Dengan propaganda semacam itu dan sebangsanya Quraisy memerangi Muhammad lagi dengan harapan akan lebih ampuh daripada gangguan yang dialaminya dan siksaan yang dialami pengikut-pengikutnya. Akan tetapi kuatnya kebenaran dalam bentuk yang jelas dan sederhana yang dilukiskan melalui ucapan Muhammad, lebih tinggi dari yang mereka katakan. Makin sehari makin tersebar juga itu di kalangan orang-orang Arab. Tufail b. 'Amr ad-Dausi, seorang bangsawan dan penyair cendikiawan, ketika datang di Mekah segera dihubungi oleh Quraisy dengan memperingatkannya dari Muhammad dan kata-katanya yang mempesonakan itu, yang hendak memecah-belah orang dengan keluarganya, bahkan dengan dirinya sendiri. Mereka kuatir kalau peristiwa seperti Mekah itu akan menimpa mereka juga. Jadi sebaiknya jangan mengajak dan jangan mendengarkan dia bicara.
Hari itu Tufail pergi ke Ka'bah. Muhammad sedang di sana. Ketika ia mendengarkan kata-kata Muhammad, ternyata itu kata-kata yang baik sekali. "Biar aku mati, aku seorang cendekiawan, penyair," katanya dalam hati. "Aku dapat mengenal mana yang baik dan mana pula yang buruk. Apa salahnya kalau aku mendengarkan sendiri apa yang akan dikatakan orang itu! Jika ternyata baik akan kuterima, kalau buruk akan kutinggalkan."
Diikutinya Muhammad sampai di rumah. Lalu dikatakannya apa yang terlintas dalam hatinya itu. Muhammad menawarkan Islam kepadanya dan dibacakannya ayat-ayat Quran. Laki-laki itu segera menerima Islam dan dinyatakannya kebenaran itu dengan mengucapkan kalimat Syahadat.
Bilamana kemudian ia kembali lagi kepada masyarakatnya sendiri diajaknya mereka itu menerima Islam. Merekapun ada yang segera menerima, tapi ada juga yang masih lambat-lambat. Dalam pada itu, beberapa tahun berikutnya sebagian besar mereka sudah pula menerima Islam. Setelah pembebasan Mekah dan sesudah susunan politik dengan bentuk tertentu sudah mulai terarah, merekapun menggabungkan diri kepada Nabi.
Hari itu Tufail pergi ke Ka'bah. Muhammad sedang di sana. Ketika ia mendengarkan kata-kata Muhammad, ternyata itu kata-kata yang baik sekali. "Biar aku mati, aku seorang cendekiawan, penyair," katanya dalam hati. "Aku dapat mengenal mana yang baik dan mana pula yang buruk. Apa salahnya kalau aku mendengarkan sendiri apa yang akan dikatakan orang itu! Jika ternyata baik akan kuterima, kalau buruk akan kutinggalkan."
Diikutinya Muhammad sampai di rumah. Lalu dikatakannya apa yang terlintas dalam hatinya itu. Muhammad menawarkan Islam kepadanya dan dibacakannya ayat-ayat Quran. Laki-laki itu segera menerima Islam dan dinyatakannya kebenaran itu dengan mengucapkan kalimat Syahadat.
Bilamana kemudian ia kembali lagi kepada masyarakatnya sendiri diajaknya mereka itu menerima Islam. Merekapun ada yang segera menerima, tapi ada juga yang masih lambat-lambat. Dalam pada itu, beberapa tahun berikutnya sebagian besar mereka sudah pula menerima Islam. Setelah pembebasan Mekah dan sesudah susunan politik dengan bentuk tertentu sudah mulai terarah, merekapun menggabungkan diri kepada Nabi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.