bagi banyak orang, masih sulit untuk menerima bahwa sebuah Grand Seiko dihargai antara US$ 4,000 sampai US$ 25,000 (GS platinum 130 anniversary).
Seiko merupakan perusahaan jam satu-satunya di dunia yang memproduksi secara masal jam tangan dengan movement Quartz, Kinetik, automatic dan Spring drive. Khusus Kinetik dan Spring drive adalah eksklusif dimiliki hanya oleh Seiko. Terkait jam mekanik, Seiko memiliki sejarah panjang sebagai penghasil jam mekanik ketika meluncurkan sebuah jam kantong untuk pertama kalinya pada tahun 1895. ‘Laurel’ adalah jam tangan Seiko pertama kali diproduksi pada tahun 1913. Banyak produsen jam Swiss yang belum memproduksi jam tangan sampai berakhirnya PD ke-1. “Laurel’ diproduksi dengan semua komponennya dibuat secara in-house oleh Seiko (saat itu bernama Seikosha). Jam tangan yang menggunakan nama Seiko baru mulai diproduksi pada tahun 1924. Pada tahun 1937, Seiko mulai ‘serius’ dengan produksi jam tangan dengan membuka sebuah pabrik baru Daini Seikosha yang secara eksklusif hanya membuat jam tangan.
Pada pertengahan tahun 50-an, keinginan Seiko untuk menjadi produsen jam mekanik kelas dunia semakin kuat. Awalnya terjadi tahun 1956, Seiko memproduksi Seiko Marvel dengan manual winding, sebagai sebuah ‘quantum leap’ dalam pembuatan high-end product bagi Seiko. Marvel dibuat dengan penuh kesungguhan yang menghasilkan sebuah jam sederhana dengan akurasi yang sangat baik. Setahun berikutnya, Seiko memproduksi Gyro Marvel yang merupakan versi automatic dari seri Marvel.
Grand Seiko pertama kali diperkenalkan ke public Tokyo pada 18 Desember 1960. GS pertama menggunakan manual winding movement cal.3180 dengan frekwensi 18,000 bph. Desainnya sederhana dan menuliskan ‘Chronometre’ pada dialnya. GS pertama ini dijual dengan harga 25,000 Yen, yang saat itu ekuivalen dengan 2 bulan gaji seorang professional lulusan Universitas. Saat itu Seiko melakukan pengujian GS sesuai dengan apa yang dilakukan oleh COSC. Beberapa tahun kemudian, Seiko menghapus tulisan ‘Chronometer’ pada dial selain karena adanya keberatan dari pihak COSC mengenai penggunaan resmi kata ‘chronometer’ tersebut, juga karena pengujian GS mereka lakukan dengan standard yang lebih tinggi dari COSC.
Grand Seiko diproduksi oleh pabrik Morioka Seiko Instruments Inc (MSI) yang berada di sebuah kota bernama Shizuku-Ishi. Dalam pabrik MSI ini terdapat sebuah kelompok elit yang bernama Shizuku-Ishi Watch Studio. Kelompok ini beranggotakan 60 watchmaker dan teknisi paling handal dan berpengaruh di Seiko yang masih memproduksi jam dengan cara-cara tradisional. Bahkan untuk memoles jam masih menggunakan prinsip Zaratsu, yaitu prinsip memoles pedang Samurai secara manual dan berulang-ulang yang sudah berusia ribuan tahun. Di dalam pabrik inilah para teknisi Seiko mendesain, membuat parts dan melakukan assembling dengan cara manual satu-per-satu produk-produk high end Seiko. Dalam ruangan kerja kelompok ini, masing-masing watchmaker memiliki seperangkat meja kerja yang dibuat customized sesuai dengan ukuran tubuh mereka. Hal ini dilakukan agar para watchmaker bisa bekerja secara maksimal dalam kondisi yang membuat mereka sangat nyaman. Meja kerja mereka dibuat secara khusus oleh pembuat furniture tradisional Iwayado Tansu dari kayu yang hanya bisa diperoleh dan merupakan ciri khas daerah setempat.
Pada pertengahan tahun 50-an, keinginan Seiko untuk menjadi produsen jam mekanik kelas dunia semakin kuat. Awalnya terjadi tahun 1956, Seiko memproduksi Seiko Marvel dengan manual winding, sebagai sebuah ‘quantum leap’ dalam pembuatan high-end product bagi Seiko. Marvel dibuat dengan penuh kesungguhan yang menghasilkan sebuah jam sederhana dengan akurasi yang sangat baik. Setahun berikutnya, Seiko memproduksi Gyro Marvel yang merupakan versi automatic dari seri Marvel.
Dengan keberhasilan ini, Seiko semakin terpacu untuk memproduksi sebuah jam yang memiliki performance yang bisa mendekati atau bahkan mengalahkan jam-jam high end produksi Swiss. Untuk tujuan itu, Seiko mengumpulkan watchmaker terbaiknya dalam sebuah tim yang bertujuan untuk membuat sebuah jam yang mereka sebut sebagai ‘The ideal watch’. Tujuan tim ini adalah membuat jam yang paling akurat, tangguh, bernilai estetika tinggi, sekaligus paling nyaman dikenakan. Dan mereka menamakannya ‘The Grand Seiko’. Semua watchmaker dalam Tim tersebut punya keinginan dan ambisi yang sama dalam hal performance yaitu melewati (lebih baik) dari standar akurasi Chronometre yang dipatok oleh COSC di Swiss!.
Grand Seiko pertama kali diperkenalkan ke public Tokyo pada 18 Desember 1960. GS pertama menggunakan manual winding movement cal.3180 dengan frekwensi 18,000 bph. Desainnya sederhana dan menuliskan ‘Chronometre’ pada dialnya. GS pertama ini dijual dengan harga 25,000 Yen, yang saat itu ekuivalen dengan 2 bulan gaji seorang professional lulusan Universitas. Saat itu Seiko melakukan pengujian GS sesuai dengan apa yang dilakukan oleh COSC. Beberapa tahun kemudian, Seiko menghapus tulisan ‘Chronometer’ pada dial selain karena adanya keberatan dari pihak COSC mengenai penggunaan resmi kata ‘chronometer’ tersebut, juga karena pengujian GS mereka lakukan dengan standard yang lebih tinggi dari COSC.
Seiko memproduksi GS untuk periode awal dari tahun 1960 – 1975. Produksi dihentikan karena Grand Seiko terkena dampak dari revolusi jam quartz yang menyebabkan penurunan drastis akan permintaan jam-jam mekanik. Kekosongan ini berlanjut sampai lebih dari 15 tahun kemudian. Pada tahun 1988, Seiko juga memproduksi Grand Seiko dengan menggunakan quartz movement. Akhirnya, pada tahun 1991 Seiko memutuskan untuk kembali memproduksi lagi jam-jam mekanik untuk kategori high-end. Tahun 1998 Seiko meluncurkan GS yang disebut sebagai periode ke-2 dengan menggunakan movement generasi terbaru seri cal.9S5, yang dibuat khusus untuk GS dan merupakan ‘the flagship of Seiko’..
Grand Seiko diproduksi oleh pabrik Morioka Seiko Instruments Inc (MSI) yang berada di sebuah kota bernama Shizuku-Ishi. Dalam pabrik MSI ini terdapat sebuah kelompok elit yang bernama Shizuku-Ishi Watch Studio. Kelompok ini beranggotakan 60 watchmaker dan teknisi paling handal dan berpengaruh di Seiko yang masih memproduksi jam dengan cara-cara tradisional. Bahkan untuk memoles jam masih menggunakan prinsip Zaratsu, yaitu prinsip memoles pedang Samurai secara manual dan berulang-ulang yang sudah berusia ribuan tahun. Di dalam pabrik inilah para teknisi Seiko mendesain, membuat parts dan melakukan assembling dengan cara manual satu-per-satu produk-produk high end Seiko. Dalam ruangan kerja kelompok ini, masing-masing watchmaker memiliki seperangkat meja kerja yang dibuat customized sesuai dengan ukuran tubuh mereka. Hal ini dilakukan agar para watchmaker bisa bekerja secara maksimal dalam kondisi yang membuat mereka sangat nyaman. Meja kerja mereka dibuat secara khusus oleh pembuat furniture tradisional Iwayado Tansu dari kayu yang hanya bisa diperoleh dan merupakan ciri khas daerah setempat.
Pembuatan sebuah Grand Seiko membutuhkan lebih dari 1000 jam untuk pengujian dan inspeksi. Seiko melakukan pengujian lebih ketat dan tinggi daripada COSC Swiss. Contohnya adalah dari periode pengujian yang membutuhkan waktu 17 hari, COSC melakukannya selama 15 hari. Posisi jam yang diuji oleh Seiko adalah 6 posisi, sedangkan COSC 5 posisi dan rata-rata harian akurasi sebuah Grand Seiko adalah -3 s/d +5 detik per hari, sedangkan COSC mempunyai standard -4 s/d +6 per hari.
Melihat keseriusan Seiko dalam memproduksi seri high-end mereka, tidak heran kalau mulai banyak kolektor jam yang mulai melirik Grand Seiko sebagai salah satu koleksi mereka. Dalam sebuah majalah pernah dituliskan, ada seorang CEO sebuah brand besar (namanya dirahasiakan) mengatakan bahwa dia memiliki Grand Seiko untuk dia koleksi karena kualitasnya bisa melebihi kualitas jam Swiss. Dia kemudian mengatakan “Seiko makes the best mechanical watch in the world. I hate to say it, but it’s TRUE!’..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.