Rabu, 21 September 2011

Bisnis Teknologi Informasi

Memenangkan Bisnis Dengan Teknologi Informasi (TI) - terus terang harus saya akui sangat baik. Tiga (3) komponen utama TI: Computer, Communication & Content (3C) dibahas secara menarik khususnya sisi Content-nya. Issue utama TI di dunia bisnis, yaitu: Sumber Daya Manusia (SDM), Electronic Data Interchage (EDI) & Security - telah dibahas secara mendetail dari sisi SDM, dua sisi lainnya dari bidang teknologi yaitu EDI & Security belum dibahas secara mendalam.
Coba sejenak melihat negara tetangga & melakukan refleksi ke negara kita Indonesia. SWA secara tepat menggunakan Singapura & bisa kita baca usaha revolusioner National Computer Board (NCB) Singapura di http://www.ncb.gov.sg. Visi IT2000 untuk menunjang NII berhasil di implementasikan NCB. Di Asia Pasifik (sekitar 60 negara), saat ini 14 negara Asia Pasifik menggunakan TI secara intensif di dunia Bisnis - pemerintah mereka memotori pembangunan TI dinegaranya. Contoh apa yang diperoleh? umumnya 30% ekspor negara tersebut berupa TI (Indonesia masih dibawah 5%). Proses perdagangan / ekspor / import dapat dilakukan dalam orde beberapa menit - ditunjang Trade-Net yang mengkaitkan bea-cukai, pajak, operator pelabuhan, importir / eksportir, Bank, Transport, Wholesalers, Shipping Agent, Air Cargo, Carriers - hal ini telah berhasil diimplementasikan dengan baik di Singapura, Australia, Jepang dll. Menyusul Thailand & Malaysia. Saat ini, Indonesia masih membutuhkan beberapa hari / minggu untuk melakukan proses dagang / ekspor / import ini. Beberapa perusahaan dinegara maju bahkan akan mengesampingkan pemasok yang tidak mampu menggunakan EDI dalam transaksi yang dilakukan.
Apa kunci dibalik keberhasilan mereka sebagai World Class Provider & IT exploiter? ada empat (4) kunci utama, yaitu: IT Manpower (SDM), IT Culture, Information Communication Infrastructure, Climate for Creativity & Enterpreneurship yang dikoordinasi untuk bekerjasama untuk menunjang Industri TI & Aplikasi TI. Indonesia (Bappenas) mungkin perlu membentuk semacam National Computer Board (NCB) khususnya untuk komputerisasi di pemerintahan yang saat ini sifatnya sangat sektoral. Walaupun berbagai instansi & swasta banyak menggunakan database, Indonesia belum mempunyai standar EDI untuk transaksi antar database maupun untuk Trade. Tampaknya EDI Council yang terdiri dari berbagai pihak & pakar TI di Indonesia akan sangat strategis. Kegagalan dalam implementasi EDI akan mengakibatkan kegagalan Indonesia untuk melakukan otomatisasi bisnis yang ada; mengakibatkan kita akan tertinggal jauh di era GATT, AFTA & APEC mendatang. KADIN & lembaga bisnis perlu bekerjasama lebih erat dengan badan teknologi TI di Indonesia untuk mengantisipasi kecepatan perkembangan TI khususnya untuk EDI & Security.
Dari sisi sarana komunikasi, backbone data nasional akan menjadi strategis. ISDN  (PT. Telkom) sementara ini akan diimplementasi hanya di Jakarta & rencananya di 3 kota lainnya; Frame Relay (2Mbps) di 17 Kota rencananya akan dipasang oleh PT. Lintas Arta; sedang di daerah kita akan sangat tergantung pada teknologi komunikasi satelit. Harga sewa yang di-quote SWA masih terlalu tinggi, paling tidak tahun 1996 ini harga sewa VSAT TDMA 64Kbps US$1400-1500 /port/bulan dengan Unbalance Inbound-Outbound untuk typical Internet traffic. Untuk direct akses ke Internet, Singapore Telecom menawarkan US$5890 /port/bulan untuk 64Kbps bisa melalui satelit - hal ini merupakan tantangan terberat bagi industri jasa telekomunikasi di Indonesia; jika Singtel diijinkan masuk ke Indonesia.
Kunci keberhasilan Indonesia akan sangat tergantung pada SDM kita. Saat ini pengguna Internet di Indonesia masih sekitar 15-20.000 orang. Akses ke Internet & TI akan sangat strategis bagi pembangunan SDM. Bayangkan lima (5) juta saluran telepon dalam Repelita ini - kalau saja satu kabel diberikan kepada setiap Universitas Negeri (70 buah total) kita akan memperoleh SDM handal TI sebesar 1,5 juta dalam sekejap. Belum lagi kalau 1500 perguruan tinggi swasta disambungkan - kita akan melihat pesimistik 7 juta pengguna. Tidak banyak sebetulnya investasi yang dibutuhkan untuk membantu Universitas - akan tetapi efeknya akan sangat strategis bagi dunia usaha Indonesia untuk berkompetisi dimasa mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.